Skip to main content

Utusan Dewa?

"Sulit dipercaya... Aku tidak menyangka akan pulih sampai sejauh ini.... Izinkan aku untuk berterima kasih sekali lagi..."

Melihat Jil menundukkan kepalanya, Cain pun bergegas untuk meminta pria itu untuk mengangkatnya.

"Tidak perlu, kami memang datang ke tempat ini untuk merawat mereka yang terluka... Andai saja kami bisa datang lebih cepat..."

Cain melirik ke arah makam di luar jendela. Jika Cain berdiri di garis depan, ia tidak mungkin akan kalah.

Namun, Cain adalah bangsawan dari negara lain dan juga tidak memenuhi syarat untuk dapat berdiri di garis depan peperangan.

Ia tidak punya pilihan lain selain tetap membantu dengan keterbatasannya itu.

"Meski begitu, tak dapat terelakkan bahwa berkat Cain-dono, mereka yang telah terluka parah dapat kembali berdiri di garis depan... Dengan ini, kami dapat kembali membela tanah air kami... Semuanya sangat bersyukur dengan kenyataan tersebut... Untuk sementara ini, silakan bersantai... lagi pula saat ini serangan dari kekaisaran sudah sedikit mereda...."

"Tidak, untuk saat ini, saya ingin membantu sebanyak-banyaknya baru kemudian beristirahat..."

Pada kenyataannya, disaat Cain sedang berbincang seperti ini, tim medis lainnya sedang mengitari setiap sudut sambil merapalkan sihir pemulihan.

Sambil memulihkan sesekali memulihkan MP mereka dengan potion yang dibagikan Cain, mereka menjalankan misi yang mereka emban dari Kerajaan Esfort untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa.

Cain yang telah menjanjikan untuk makan malam bersama itu pun berusaha membantu tim medis lain untuk dapat menyembuhkan semua yang terluka hari ini juga.

Mel yang mengikuti Cain dari belakang pun hanya bisa mengertakkan gigi tak berdaya melihat sihir pemulihan yang dilontarkan oleh Cain dan rombongan dari Kerajaan Esfort.

"Andai saja aku punya kekuatan lebih banyak..."

Hanya gumaman itu yang bisa ia lakukan. Bahkan ayahnya, sang raja para beastmen melarang dirinya untuk berdiri di garis depan. Kali ini saja, ia hanya diizinkan jika Cain bersamanya. dan tidak diperbolehkan untuk turun ke dalam peperangan.

Jika tidak ada Cain, Mel dan Randal bahkan tidak dapat menginjakkan kakinya di tempat ini.

Setelah memberikan kata-kata hiburan kepada mereka yang telah selesai disembuhkan, Cain meminta mereka untuk beristirahat di penginapan. Kemudian dirinya memutuskan untuk melihat kondisi benteng yang melindungi garis depan peperangan sendirian.

Tinggi benteng itu sekitar lima meter, dan di beberapa bagian sudah rusak karena menahan pertempuran yang tak terhitung jumlahnya.  Tidak aneh jika benteng itu runtuh kapan saja.

Meskipun begitu, orang-orang tanpa lelah berusaha memperbaikinya.

Dan ada juga beberapa penjaga yang mengawasi pasukan Kekaisaran Vysus dari atas benteng.

"Selama aku tidak ikut bertempur tidak masalah kan ya? Lagi pula pemulihan itu juga bisa untuk bangunan kan bukan cuma manusia?"

Cain pun menghampiri salah seorang prajurit.

"Apa boleh aku ikut memperbaiki dinding ini?"

"Saya tidak bisa memutuskannya... saya akan minta izin terlebih dahulu..."

Seketika tentara itu pun pergi. Sekitar 10 menit kemudian, Jil yang mendengar laporan itu pun datang ke benteng.

"Cain-dono, kudengar Anda mau memperbaiki benteng??"

"Ya, karena aku juga bisa menggunakan sihir tanah, jadi mungkin aku bisa sedikit membantu... Lagipula aku sudah selesai merawat semua yang terluka..."

"Cain-dono memang serba bisa ya... Kami para beastmen ini pada dasarnya hanya menggunakan peningkatan fisik, jadi mengira selain itu tidak dibutuhkan...."

"Kalau begitu langsung saja aku mulai ya..."

Setelah meminta Jil untuk memerintahkan para penjaga yang ada di atas benteng untuk turun, dan memastikan tak ada lagi orang di atas, Cain pun menjulurkan tangannya ke dinding benteng.

"[Repair]"

Ketika Cain merapalkan mantranya, seketika itu pula benteng yang telah bobrok itu pun diselimuti oleh cahaya. Lalu setelah cahaya itu perlahan-lahan menghilang, dinding benteng itu telah benar-benar kembali baru. Tak akan ada yang percaya jika ternyata itu adalah dinding yang telah berusia puluhan tahun.

"...."

Ketika menyaksikan hal ini, para prajurit beastmen tak dapat berkata apa-apa dan hanya bisa menganga dengan mata terbelalak.

Tak ada di antara mereka yang akan mengira dinding yang bahkan bisa runtuh kapan saja itu dapat terlihat seperti baru lagi.

Akan tetapi, Cain tidak berhenti sampai di situ saja.

Meskipun ia tidak bisa ikut bertarung, ia masih bisa ikut melindungi.

Ia pun kembali menjulurkan tangannya, dan merapalkan mantra.

"[Creative]"

Seketika tanah bergetar dan dipenuhi suara gemuruh. Dan kemudian, muncullah dinding tanah baru setinggi dua kali lipat dinding yang baru saja diperbaiki.

"Tinggal mengulangi ini beberapa kali lagi, beres deh... Jadi pertahanan akan jadi lebih mantap..."

Ia pun berbalik untuk meminta izin, namun yang ia dapati malah ekspresi keterkejutan yang lebih parah dari sebelumnya.ejut dari sebelumnya.

Mel pun hanya membatu dengan tangan menutupi mulutnya. Namun beberapa saat kemudian ia dengan penuh semangat melompat memeluk Cain.

"Cain! Menakjubkan! Sihir bisa sehebat ini ya!! Aku baru melihat sihir seperti ini!!"

Mel mengatakan itu dengan sangat bahagia, namun Jil dan Randal segera berlutut di hadapan Cain dan menundukkan kepala mereka.

Bersamaan dengan itu, satu persatu prajurit yang ada di sana pun ikut berlutut dan menundukkan kepala mereka.

Cain yang terkejut melihat tindakan ini pun segera meminta mereka semua untuk kembali berdiri, namun mereka semua tetap berlutut.

"Semuanya, tolong angkat kepala kalian.. aku ini hanya melakukan yang aku bisa saja kok..."

Ketika mendengar itu, Jil pun mengangkat kepalanya, sambil tetap berlutut.

"Cain-sama... apakah Anda adalah utusan yang dikirim oleh para dewa?"

"Eh??"

Cain pun terkejut mendengar pertanyaan Jil. Karena dia tidak mengira kata-kata Utusan Dewa akan muncul di sini.

"Ketika ras Beastmen sedang dalam bahaya, tiba-tiba muncullah sosok yang memberikan kesembuhan, serta memberikan kekuatan untuk melindungi. Begitulah cerita legenda yang disampaikan kepada kami ras Beastmen.... Cain-dono, tidak, Cain-sama, apa uang Anda lakukan mirip seperti sang utusan... Selagi muda, saya pernah mengunjungi berbagai negara, karena itu saya tahu seberapa hebat sihir yang Anda gunakan ini...."

Bahkan ada beberapa di antara para prajurit yang menyatukan tangan mereka dan mulai berdoa.

Cain pun mulai panik. Sedangkan Mel, meskipun ia tidak mengerti apa yang sedang di bicarakan, ia mulai memahami bahwa sihir barusan sangatlah luar biasa.