Skip to main content

Pertunjukan Sang Dewa

Di tengah perjalanan ke garis depan, Cain dan tim medis dari kerajaan Esfort merawat orang-orang yang terluka di setiap desa yang dilewati.

Prajurit yang kehilangan anggota tubuhnya dan yang tidak dapat bertarung lagi diminta untuk mundur dan memulihkan diri di desa terdekat.

Karena sebagian besar luka ringan dapat diatasi oleh tim medis yang lain, karenanya Cain hanya menangani mereka yang terluka parah.

Bukannya menyembunyikan kekuatannya, ia justru melontarkan [Extra Heal] berkali-kali untuk menyembuhkan mereka yang terluka.

Karena itu, orang-orang yang melihat aktivitas Cain ini, mulai memuja dirinya seolah melihat dewa. Dan ketika rombongan pergi, mereka melepas kepergian mereka dengan megah.

"Sudah kuduga akan begini jadinya..."

Gumam Cain, sosok yang telah menggunakan sihir pemulihan tanpa pertimbangan itu.

Dari sudut pandang para Beastmen yang tidak dapat menggunakan sihir, sangatlah sulit untuk percaya bahwa tangan mereka yang sudah hilang dapat kembali pulih sepenuhnya.

Namun, kini mereka berkali-kali menyaksikan semua luka itu dipulihkan oleh seorang pemuda. Maka itu adalah respons yang wajar.

"Cain, hebat!! Masa tangannya tumbuh lagi!!"

Dengan penuh suka cita Mel menempel pada Cain. Seakan tidak memiliki harga diri sebagai seorang putri Kerajaan Kermes, gadis itu tak pernah jauh dari Cain selama melakukan perawatan.

"Sihir pemulihan itu memang luar biasa ya.... Aku tidak akan percaya hal seperti ini sebelum menyaksikannya sendiri..."

Bahkan Randal, yang sedang duduk pun terkagum-kagum.

Pada kenyataannya, yang mampu menggunakan sihir semacam itu hanyalah orang setingkat Bishop. Bahkan itu pun terbatas untuk maksimal tiga orang target per harinya.

Semua kejadian ini hanya bisa terjadi karena kapasitas sihir Cain yang tidak terbatas.

Pada awalnya, rombongan dari Kerajaan Esfort sempat mengingatkan untuk menahan diri, namun Cain menegaskan bahwa dirinya tidak bisa membiarkan orang di hadapannya memiliki luka yang membatasi hidup orang tersebut.

Setelah mendengar itu, tak ada satu pun orang yang dapat membantah pernyataan dari seorang Margrave yang juga termasuk bangsawan senior.

Kemudian, setelah kembali pulih, para prajurit pun segera kembali menuju ke garis depan. Sambil menyampaikan pesan ke setiap desa yang mereka lalui.

"Dewa Penyembuh akan datang, tunggulah", begitu pesan mereka. 

Oleh karena itu, Cain tidak bisa berhenti begitu saja, dan terus melontarkan sihir pemulihan sekuat tenaga.

Setelah sekitar dua minggu melintasi beberapa desa, rombongan mereka pun tiba di garis depan.

Awalnya mereka berencana untuk sampai dalam satu minggu, namun karena terlalu banyak yang terlalu banyak yang terluka, mereka tidak punya pilihan lain selain merawat semua orang yang terluka di setiap desa.

Akan tetapi, rombongan pengguna sihir pemulihan dari Kerajaan Esfort pun turut senang akan hal ini.

"Aku tidak menyangka level sihir pemulihan semuanya akan ikut meningkat... malah ada yang dapat divine protection..."

Anggota rombongan itu senang karena level sihir cahaya mereka meningkat, serta level [God of Life Protection] mereka juga meningkat...

Selain itu, mereka kapasitas sihir mereka juga meningkat karena telah menggunakan sihir berkali-kali.

Cain pun menghela nafas lelah karena ia tahu pasti para Dewa sedang menyaksikan hal ini.

"Itu sama saja dengan latihan... Kita harus melakukannya berkali-kali agar bisa menjadi lebih kuat... Sama saja dengan melatih otot..."

Randal dan para beastmen lain meningkatkan level mereka dengan latihan fisik dan berburu.

Karena itu, mereka dapat memahaminya.

Ketika Cain dan rombongan mulai dapat melihat benteng yang menandai garis depan peperangan, terhamparlah di hadapan mereka makam yang tak terhitung lagi jumlahnya.

Makam sederhana dengan dahan pohon dibentuk salib, dan diletakan di atas gundukan kecil terbentang di kedua sisi jalan.

Semua orang pun simpatik menyaksikan pemandangan ini.

"Jumlah ini..."

Nyawa-nyawa yang melayang akibat invasi Kekaisaran Vysus.

Mel pun berusaha menahan mulutnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tak akan kumaafkan... Kekaisaran keparat..."

Randal mengatakan itu dengan kesal sambil mengepalkan tinjunya dengan erat.

Cain juga merasa tak akan memaafkan para orang panggilan yang menjadi penyebab utama pemandangan ini.

Kemungkinan mereka tidak memiliki hubungan dengan Jepang. Rasanya tidak mungkin bagi orang Jepang normal untuk melakukan hal semacam ini.

"Pokoknya, ayo cepat... Mungkin saja masih ada yang bisa terselamatkan..."

Tim medis yang tengah dalam suasana suram ini pun bergegas untuk mencapai benteng.

Setelah menurunkan barang bawaan di tempat yang disediakan, Cain dan beberapa orang perwakilan berencana untuk mengadakan pertemuan dengan penanggung jawab di benteng ini.

Setelah mengatur pembagian potion yang ia keluarkan dari Item Box miliknya, Cain dan yang lainnya di pandu ke satu ruang pertemuan oleh salah seorang prajurit.

Di ruangan itu, sudah ada sosok Beastmen dari ras Singa sama seperti Mel tengah duduk.

Dia memiliki tubuh yang lebih baik dari Randal, namun seluruh tubuhnya di balut dengan perban. Mungkin karena terlalu parah, dapat terlihat bekas darah merembes dari sela-sela perban itu.

Cain pun diminta untuk duduk.

Pertemuan diawali dengan sambutan dari pria berbalut perban tersebut.

"Maaf meminta kalian untuk datang ke garis depan begini... Selain itu, aku mendapat laporan bahwa prajurit yang ada di desa-desa telah pulih dan mereka dengan suka cita meminta untuk segera bergabung kembali di garis depan... Aku benar-benar mengucapkan rasa syukurku kepada kalian karena telah mau membantu kami para Beastmen..."

Pria berwajah singa itu menundukkan kepalanya dihadapan Cain.

"Paman Jil..!!"

Mel meninggikan suaranya, namun seolah baru teringat akan keberadaan gadis itu, si pria singa menepuk tangan.

“Lama tidak bertemu, Putri Mel... Oh iya, aku belum memperkenalkan diri ya... AKu Jil, orang yang memimpin garis depan... Kerabat dekat Putri Mel.."

"Senang bertemu denganmu, saya Cain von Silford Drintle dari Kerajaan Esfort, sebelum kita berbincang lebih jauh, mohon izin untuk menyembuhkan Anda terlebih dahulu..."

Cain mengarahkan tangan kanannya kepada Jil dan melontarkan sihir pemulihan miliknya.

Segera seketika muncul cahaya menyelimuti Jill lalu kemudian perlahan menghilang.

"Kurasa sudah tidak ada masalah..."

Setelah mendengar kata-kata Cain, Jil pun mulai membuka perbannya seakan rasa sakit sudah menghilang.

Dan ia pun terbelalak melihat luka-lukanya yang telah sirna. Kemudian, setelah memastikan kondisi tubuhnya sendiri, pria itu pun kembali menundukkan kepalanya di hadapan Cain.