Pengaturan Membaca

Font Style

  • Arima
  • Nunito
  • Corben

Font Size

Vol.03 - Ch.13.3
Aktivitas Ain di Sekolah, Tahun Pertama (Akhir) (C)

Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 29 November 2020 .

Selamat Membaca…. Ini bagian yang ketinggalan

“Benar-benar pertandingan yang memalukan…..”

“Lloyd-san kamu datang ke sini juga….”

“Karena tugasku untuk memberikan medali untuk pemenang…. Kegagalan anak saya itu…. Mungkin adalah tanggung jawab saya….”

“… Tapi, bukankah ini agak aneh, Lloyd-sama?”

Lloyd mendatangi kursi tempat Ain dan Chris duduk. Karena mereka ada di kursi untuk bangsawan, jadi mudah untuk ditemukan.

“Hmm… Memang benar… Tapi berkat kata-kata dari Ain-sama, sepertinya dia berhasil menjadi dirinya sendiri…”

“Hei Lloyd-san, Apanya yang aneh??”

“Ain-sama….. Orang yang biasanya menunjukkan penampilan mengerikan begitu tidak mungkin bisa menjadi pengawal Ain-sama….”

“Itu benar, Ain-sama… Dill dipilih menjadi pengawal karena dia sangat luar biasa….. Meskipun dia adalah seorang Ksatria percobaan, jika kekuatannya hanya sebatas hebat dari teman seusianya saja, tidak mungkin dia akan terpilih menjadi pengawal….”

“Kalau begitu, Jika Dill yang normal melawan orang bernama Clive itu….”

“Saya sedikit bersimpati dengan lawannya, namun normalnya orang itu masih bukan tandingan untuk Dill…. Meskipun dulu mereka berdua itu sering bersaing, namun Dill sudah mendapatkan pelatihan dariku dan juga Chris-dono… selain itu dia juga sering berlatih di Istana…. Dari poin ini saja sudah wajar jika kita menganggap lawannya itu sama sekali bukan tandingannya….  Sepertinya satu-satunya masalah adalah dia masih belum matang secara mental…”

Setelah mendengar komentar dari Lloyd dan Chris, Ain pun berpikir sejenak. Kalau begitu kenapa dia menunjukkan pertarungan yang terlihat sengit begitu? Meskipun saat ini entah bagaimana dia terlihat seperti akan menang, namun ini tetap saja aneh.

Di saat Ain dan kelompoknya sedang berbincang, pertarungan antara kedua kontestan terus berlanjut. Dill saat ini sedang mendominasi pertandingan, Clive bertambah semangat dan melancarkan serangan beruntun yang cukup rapat kearah Dill.

“…Sepertinya pemenangnya sudah bisa diputuskan ya….”

“Benar apa kata Chris-dono…. Clive saat ini hanya bisa mengayunkan pedang dengan penuh kekuatan saja….”

Sepertinya ketegangan meningkat dan suara mereka berdua menjadi lebih kencang dari sebelumnya. Bahkan suara mereka terdengar sampai ke telinga Ain dan kelompoknya.

“Dari awal… Seharusnya kau menunjukkan kekuatan seperti ini!!! Kenapa kau ini selalu saja!!!”

“Aku ini juga punya hal yang membuatku stress!!! Namun aku sudah membuat keputusan!! Karena itu, aku tidak akan kalah darimu apapun yang terjadi!!”

“Kalau begitu katakanlah!! Impianmu itu!!! Kau bisa mengatakannya kan!!! Mana coba kau buktikan!!”

Mereka berdua terus berbicara sambil melakukan pertarungan sengit. Semakin mendekati akhir pertarungan, suara mereka semakin keras.

“Ya!!! Aku akan memberitahumu!! Soal mimpiku itu!!”

“Coba saja kau katakan Dill!! Kalau itu memang benar sesuatu yang sangat kau banggakan!!!”

Pedang Clive saat ini sedang diayunkan dengan kekuatan yang paling besar yang ia miliki saat ini. Lalu Dill menghalau pedang Clive itu dan mengarahkannya ke samping, lalu membuat Clive kehilangan keseimbangan karena momentumnya. Lalu ia menempelkan pedangnya ke belakang leher Clive.

“Impianku, bukan hanya sekedar menjadi ksatria terkuat! Aku ingin mengalahkan Ayahku, Fleet Admiral Lloyd, dan merebut gelar terkuat itu darinya!”

Dan pertandingan itu berakhir dengan ending yang cukup dramatis. Kata-kata yang diucapkan Dill bergema di seluruh arena dan didengar oleh seluruh penonton.

*

Setelah pertandingan, seluruh arena menjadi penuh keributan. Bukan hanya karena pernyataan kejutan yang dilontarkan oleh Dill, namun juga karena mereka sangat menikmati pertandingan yang sangat seru itu. Pada akhirnya, Ain berhasil mencari celah diantara keributan ini dan menaiki kereta kuda untuk kembali ke Istana.

Memang akan membutuhkan waktu lama jika tidak menggunakan Water Train, namun setelah melihat kondisi ini, apa boleh buat. Ada Ain, Chris, serta Lloyd dan Dill didalam kereta yang menuju ke Istana.

“Mohon maaf, saya telah menunjukkan penampilan yang tidak menyenangkan kepada Anda, Ain-sama! Adalah wajar jika saya di singkirkan dari misi pengawalan….. Saya benar-benar minta maaf telah mengotori nama baik Ain-sama!”

Dill terus-menerus meminta maaf kepada Ain di dalam kereta kuda. Sampai saat dia menang, dia telah terus-menerus menunjukkan penampilan yang buruk. Karena itu dia menganggap dirinya telah mencoreng nama Ain yang menjadi target misi pengawalannya, jadi dia meminta maaf.

“Kamu tidak perlu meminta maaf begitu…. tidak apa-apa kan karena pada akhirnya kamu menang juga…”

“Yah, tapi …”

“Berisik Dill!  Ain-sama sudah berkata demikian, jangan banyak membantah!!”

“…Baik, Tuan Admiral!!”

“Yah, Lloyd-san juga tidak perlu memarahinya begitu…. Tadi kan Wajahmu juga terlihat senang waktu dia menang….”

“Ah, Ain-sama, tolong jangan katakan itu…”

Ketika Lloyd ingin memarahi Dill, namun Ain mencegahnya begitu, Dill merasa penasaran dengan apa yang terjadi.

“Dill… Aku harus memberikanmu hadiah karena kamu menang kali ini ya…..”

“Tidak, tidak perlu seperti itu!!”

“Ain-sama, jangan-jangan…. hadiahnya…..”

“Sudah terima saja Dill…. Sewaktu Dill mengatakan kalau kamu ingin mengalahkan Lloyd-san dan mengambil posisinya, Lloyd-sang terlihat sangat-sangat bahagia loh…. Iya kan??”

“Hmm… Apa yang Anda bicarakan??”

Entah mungkin karena rasa malunya, Lloyd merespon seolah tidak mengerti apa yang dibicarakan.

“Iya kan Chris-san?? Aku benar kan?”

“Yah, benar yang Ain-sama katakan…. saya rasa itu adalah ekspresi yang sangat bahagia…..”

“Nnn….. Saya tidak menyangka Anda akan memanfaatkan Chris-dono…!”

“Ayah….”

Setelah mendengar percakapan ini, wajah Dill sedikit cerah, dan kemudian memanggil Lloyd. Ia tidak memanggil ‘Tuan Admiral’ namun memanggilnya Ayah. Namun Lloyd tidak ingin menyalahkannya.

“…..Apa?”

“Bukan berarti aku ingin mendapatkan posisi Fleet Admiral itu….. tapi suatu saat nanti, aku ingin mengalahkan Ayah dengan telak, dan mengambil posisi ksatria terkuat di Istalica dengan tanganku ini…..”

Wahah Dill tampak penuh percaya diri dan terlihat sangat mempesona bagi Ain. Setelah tenang seperti ini, dia mampu mengucapkan semua itu dengan penuh keberanian dan tampak menjanjikan.

“Aku tidak berniat menyerahkan posisi ini semudah itu… Kurasa tidak akan ada yang bisa mengambil posisi ini sampai aku mati….”

Ekspresi Lloyd juga sama cerahnya. Meskipun banyak hal terjadi hari ini, namun bagi Ain, ia merasa bahwa ini adalah hari yang sangat bagus.

“Hei Dill”

“Siap!”

“Dill sudah berjanji kepadaku untuk menjadi ksatria yang terkuat kan? Aku tidak akan berkomentar apapun soal itu…. aku hanya akan menunggu datangnya hari itu…. Ingatlah bahwa aku menunggumu lebih dari siapapun….. Paham?”

“…Sesuai keinginan Anda, Yang Mulia….”

Ain tersenyum mendengar jawaban tegas dari Dill.

Bagi Dill, inilah hari dimana dia bersumpah setia kepada Ain. Tanpa mengkhawatirkan apapun, dan tidak ada keraguan. Seorang pangeran yang mengatakan akan menunggu dirinya sampai di posisi itu.

Untuk sosok itu, dia rela untuk mempertaruhkan nyawanya sekalipun. Dia bersumpah didalam hatinya. Apapun yang terjadi, dirinya akan selalu berada di pihak Ain, dan menjadi perisai untuknya.

Dia akan terus melindungi perasaannya ini sampai akhir hayatnya. Dan menjadi sebuah sumpah yang lebih penting dari apapun baginya.

 

Terima kasih telah mampir….

Comments

5 tanggapan untuk “Maseki Gurume Volume 3 Chapter 13C”

  1. Siotong berkata:

    Suwun min

  2. Dragonus berkata:

    mantap min xD thanks udah di update

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *