Skip to main content

Orang-orang yang Dipanggil

"... Kalau begitu, dapat disimpulkan bahwa Kekaisaran Vysus memiliki campur tangan pada kasus pembunuhan Pope sebelumnya?"

"Dapat dipastikan demikian... Namun kita sama sekali tidak mempunyai bukti valid terkait hal itu.... Kemungkinan besar mereka akan membantahnya..."

Permata Pemanggilan itu diletakan di dalam ruang Harta dan dijaga dengan ketat di bawah pengawasan Pope. Dan salah satu harta yang di ambil dari ruang harta itu ternyata adalah Permata Pemanggilan itu. Setelah mengetahui bahwa benar adanya sosok Hero seperti Yuuya yang telah di panggil ke dunia ini membuat Cain memasang ekspresi marah di balik topengnya itu.

"Dan sebenarnya saya juga menerima surat dari Bishop yang bertugas di Kekaisaran Vysus bahwa ada empat orang yang telah di panggil, termasuk sosok Hero itu... Karena salah satu dari mereka tidak memiliki kemampuan untuk bertarung maka ia hanya bersiaga di dalam Istana sementara ketiga orang lainnya menuju ke medan perang... Kelihatannya Bishop di sana juga sudah menyampaikan protes keberatan mereka terkait penggunaan Permata Pemanggilan yang merupakan harta paling berharga miliki Kerajaan Marineford ini..... Namun tampaknya pihak kekaisaran sama sekali tidak menggubris dan mengklaim bahwa Permata itu mereka dapatkan dengan jerih payah mereka sendiri..."

(Jangan-jangan ada orang Jepang seperti Yuuya-san dipanggil kemari...)

"Bagaimana perawakan orang-orang yang dipanggil itu??"

"Informasi yang kami dapatkan tidak sampai sedetail itu.. namun aku dengar rambutnya hitam atau coklat, dan mereka semua bermata hitam... Terdiri dari dua pasang pria wanita yang berusia remaja..."

(Sepertinya besar kemungkinan mereka adalah orang Jepang.. Kuharap aku bisa satu pemikiran dengan mereka...)

Di kehidupan sebelumnya Cain juga merupakan orang Jepang. Meskipun Cain sedikit merindukan hal ini, namun sulit dipercaya bahwa sebagai sesama orang Jepang, mereka akan terjun ke medan perang. Meskipun lawannya adalah ras Beastmen, namun ras ini masih dapat saling berkomunikasi.

Walaupun Cain sendiri sudah memiliki pengalaman dalam membunuh orang, namun untuk melakukan itu butuh tekad yang besar. Terlebih keberadaan anak di bawah umur yang sama sekali belum dewasa di medan perang adalah suatu kesalahan.

"Terima kasih atas informasinya.... Saat ini seorang utusan dari Beast Kingdom Kermes datang ke Kerajaan Esfort untuk meminta bantuan.... Dan kerajaan kami berencana untuk memberikan beberapa dukungan... Jika memungkinkan aku ingin beberapa orang dari Marineford yang mahir dalam sihir pemulihan untuk ikut serta...."

Pope Denter pun mengangguk menyetujui permintaan Cain.

"Kami sudah mempersiapkan hal itu.... Kerajaan kami juga memiliki beberapa kapal, dan kami berniat mengirimkan banyak orang yang mahir dalam sihir pemulihan..."

"Terima kasih.. Kalau begitu, aku akan segera kembali ke Kerajaanku dan membuat persiapan.... Sampai ju--"

"Cain-sama!"

Hinata langsung memeluk Cain seolah ia ingin menghalangi perkataan Cain selanjutnya. Dengan telinga memerah yang dilekatkan pada dada Cain, wajah cantik Hinata mendongak ke atas.

Dengan posisinya sebagai seorang Saint, gadis itu tidak bisa seenaknya saja pergi keluar negeri dan ini membuatnya sulit untuk menemui Cain. Oleh karenanya, gadis itu sangat menghargai dan menantikan saat-saat seperti ini.

"Umu.. Karena saya masih banyak kesibukan, izinkan saya untuk undur diri.... Saya tidak keberatan jika Anda masih ingin menggunakan ruangan ini... kalau begitu, Cain-sama, saya permisi...."

Sambil mengacungkan ibu jarinya, Pope Denter meninggalkan ruangan itu lengkap dengan senyum penuh diwajahnya. Sedangkan Hinata sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan melepaskan Cain. Cain pun mengusap lembut kepala Hinata yang menempel di dadanya.

"Hinata, maaf ya karena aku tidak terlalu sering mengunjungimu.... Aku akan datang lagi nanti jika aku berhasil menghentikan perang ini... Nanti aku akan menemanimu jalan-jalan di Drintle..."

"Benarkah....?"

"Ya, tentu saja... Bagaimana kalau kita pergi berdua saja?"

"Ya, Boleh... Berdua saja ya.."

Cain mengerti kebaikan Hinata ketika gadis itu datang mengunjungi Drintle. Meskipun Cain sudah memiliki beberapa tunangan, ia sama sekali tidak berniat untuk mengabaikan Hinata. Peristiwa ini adalah hal yang sangat sulit untuk dibayangkan bagi dirinya di kehidupan sebelumnya. Namun di kehidupan ini, Poligami adalah sesuatu yang normal. Meskipun tak ada satu pun orang yang akan menganggap pertunangan Cain adalah hal normal jika melihat siapa saja kandidatnya.

Setelah beberapa saat mereka berdua duduk berdampingan dan berbincang, Cain pun memutuskan untuk kembali ke Kerajaannya.

"Kalau begitu, sampai jumpa..."

"Ya... Berhati-hatilah... Meskipun kamu adalah utusan dewa, mungkin kamu akan terluka... Karena lawannya adalah Hero.."

"Ya.. Akan jadi masalah kalau mereka itu sekuat Yuuya-san... tapi aku yakin semua akan baik-baik saja... Setelah semuanya selesai, aku akan datang lagi kemari untuk menemuimu...."

Cain pun berdiri dan langsung berteleport. Seketika pemandangan sekitar berubah menjadi berada di dalam ruang kerjanya di kota Drintle. Ia pun duduk dan bersandar di kursinya, dan tak lama kemudian terdengar suara pintu diketuk.

"Cain-sama, apa Anda sudah kembali..."

Darmeshia segera masuk ke dalam ruangan itu setelah diizinkan. Sempat terlintas dalam benak Cain rasa penasaran apakah pelayannya itu selalu mengawasi ruangan ini, namun ia segera menepiskan hal itu dan membahas masalah utama.

"Darmeshia, aku akan pergi ke Beast Kingdom Kermes... Sepertinya kekaisaran Vysus telah melakukan invasi kesana... Karena itu ada beberapa hal yang aku ingin kau laukan--"

Cain meminta Darmeshia untuk mencari tahu tentang para pahlawan yang dipanggil ke Kekaisaran Vysus serta tata letak istana Kekaisaran Vysus dan Kerajaan Kermes.

"Kalau soal itu serahkan saja pada saya.... Namun karena saya tidak mengetahui lokasi pasti kedua tempat tersebut, mohon beri saya waktu..... Saya akan segera memerintahkan para bawahan saya ke sana..."

"Ya.. Andai saja aku bisa terbang ke sana.... tapi karena aku akan naik kapal bersama yang lainnya, jadi aku punya cukup banyak waktu untuk menunggu... Jadi tolong ya..."

Tak ada satu pun orang yang lebih cocok dari Darmesia untuk urusan intelijen dan mata-mata dengan kemampuan khususnya sebagai pengguna serangga itu. Para serangga bawahannya itu akan mengumpulkan informasi dari berbagai tempat dan membagi informasi itu kepada Darmeshia. Ini adalah teknik yang sangat berguna di sebuah dunia yang tidak terlalu menganggap pusing jika ada serangga yang masuk ke rumah mereka.

Dan beberapa hari kemudian, tibalah saatnya keberangkatan menuju ke Beast Kingdom Kermes.