Vol.03 - Ch.02
Ingatan Lama Di dalam Magic Stone 1
Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 15 Agustus 2020 .
Selamat Membaca….
“….”
Disebuahgua yang gelap dan lembab seorang pria sedang memikirkan sedang memikirkan bagaimana ia terlahir dan mengapa ia terlahir. Dia terus menerus memikirkannya namun tidak menemukan jawabannya.
Sudah beberapa jam berlalu sejak dirinya terbangun yang dia lakukan hanyalah memeriksa tubuhnya sendiri. Tidak ada yang lain, hanya melakukan itu sambil menyenderkan tubuhnya di dekat batu.
“A…ah…”
Ia mengeluarkan suaranya, bagi dirinya suaranya ini cukup lambat seperti suara bayi. Namun tubuhnya terasa berat, perutnya lapar, ingin mencari pertolongan, dan penuh rasa takut. Hanya perasaan-perassaan itu yang ada dalam benaknya.
“….Ara… Anak imut… Kamu sendirian??? “
“…..?”
“Arara… Kamu masih mengerti perkataan orang ya…. Salam kenal, Skeleton kecil…”
Tanpa mengenali siapa dirinya sendiri, pria itu merasa senang bahwa dirinya tidaklah sendirian. Gadis yang muncul dihadapannyam mengenakan jubah hitam dan membawa tongkat besar ditangannya. Dia memasukan tangannya kedalam sakunya dan mengeluarkan beberapa buah batu.
“Ahhh …”
“Makanlah…. Kau lapar bukan??”
Pria itu bisa merasakan instingnya. Meskipun badanya terasa berat, perutnya terasa lapar. Dia mengerahkan kekuatan yang tersisa untuk menghampiri dan mengambil batu yang di sodorkan gadis itu.
“Benar lapar kan…. Lihat, masih ada banyak… Makanlah sepuasmu….”
Pria itu pun berjuang memakan batu itu. Ia tidak merasakan rasanya. Batu yang ia makan hanya tergelincir jatuh diantara tulang belulangnya. Meskipun begitu, setiap kali ia memakannya, ia dapat merasakan kepuasan yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
“Aa! ah…!”
“Ya? Apa sudah kenyang?? Baguslah….”
Meskipun ia tidak dapat berkata-kata, namun entah bagaimana dia dapat mengungkapkan kegembiraannya. Perasaan tubuh yang berat yang sejak tadi ia rasakan sudah menghilang. Malah sebaliknya, kini tubuhnya terasa begitu ringan.
“Apa dia anak budak ya… Tidak mungkin ada anak-anak berkeliaran disini sendirian…. Gua ini runtuh karena gempa kemarin… Mungkin kamu ditinggalkan dan menjadi monster ya…”
Wanita itu mengatakan sesuatu, namun ia tidak dapat mengerti apa yang dikatakan wanita itu. Satu-satunya yang ia ketahui adalah wanita itu sudah menyelamatkan dirinya.
“Kasihan….. Kamu ditinggal sendirian ya…”
Sambil mengatakan itu gadis itu memeluknya. Terdengar suara gertakan benturan tulang-tulang menggema didalam gua itu. Dia tidak mengerti apa maksud dari tindakan ini, namun dia dapat merasakan bahagia. Dan perasaan misterius yang entah apa namanya mulai meluap.
“Kalau begitu mari… Kita pergi bersama… Aku belum punya tujuan, tapi setidaknya tidak kesepian sendirian disini….”
Kemudian ia memutuskan untuk mengikuti gadis berjubah hitam itu. Sesosok Skeleton kecil berjalan dibelakang gadis itu dan membuat suaara benturan tulang-tulang.
*
Mereka berjalan cukup jauh sejak keluar dari gua. Berhari-hari berlalu melewati pegunungan, beberapa hari menyeberangi sungai, dan beberapa hari kemudian mereka sampai di sebuah hutan.
“Aku… Kenyang…”
“Ya… Apa kamu makan dengan benar?? Kalau begitu kita istirahat dulu hari ini?”
Mereka tiba disebuah lahan terbuka dengan pepohonan kecil dan menyantap makanan mereka sambil duduk di bawah pohon.
Pria itu yang merupakan Skeleton kecil, melahap batu yang diberikan kepadanya. Gadis berjubah hitam menyenderkan tongkat besar ditangannya pada sebatang pohon disampinnya dan mulai memakan makanan yang diawetkan untuk menghilangkan rasa laparnya.
Setiap pria itu memakan batu yang diberikan gadis itu, ia merasakan tubuhnya semakin kuat dan perlahan-lahan menjadi bertumbuh semakin besar. Sekarang sedikit demi sedikit ia dapat memahami apa yang gadis itu ucapkan, dan dia dapat meniru beberapa kata-kata.
“Besok kita akan banyak berjalan, jadi istirahatlah yang cukup dan persiapkan diri untuk besok….”
Meskipun dia adalah Skeleton, dia dapat memulihkan stamina dan tenaganya dengan beristirahat. Dia yang merupakan Skeleton kecil tidak memiliki banyak tenaga, karena itu istirahat dimalam hari sangatlah penting.
“Ai …!”
Ia menjawab dengan terbata-bata dan kemudian ia berbaring. Dia berharap agar esok hari dia bisa melakukan perjalanan yang aman bersama gadis itu. Dia dapat tertidur dengan cepat. Hanya dalam beberapa menit saja dia sudah mulai tertidur pulas.
“Dalam waktu sesingkat ini sudah tumbuh menjadi luar biasa… Benar-benar anak yang baik…”
Sambil membelai kepala Skeleton itu gadis itu bergumam. Apa yang gadis itu berikan adalah Magic Stone. Ada beberapa jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh monster untuk tumbuh, dan diantara benda-benda itu Magic stone lah yang memiliki efek palih efektif. Sebagai Undead, karena pria itu tidak bisa memakan daging, maka pada dasarnya dia hanya bisa memakan batu sihir.
Yang gadis itu berikan adalah batu sihir yang jauh lebih berharga daripada batu sihir pada umumnya. Namun bukan berarti gadis itu butuh usaha lebih untuk bisa mendapatkan batu-batu itu.
Gadis itu telah hidup lama bertahun-tahun dan tidak pernah merasakan punya keluarga. Dan juga dia tidak pernah merasa senang menantikan sesuatu.
Dan gadis itu pun bertemu dengan Skeleton kecil. Dengan niat kecil untuk menyelamatkannya, ketika ia memberikan Magic Stone hanya sebagai rasa kasihan, ia merasakan ada sesuatu mengetuk hatinya. Ketika gadis itu melihat sosok itu, ia merasakan keimutan dan akhirnya mengajukan agar skeleton itu mengikutinya.
Meskipun ini baru beberapa hari, gadis itu terkejut dengan kenyataan bahwa dirinya merasakan rasa senang. Melihat pria itu makan, Gadis itu merasakan kebahagian yang tiada tara.
Meskipun dirinya adalah monster, jenisnya adalah wanita. Apakah ia merasakan rasa keibuan dalam dirinya? Ia teruas menanyakan itu pada dirinya sendiri namun tidak kunjung menemukan jawabannya. Namun bukanlah kebohongan bahwa dia menjalani hidup yang jauh lebih menyenangkan. Jadi ia menganggap pertanyaan ini hanyalah masalah sepele.
“Aku harus melanjutkan perjalanan besok, mari kita istirahat dulu….”
Sebuah perjalanan yang tujuannya belum ditentukan. Seharus nya begitu, namun gadis ini ingin membawa ke beberapa tempat yang ada dalam ingatannya yang ia rasa ingin ia perlihatkan pada Skeleton kecil itu.
“Ngomong-ngomong aku juga harus memberikan nama padanya ya…. Kira-kira nama seperti apa ya…..”
Sebuah nama memiliki arti untuk monster. Hal itu akan berpengaruh untuk evolusi kedepannya. Hanya sebuah nama saja memang tidak membuat monster menjadi kuat, namun itu cukup penting untuk memperluas potensinya dimasa depan.
Skeleton kecil itu sangatlah penting bagi gadis itu. Jadi dia berniat untuk memberikan nya sebuah nama.
Terima kasih telah mampir….
Up
Mantap min
Thank update nya
Lanjutkan
Next!
Lanjut min