Pengaturan Membaca

Font Style

  • Arima
  • Nunito
  • Corben

Font Size

Vol.01 - Ch.03
Aku adalah pemenang, tapi sepertinya merepotkan....

Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 9 Agustus 2020 .

 

Selamat Membaca….

Sinar mentari menyilaukan masuk dari jendela dan membangunkanku dan kesadaran ku pun kembali. Ketika aku terbangun, seseorang berambut coklat yang cukup cantik menggendongku.

Ah… Begitu ya… Aku sudah bereinkarnasi…

“Abu..baa….!”

“Iya iya… Ibu disini kok… Ain…”

Sepertinya namaku adalah Ain. Jadi sosok yang cantik ini mungkin adalah ibuku.

“Ya ya… Syukurlah terlahir dengan sehat….”

 Justru aku yang bersyukur, punya ibu secantik ini, aku benar-benar senang. Loh? Tapi kok bahasanya sama kayak di jepang?? Aku mendengarnya seperti bahasa jepang biasa…. Ah sudahlah mungkin ini semacam kemampuan khusus.

Hm? Sepertinya ada yang aneh….

“Owekkk….”

“Hm? Lapar ya…. Iya iya ini ya….”

Hm… Ya… Aku dapat meminum ASI dari ibu cantik ini sebanyak apapun!! Benar-benar biasa, aku langsung menangis ketika merasa lapar. Meskipun ada kerugiannya, tapi aku rasa keuntungannya lebih banyak ya…

Namun, entah kenapa aku tidak merasa ini sesuatu yang mesum. Apa karena dia adalah ibuku? Atau karena aku masih bayi sehingga aku masih belum merasakannya??

Ah.. Ibu, aku sudah kenyang.. terimakasih….

“Arara.. Langsung tertidur ya… Sepertinya Ain akan menjadi ksatria yang baik ya….”

“Olivia?”

“Ah Suamiku… sepertinya kau agak terlambat…”

“Hmm? Sudah tidur ya…. Sepertinya memang benar tugasnya hanya makan dan tidur ya… kuharap dia bisa tumbuh dan menjadi kuat….”

Tempat ku bereinkarnasi ini sekilas terlihat seperti ruangan yang mewah. Tidak diragukan lagi aku lahir di keluarga Earl. Benar-benar kaum pemenang.

Aku ingin hidup bersantai tanpa harus terlibat dalam politik. Apa itu tidak boleh ya? Ah sudahlah… untuk sekarang mari kita beristirahat… Aku mengantuk sekali… Ibu bilang ingin aku menjadi ksatria yang hebat… tapi maaf… kemampuanku…

*

“Oke mari kita susun informasinya…”

Sudah 4 tahun berlalu sejak aku bereinkarnasi ke dunia ini. Selama selang waktu ini, meskipun aku tidak terlalu bermasalah soal bahasa, aku belajar untuk berbicara.

Pertama-tama soal kemampuan tubuh, jelas aku memiliki keuntungan disini.  Aku tumbuh lebih cepat dari pada anak dilingkunganku, dan kekuatan fisik ku aku bahkan bisa menang jika melawan anak berusia 7 tahun.

Selanjutnya adalah sihir yang sangat aku dambakan. Sejak aku berada di dunia ini, aku sudah beberapa kali berinteraksi dengan sesuatu yang disebut sihir.

Aku pernah membaca dokumen-dokumen sambil menyelinap, dan disana tertulis bahwa pada dasarnya sihir memiliki elemen atribut, namun tidak ada bakat khusus yang hanya cocok untuk elemen tertentu. Namun ada beberapa beberapa tingkat kesulitan yang akan mempengaruhi kuat dan lemahnya sihir.

Aku pernah mencobanya sekali dan terkait kekuatan atau kelemahan sihir aku tidak lah terlalu lemah.

“Seperti nya kedua poin ini merupakan bonus bagiku…”

Sang dewa tidak menjelaskan hal seperti ini.

――Tapi bagaimana jika banyak bakat bagus seperti ini berkumpul padaku? Aku jadi penasaran apa yang akan terjadi.

Ayahku adalah salah satu perwira yang terkenal di negeri ini. Sedangkan ibuku adalah penyihir yang bekerja di istana, jadi mungkin akan sulit menghilangkan faktor DNA ini. Sepertinya faktor keturunan itu sangat berguna di dunia ini. Meskipun aku mendapatkan kekuatan ini dari faktor DNA, terlahir di keluarga seorang Earl juga merupakan nilai tambah ku. Bahkan jika aku tidak memiliki DNA ini, aku bisa dikatakan anak yang beruntung.

Namun ada satu hal yang membuatku benar-benar besyukur hal tersebut menjadi nilai tambahku. Aku baru merasakan hal ini ketika aku belajar, aku bisa langsung mengingat semua informasi yang aku dapatkan.

Aku telah selesai memahami sejarah kerajaan Heim tempat kelahiran ku ini sebelum aku berusia 14 tahun dan menjadi dewasa. Di kehidupanku yang sebelumnya aku tidak akan bisa seperti ini. Setidaknya aku tidak mendapatkan gambaran diriku dulu seperti itu.

“Dan juga wajahku ini tidak terlalu jelek…”

Aku mewarisi rambut coklat ibuku Olivia. Dan juga wajah tak kenal takut dari ayahku.. Rogas. Tidak salah lagi aku akan menantikan sosok hebatku dimasa depan nanti.

“Umu.. benar, Aku adalah pemenang!!”

Shoraa!!!!

Aku ingin berteriak menyuarakan kegembiraanku. Aku tidak menyangka bahwa hasilnya akan sebaik ini.

Meskipun soal Skill aku sedikit menyedihkan, namun ibuku berkata bahwa Ain akan menjadi ksatria yang hebat. Pasti aku bisa berusaha untuk mewujudkannya. Aku akan berusaha keras untuk mendapatkannya!

“Ain?”

“Ya, aku segera datang!”

Ngomong-ngomong, saat ini aku sedang beristirahat ditengah pelatihan ku dengan ayah. Yah meskipun ini disebut pelatihan, aku hanya seperti dibuat menari dengan sebuah pedang kayu.

“Ara? Bocah nakal ada disini rupanya…”

………… Ada satu hal yang aku tidak suka disini.

Dia lah orangnya, nenek-nenek itu.

“Ibu Alma… Selamat pagi….”

“Ya selamat pagi… Rogas-sama juga sepertinya repot ya… Harus melatih anak yang tidak memiliki bakat bertarung dan bahkan kecocokan sihir…”

“…Sepertinya akal ayah sudah semakin aneh…”

“Itu benar…. Tapi aku senang anakku tidak sepertimu… dia bisa mendapatkan Holy Knight…”

Di negeri ini, ketika lahir akan dilakukan diagnosa terkait skill dan bakat yang dimiliki sejak lahir. Tentu saja soal Toxin Decomposition ku sudah terungkap waktu itu!

Memang semua orang sempat terkejut karena ada embel-embel EX, namun itu hanyalah pengurai racun. Sudahlah aku sudah tahu soal kenyataan itu…..

Dibandingkan dengan diriku, adik laki-laki ku yang terlahir adri Alma sang selir, dilahirkan dengan memiliki title Holy Knight sejak lahir yang sangat keren.

Karena dia dua tahun lebih muda dariku, dia masih belum bisa berlatih sepertiku. Namun ayah mengatakan bahwa dia menantikannya, mungkin dia menaruh harapan besar padanya.

Ngomong-ngomong, adik laki-lakiku, bernama Grint, dia mewarisi rambut pirang Alma dan wajahnya juga terlihat cukup tampan.

“Ya, aku juga cukup menyesal telah membuat ayah repot seperti ini… maka dari itu aku berusaha melakukannya dengan sebaik mungkin…. Agar aku bisa sedikit lebih berguna.. tentunya juga agar tidak mencemari nama Ibu Alma….”

“Fufu … Benar juga… Kau harus bisa berguna untuk membantu Grint yang akan menjadi penerus….”

Berisik.

Yah memang sih peluang Grint menjadi penerus lebih besar. Nenek itu juga sejujurnya sikapnya pada Grint jauh lebih lembut daripada kepadaku. Dan juga memanjakannya.

Pernah ada saat ketika dia tidak memberikan hadiah hanya kepada diriku. Dan aku mengetahui bahwa ibuku berusaha menutupinya dengan secara diam-diam menambahkan hadiah dan memberikannya kepadaku. Terima kasih, Ibu.

“Ya begitulah… Kalau begitu aku permisi, karena ayah sudah memanggilku…”

“Benar juga.. tidak baik membuatnya menunggu.. cepat pergi sana…”

Kau kan yang menghentikanku!! Aku akan membuat rambut pirang mu itu menjadi seperti bor! Haah…  Akhir-akhir ini aku sempat berpikir untung saja aku setidaknya tidak dibuang. Bagi ku yang menjadi seorang Mothercon ini, aku berharap mereka tidak menjauhkan aku dari ibuku.(serius)

“Kau lama sekali Ain! Apa yang kau lakukan? Jika aku memanggilmu cepatlah datang!”

“Maaf… Barusan aku dipanggil Ibu Alma…”

“…Begitu ya… Dia bilang apa?”

“Beliau mengatakan aku harus lebih giat berjuang agar bisa berguna bagi Grint dan Ayah…. Jadi beliau memintaku agar berusaha lebih keras lagi…. “

“Begitu… jadi apa jawabanmu?”

“…Aku menjawab tentu saja, aku akan berusaha sekuat tenagaku, apa ada yang salah??”

“Tidak, tidak ada apa-apa… Kalau begitu kita mulai latihan hari ini…. Ambil pedangmu….”

“Baik!! Mohon bimbingannya hari ini!!”

Ayahku, Rogas berpikir bahwa aku harus lebih meningkatkan kekuatan dan kerja kerasku.  Namun baik Grint maupun Alma adalah keluarga uang sangat penting bagi Rogas. Karena itu dia tidak bisa berpikiran buruk tentang mereka. Meskipun begiitu dia juga tidak bisa mengatakan kepada mereka untuk tidak mengatakan hal yang tidak sopan kepada Ain.

*

Ketika sang putra tertua keluarga Roundheart, Ain sedang mandi, para pembantu dirumah itu membereskan kamarnya. Dia yang masih kecil ini tidak terlalu merepotkan, cerdas, dan bertingkah baik kepada para pelayan dan dia memiliki reputasi yang cukup baik dimata para pelayan.

“Yosh!! Tempat tidurnya sudah beres… Selanjutnya….”

Meskipun kamar Ein adalah kamar anak tertua keluarga Earl, namun kamarnya tidaklah terlalu mewah. Mewah yang dimaksud adalah adanya sofa dan kasur yang sangat nyaman untuk tubuh.

Tentu saja para pelayan itu tidak menahan diri dalam membersihkan kamarnya, mereka menepuk ringan sofa untuk menghilangkan debu, dan berusaha agar Ain, sang pemilik kamar ini menjadi nyaman untuk tinggal di kamarnya.

“Arra?? Sudah mati lagi??”

Tidak seperti di kamar penghuni lain, penerangan di kamar entah kenapa Ain lebih sering mati. Lampu itu memiliki sebuah batu sihir yang diletakan didalamnya dan energi sihir di lampu itu akan menghasilkan cahaya.

“Hmm … Apa kita mendapatkan banyak barang buruk akhir-akhir ini??  Ini sudah tiga kalinya loh aku menggantinya….”

Batu sihir di kamar Ain ini sudah diganti sebanyak dua kali dalam satu bulan. Biasanya sudah cukup untuk mengganti batu sihir itu sebulan sekali. Dan dikamar Ain dalam sebulan harus menggaantinya sebanyak tiga kali, jelas ini bukan hal yang normal.

“Apa Ain-sama lapar dan memakannya? Haha mana mungkin…. Kalau sampai memakan itu bisa buruk untuk tubuh… Lagipula penampilannya tidak terlihat enak untuk dimakan….”

Dan beredarlah candaan diantara para pelayan bahwa di kamar Ain batu sihirnya akan cepat kehilangan energinya dan mungkin dihisap oleh Ain.

 

Terima kasih telah mampir….

Comments

3 tanggapan untuk “Maseki Gurume Volume 1 Chapter 3”

  1. Bahamut berkata:

    Up

  2. Hogaku berkata:

    Lanjut min

  3. Bratte Man berkata:

    Lanjut min!!
    Semangat!!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *