Vol.03 - Ch.13.2
Aktivitas Ain di Sekolah, Tahun Pertama (Akhir) (B)
Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 28 November 2020 .
Selamat Membaca….
“Dill. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu sebentar…”
“Ayah?”
Di malam hari, ketika Dill baru saja pulang, tiba-tiba Lloyd memanggilnya.
“Apa yang terjadi? Katakan dengan jujur…”
Lloyd langsung menyadari penampilan Dill yang berbeda dari biasa. Sepertinya Martha juga menyadari hal ini, namun karena hari ini Dill baru saja menyelesaikan misi pengawalan Ain. Jadi Martha menyerahkan masalah ini kepada Lloyd karena ia berpikir Lloyd adalah orang yang tepat untuk membahas ini.
“…Ini bukan masalah besar… Hanya saja aku baru bertemu dengan Clive setelah lama tidak berjumpa….”
“Sejak kau masuk ke sekolah itu hubungan kalian jadi jauh ya…. Bukankah ini hal yang bagus kau bisa bertemu dengannya lagi? Entah mengapa ekspresimu malah tidak enak begitu…. Aku khawatir kau baru saja membuat masalah….”
“Jika tidak ada laporan dari Chris-sama maka tidak ada masalah….. Aku hanya berbicara sedikit dengannya dan kemudian aku bimbang apakah jalan yang telah aku tempuh ini benar atau tidak….”
“…Apa soal mimpimu itu?”
“Ya. Aku jadi ragu apakah jalan yang aku tempuh ini memang jalan yang terbaik untuk meraih mimpiku…. Hanya itu saja….”
“Temani aku sebentar….”
Dengan sedikit paksaan Lloyd menarik tangan Dill. Dill pun hanya menurut saja, dan mengikuti Lloyd ke tempat tujuannya. Tempat yang dituju adalah halaman keluarga Glacier, tempat dimana Lloyd dan yang lainnya sering berlatih.
“Ambil ini….”
“Hmm!? Ada apa tiba-tiba begini??”
Lloyd melemparkan sebuah pedang tiruan kepada Dill. Meskipun Dill tidak mengerti apa maksudnya, ia tetap mengikuti apa yang dikatakan ayahnya itu.
“Aku ini tidak sepintar Warren-dono…. Dan aku juga tidak se-perhatian Martha…. Dan tentunya Aku juga bukan orang yang selembut Ain-sama…. Tapi aku ini tidak pernah berbohong soal pedangku….. Aku telah menghabiskan hidupku untuk berjuang dan berusaha keras…. Itukah kenapa aku percaya bahwa aku bisa terus mencurahkan hati pada ayunan pedangku ini lebih daripada siapapun…”
Lloyd sampai pada posisinya saat ini bukan karena bakatnya. Dia telah berusaha berpuluh-puluh kali lipat daripada orang lain hingga dia bisa mencapai posisinya sebagai seorang Fleet Admiral seperti saat ini.
Lalu kemudian Lloyd mengambil pedang latihan yang sama dengan Dill.
“Tidak banyak yang bisa aku lakukan…. tapi aku bisa menyampaikan apa yang aku pikirkan sejujurnya kepada Dill melalui pedangku ini…. setidaknya itulah yang aku pikirkan… karena itu, aku minta maaf, temani aku sebentar… kita mulai!”
Latihan malan yang tiba-tiba dimulai. Dill telah dibuat babak belur berkali-kali lipat dari biasanya. Sampai-sampai dia khawatir apakah dia masih bisa ikut dalam misi pengawalan besok. Namun ada satu perasaan di dalam hati Dill yang sedang mendominasi hatinya saat ini. Meskipun dia tidak mengungkapkan dengan kata-kata, namun Dill sangat berterima kasih kepada Ayahnya itu.
Dill berpikir, bahwa jika dibandingkan dengan ayahnya itu, dia jauh lebih mudah sampai di titik ini. Dirinya mendapatkan banyak pengalaman dari nasihat ayahnya serta koneksi ayahnya. Dan hasilnya dia bahkan mendapatkan misi untuk mengawal Ain.
Jika dia mempertimbangkan hal ini, membuat dirinya berpikir bahwa situasi yang dia alami saat ini sangatlah sepele. Dirinya terlahir dengan mewarisi kekuatan Lloyd yang telah menjadi Fleet Admiral, dan juga banyak bakat dari Ibunya, Martha.
Bukankah jawabannya sudah terlihat jelas di depan matanya. Sosok seorang lelaki bernama Lloyd yang terus berusaha meskipun dikatakan tidak memiliki bakat, dan kini dia bisa menjadi seorang Ksatria terkuat di Istalica.
Setelah memahami hal ini, Dill sangat bersyukur dengan semua yang dirinyaa alami hari ini.
*
Hari ketiga yang merupakan hari terakhir dari acara perlombaan. Di Lokasi yang akan menjadi penutup kemeriahan perlombaan ini, benar-benar sangat meriah dan mendebarkan. Kompetisi yang setiap tahun menarik banyak minat pengunjung ini menyewa sebuah arena di dekat Kota Akademi.
Ada sebuah alasan mengapa kegembiraan saat ini meningkat pesat. Karena saat-saat ditentukannya sosok terkuat di Kota Akademi ini sudah semakin dekat. Seluruh Istalica hanya berfokus pada hari ini. Karena itu, Lloyd sang Fleet Admiral datang berkunjung sebagai tamu undangan.
Istalica National Knight Academy. Meskipun namanya terdengar sederhana, ini adalah sebuah sekolah ksatria yang sangat terkenal. Dan teman Dill, Clive yang bersekolah disana melangkahkan kakinya ke pertandingan final.
Lawannya dari Kingsland Academy, seorang siswa tahun kelima dari Third Class. Di awal, pertandingan mereka nampak seimbang, namun ketika mulai di tengah pertandingan, mulai terlihat perbedaan kekuatan dasar antara kedua kontestan. Dan terlihat Clive perlahan-lahan mulai kewalahan.
Dan saat pertarungan itu menuju akhir, muncullah sebuah momentum. Pedang yang diayunkan oleh siswa dari Kingsland Royal Academy dimentalkan oleh Clive dan kemudian Clive yang berhasil menempelkan pedang di leher lawan pun menjadi pemenangnya.
“Telah diputuskan!!! Dalam turnamen antar sekolah di Kota Akademi ini, telah ditentukan yang akan menjadi sosok ksatria terkuat, adalah perwakilan dari Istalica National Knight Academy!! Dan dia bernama Clive!!!”
Teman sekelas Clive yang duduk di kursi penonton bersorak girang. Dan lebih dari itu, seluruh lokasi turnamen itu sangat meriah dengan sorak-sorai dari penonton lainnya.
Tahun lalu, Clive dikalahkan oleh siswa tahun keenam dari Kingsland Royal Academy dan harus berakhir di tempat kedua. Dan mungkin sejak saat itu, dia menjadikan rasa kesalnya itu sebagai batu pijakan untuk memulai latihan ketatnya.
Clive yang telah ditetapkan menjadi pemenang berjalan ke tempat para tamu untuk menerima medali kemenangan dari Lloyd.
“…Lama tidak berjumpa, Lloyd-sama….”
“Lama tidak berjumpa, Clive…. Aku turut senang melihatmu telah bertambah kuat…”
Percakapan berlangsung di antara keduanya. Lalu Lloyd mengambil medali, dan ingin memakaikannya ke leher Clive, namun Clive segera menghentikannya.
“Lloyd-sama…. Seorang pemenang turnamen ini berhak menerima pertandingan dengan ksatria. Apa aku benar?”
“Hm? Memang ada benarnya…. Kau juga bisa yang memilih lawannya….. Memangnya kenapa? Pertama-tama terima medali ini dulu…..”
“Kalau begitu, aku ingin mengajukan satu nama…. Mungkin orang ini belum resmi menjadi ksatria, tapi dia sudah menerima misi dari Istalica…”
Melihat Clive yang tidak menunggu perkataannya selesai, Lloyd memutuskan untuk mendengarkan apa yang ingin disampaikan Clive.
“…Dengan siapa?”
“Dengan Dill….. Aku ingin suatu saat aku bisa beradu pedang lagi dengannya… dan aku ingin itu terjadi sekarang, di tempat ini…”
Dengan menggunakan sebuah peralatan sihir, percakapan antara mereka berdua terdengar di seluruh lokasi turnamen. Dan Dill yang mendengar hal ini pun tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
“Begitu ya…. Aku jadi mengerti semuanya… ternyata begitu…”
Lloyd entah bagaimana bisa memahami kondisi Dill semalam. Memang benar Dill terdaftar sebagai seorang ksatria percobaan. Jadi tidak masalah jika membiarkan dia bertanding di acara ini. Lloyd menyetujui ini di dalam benaknya. Lalu kemudian dia mengucapkan kata-kata ke seluruh arena.
“Sang Pemenang, Clive menginginkan pertandingan sekarang juga di tempat ini!!! Dan aku sebagai Fleet Admiral mengizinkannya!! Saat ini, akan segera dilakukan pertandingan antara Clive sang pemenang, dengan Dill, seorang ksatria percobaan!!!”
Arena turnamen menjadi semakin meriah. Dill adalah sosok yang cukup terkenal di kota Akademi ini, dan sangat wajar jika dirinya muncul di pertandingan ini.
“Dill. Sana pergi….”
“Ta-tapi Ain-sama, saya sedang berada dalam misi pengawalan…”
“Kamu senangkan?? Kurasa bagus juga mendapatkan hal seperti ini di tahun terakhirmu di kota Akademi ini kan? Bukan begitu Chris-san?”
“Ya lagipula Lloyd-sama telah memberikan izin… jadi saya tidak punya hak untuk melarangnya….”
“…!?”
Entah mungkin karena rasa senangnya, samar-samar dapat terlihat air mata berlinang di mata Dill. Dan kemudian dia berkata kepada Ain.
“Ain-sama. Sebagai seorang pengawal percobaan untuk Ain-sama, saya akan menunjukkan pertandingan yang tidak memalukan untuk Anda!!”
Setelah mendengar itu, Ain hanya berkata, ‘Sana berangkat!!’ sambil menepuk bahunya. Akhirnya Dill meninggalkan Ain untuk menuju ke arena pertandingan. Raut wajahnya sangat cerah dan memancarkan aura gembira dan menyegarkan.
*
“Datang juga ya…”
“Yahh karena aku sudah dipilih…”
Dill telah turun ke Arena. Dan kini di hadapannya sudah ada Clive, sang pemenang turnamen ini menunggu kedatangan dirinya.
“Tapi apa kau baik-baik saja memilihku? Jika Clive memilih seorang Royal Knight itu pasti akan menjadi pengalaman yang jauh lebih bagus untukmu…”
“Yang ingin aku kalahkan adalah dirimu…. Dill… Aku sangat ingin bertanding denganmu, karena itu aku memutuskan untuk menang di turnamen ini dan memilihmu sebagai lawan…”
“… Begitu ya… Aku senang mendengarnya…”
“Kau sudah menonton kan? Bagaimana pertandingan finalku tadi?”
“Kurasa kau sudah jauh bertambah kuat… aku benar-benar terkejut…”
Mereka berdua terus berbincang dengan tenang. Saat ini mereka sudah tidak mendengar lagi suara sorak-sorai dari tempat penonton.
“Kedua sisi… Bersiap!”
Wasit memberikan aba-aba. Mereka berdua yang tadinya berdekatan segera menjauh dan mengambil jarak. Lalu dalam sekejap ekspresi mereka berdua berubah disertai dengan perubahan aura mereka.
“……..Mulai!!!”
Dengan disaksikan oleh Lloyd, sang Fleet Admiral, pertarungan untuk pertunjukan telah dimulai. Clive dianggap sudah kelelahan, namun gerakannya terlihat jauh lebih cepat daripada pertandingan final sebelumnya.
“Kku…”
“Kalau tiba-tiba di serang dengan kecepatan seperti ini akan kewalahan kan?? Ini masih belum apa-apa loh!!!”
Clive yang tubuhnya telah kelelahan itu memimpin pertarungan ini. Sedangkan disisi lain, Dill terus berada dalam posisi bertahan.
“Kalau cuma bertahan kau tidak akan menang!!!”
Kekuatan fisik Clive seolah tak ada habisnya. Pukulan keras terus mengayun ke arah Dill. Momentumnya yang dahsyat itu membuat penonton di arena pun terkagum-kagum.
“Ada apa Dill!! Apa kau memang sudah jadi sangat pengecut!! Kau bilang kau punya mimpi!!”
“Memang ada!!! Dan untuk mewujudkan mimpi itu aku mengambil jalan yang berbeda denganmu!!”
“Kalau begitu, setidaknya tunjukan kekuatanmu!! Sebaiknya kau buang saja mimpi yang bahkan tidak berani kau katakan itu!!!”
Biasanya, adalah sebuah norma untuk tidak berbicara selama pertandingan. Namun mereka berdua tidak bisa menghentikan itu. Mereka tidak bisa berhenti dan terus bertarung dan menyampaikan perasaan mereka melalui pedang mereka.
Namun Dill telah menunjukkan kelemahannya. Ketika Clive mengatakan ‘buang saja mimpi seperti itu’ Dill agak bimbang, dan menunjukkan celah.
“Ah… Sial…!”
Hantaman Clive terasa berat, dan Dill tidak bisa menahannya. Dia pun jatuh tersungkur ke tanah.
“Hah… Hah~ Apa-apaan penampilan menyedihkanmu itu Dill!! Apa selama ini aku terus menunggu untuk melawan dirimu yang menyedihkan ini!!?”
“Masih belum… Ini masih belum berakhir kan, Clive!!”
Dill bangkit dan mengayunkan pedangnya ke arah Clive. Namun ia masih belum bisa menghilangkan kata-kata CLive dari benaknya dan ia hanya melancarkan serangan-serangan yang tidak memiliki tekad di dalamnya.
“…Dill…. Sebenarnya aku sangat ingin mendukung mimpimu apapun itu… tapi sekarang ini aku benar-benar sangat kecewa…. kenapa kau jadi pengecut begini…. Ah sudahlah…. aku akan tetap melangkah maju… dan meninggalkanmu… Aku akan menjadi ksatria terkuat di Istalica!! Hyaa!!”
Dill terus melanjutkan serangan. Namun dia sudah tak bisa mengeluarkan kekuatan seperti sebelumnya. Dirinya berpikir Clive dapat terang-terangan mengatakan mimpinya dan berjuang keras untuk itu.
Sedangkan dirinya sendiri? Dia tak mengerti lagi mana yang benar. Dan ketika ia memikirkan hal itu, perlahan-lahan Dill kehilangan kekuatan untuk mengayunkan pedangnya.
Mohon maaf Ain-sama. Ternyata saya tidak pantas menjadi pengawal Anda. Itulah yang ada dalam benak Dill. Padahal seharusnya dia sudah membulatkan tekad berkat latihan dengan Lloyd kemarin. Perkataan dari teman masa kecilnya itu telah membuatnya bimbang seperti ini. Dan dia benar-benar merasa ini memalukan karena mentalnya telah hancur seperti ini.
Dia dapat melihat gerakan pedang yang di ayunkan Clive layaknya sebuah tayangan slow motion. Dia berpikir sudah tidak dapat bertahan, dan pasti akan kalah.
“Dill!”
Dari kejauhan, ia bisa mendengar suara Ain memanggil dirinya. Ah.. aku sudah tidak bisa berkata-apa lagi. Hanya ada rasa maaf yang ingin aku sampaikan. Itulah yang dia pikirkan.
“…Kau sudah berjanji kan!! Jangan pikirkan hal macam-macam!! Kau akan menjadi ksatria terkuat untukku kan!!!”
……Benar. Dia sudah membuat sumpah. Dia memutuskan untuk menjadi ksatria terkuat demi Ain.
“Maaf. Clive…. aku tidak di izinkan untuk kalah…..”
Clive sangat terkejut. Hanya dengan kata-kata dari seorang bocah yang dikawal itu bisa mengubah aura seseorang seperti ini. Clive pun menjadi tegang setelah melihat perubahan ekspresi dan aura yang benar-benar berbeda dari sebelumnya.
“Hmm… Apa-apaan kau ini! Tiba-tiba berubah begini!!”
“Beliau sampai mengatakan itu…. aku benar-benar tidak enak… tapi aku sangat berterima kasih…. berkat itu aku sekarang paham… Benar kata belau…. Aku tidak perlu berpikir macam-macam… aku hanya perlu terus melangkah dan memberikan hasil untuk beliau…. hanya itu saja….. ”
Di arena, Dill mengayunkan pedangnya seperti sedang berolahraga. Benar-benar berbeda dari sebelumnya, dia menunjukkan gerakan yang sangat luwes seolah tubuhnya sangat lentur.
Dill bukanlah tipe petarung yang menggunakan kekuatan. Kekuatannya murni berasal dari kelembutan dan kecepatannya. Teknik berpedang yang seindah lukisan dan selembut bisikan.
“Hei, Clive…”
“…Apa?”
“Soal mimpiku…. Nanti akan kuberitahu….. Mungkin aku sudah bisa mengatakannya…. karena aku berpikir itu tidak lagi menakutkan….”
“Hah!? Begitu ya…. Kalau begitu aku akan menantikan itu, sekarang mari kita lanjutkan yang ini!! Hyaaa!!!”
Clive melancarkan serangan sengit seperti sebelumnya. Namun yang berbeda adalah sosok Dill yang menerima serangan itu.
“Aku sudah terbiasa dengan gerakan itu…. aku benar-benar tidak bisa menyembunyikan kekesalanku ya…. Aku telah menunjukkan pada beliau pertarungan yang mengerikan….”
Clive, yang seharusnya telah melancarkan serangannya kini tersungkur ke tanah. Sepertinya dia tidak bisa meredam momentumnya dan langsung menubruk tanah dengan kepalanya. Serangan darinya berhasil dihalau oleh Dill dan malah berbalik diserang.
“Ka-kau…!”
“Mari kita lanjutkan Clive, ini adalah teknik pedang milik Dill, bukan milik orang lain…. Aku akan membuatmun mencicipinya…!”
[…] Baca di: Kurozuku […]
[…] Baca di: Kurozuku […]
Tergantung
Aduh gantung >.<
Mantap