Pengaturan Membaca

Font Style

  • Arima
  • Nunito
  • Corben

Font Size

Vol.03 - Ch.04.1
Sea Dragon (Awal) (A)

Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 20 Agustus 2020 .

 

Selamat Membaca….

Saat menghadapi monster dan orang yang menguasai sihir, perlu adanya persiapan untuk bertahan hidup. Pertama adalah mempersiapkan item-item yang diperlukan untuk melakukan perlawanan, jika kita kalah dalam memprediksi hal ini, maka itu artinya adalah kematian. Melawan sihir dengan tangan kosong sama saja mencari kematian sia-sia. Karena itu menghadapi pasukan Ksatria sihir adalah hal yang sangat merepotkan.

Dan jika sudah memiliki beberapa Item, kita tidak boleh terus menerus menatap mata lawan. Dan terakhir, jika kau merasakan keanehan pada kata-katamu, segeralah lukai dirimu sendiri. Karena mungkin dirimu sudah dalam pengaruh.

―――――― Negri Federasi Istalica, Pedoman untuk melatih ksatria baru.

“Hah … hah … mohon maaf peserta rapat, Ada untuk situasi darurat! Apa Lloyd-sama ada disini!”

Semua orang yang ada di ruang rapat besar itu merespon pada suara keras dari pintu besar yang terbuka dan serentak menoleh kesana. Disana berdiri seorang ksatria yang mencari Lloyd dengan nafas terengah-engah.

“Aku di sini. Ada apa?”

“A, Ain-sama….. Beliau menerobos segel di laboratorium Catima-sama dan kabur….. Beliau sedang menuju ke gerbang istana!”

“Dasar Catima… Apa dia membantunya….”

“….Tidak, Yang Mulia…. Tidak peduli seberapa banyak Catima-sama membantu, itu akan sulit untuk membuka segel ruangan itu dari dalam….”

“Bagaimana pun caranya kita bisa tanyakan nanti…. Yang mulia, saya akan segera menghentikan Ain-sama….”

Meskipun ini adalah situasi tak terduga, Lloyd yang merupakan Fleet Admiral mampu menanggapi ini dengan tetap tenang. Yang ada dalam benaknya adalah mengerahkan segala yang ia punya untuk melindungi sosok yang disebut putera mahkota. Hanya itu saja.

Sylvard merasa sedikit lega karena berita ini datang disaat Olivia sudah kembali kekamarnya beberapa saat lalu. Jika tidak dia tidak akan bisa menerima berita ini setenang ini.

“Cepat pergi, kau boleh menggunakan Royal Knight…. Apapun yang terjadi hentikan dia…”

“Sesuai perintah anda….”

Saat ini akan sulit untuk menghentikan pergerakan Ain bahkan jika Lloyd melakukan pertarungan langsung sekalipun. Seakan memahami itu, Lloyd mengambil pedang tanpa bilah diruang rapat.

“Aku akan meminjam ini….”

“…. Ambil saja….. Kita tidak bisa menghindari beberapa luka…. Pokoknya hentikan dia….”

“Baik!”

****

“Catima-san…. Kamu mau apa mengikutiku….”

Ain melarikan diri dari Laboratorium, dan entah kenapa Catima malah mengikuti disampingnya.

“Tugas yang bisa aku lakukan sudah selesai Nya…. Aku lelah, jadi aku ingin beristirahat dikamarku Nya…. Ain ini benar-benar….”

“Apa kau tidak menghentikan ku??”

“Setelah kamu melewati batas yang bisa ku hentikan, akan merepotkan jika aku harus memaksakan diri untuk menghantikan mu Nya….Aku malas Nya….”

“Kok aku jadi merasa bersalah ya?”

“Nanti pasti aku ditanya-tanya sama ayah soal bagaimana bisa lepas Nya….. Pokoknya nanti Ain harus jelaskan soal itu padaku Nya…. Dasar Keponakan merepotkan Nya… otto… Kita berpisah disini Nya…..”

Catima memperlambat tempo ya. Meskipun masih jauh dari tempat perpisahan yang seharusnya, seakan menyadari sesuatu, dia memutuskan untuk menuju ke kamarnya sendirian dan berpisah dari Ain.

“Kenapa tiba-tiba…. Ah begitu ya… Terima kasih, Catima-san…”

Ain pun akhirnya dapat mengerti alasan Catima tiba-tiba ingin berpisah. Pada jarak yang agak jauh didepan, disebuah titik tengah antara jalan keluar dari ruang bawah tanah menuju ke Aula.

“Halo Ain…. Sudah lama tidak bertemu ya… Sejak kemarin?”

“Ah, Claune… Senang  bisa bertemu dengan mu lagi hari ini….”

“Aduh… Aku benar-benar merasa terhormat jika Putera Mahkota mengatakan hal seperti itu…. Bagaimana? Ingin bersantai dan meminum teh dikamarku?”

Dalam beberapa tahun terakhir ini Claune sudah menjadi semakin cantik. Tahun ini karena Ain memasuki usia 11 tahun, makan Claune akan berusia 15 tahun.

Bahkan di Libe Girls Academy yang merupakan tempat berkumpulnya puteri bangsawan, dia cukup populer sampai-sampai dikatakan sebagai generasi baru dari Olivia. Dan banyak permintaan perjodohan untuknya. Ketika ia berjalan dari stasiun menuju sekolahnya, banyak fans club terbentuk dan sudah beberapa kali dia mendapatkan pengakuan cinta mereka.

Dengan kecantikan itu dan yang ingin menjalin hubungan dengannya begitu banyak bagaikan jumlah bintang dilangit, namun tidak ada yang mampu memuaskan harapannya.

“Minum teh berduaan dengan wanita cantik seperti Claune… Wah aku jadi deg-degan…”

“Ahh aku jadi malu.. Putera Mahkota… Mari ke kamar saya….”

“Padahal aku sudah diundang oleh gadis secantik kamu, tapi maaf ya…. Aku punya janji lain hari ini….”

“…. Jahat sekali. Padahal aku sudah mengumpulkan keberanianku dan mengundang….Aku tidak pernah mengundang orang lain selain Putera Mahkota kekamar ku loh?”

Percakapan penuh sandiwara yang sangat berbeda dari biasanya. Percakapan ini adalah untuk menyembunyikan emosi mereka sebenarnya, baik Claune maupun Ain.

“Maaf yaa… Aku harus mengusir ikan besar sebentar…. Nanti aku akan belikan Seafood yang enak dari Magna… Nanti malam kita akan makan besar bersama yang lainnya….”

“…. Kamu serius mau pergi ya….”

“Ya…”

“Bahkan jika aku menghentikanmu seperti ini?”

“Ya…”

“Bahkan jika aku menawarkan diriku dan semua kebebasanku kepadamu saat ini??”

“…. Hati ku sedikit tertarik… tapi aku tetap akan pergi…”

Apapun yang terjadi Claune tidak ingin dia pergi. Namun Claune juga mengeri tentang keinginan kuat Ain dan dia juga memiliki harga dirinya sendiri.

“…. Padahal sang pria sudah menguatkan tekadnya dan aku sebagai wanita malah berusaha menghentikannya…. Apa aku ini masih kurang berpendidikan ya….”

“Menurutku tidak begitu…. Aku senang Claune mengkhawatirkan ku begitu….  Karena itu, bisakah kamu mengatakan selamat datang saat aku pulang nanti?”

“Ha~~ Memang sejak dulu keras kepala….”

Pada akhirnya Claune menyingkir dan membuka jalan.

“Terima kasih… Hal ini lah yang aku suka dari Claune…”

“Ara? Apa kamu tidak mau langsung mengatakan kamu suka aku??”

“… Kalau itu lain kali ya…”

Ain memiliki kebaikan dalam hatinya, namun ia masih belum bisa jujur pada perasaannya. Sejak mereka mengetahui perasaan satu sama lain, sudah bertahun-tahun berlalu dengan menahan gejolak hati mereka.

“Setidaknya jika kamu mengucapkannya disaat seperti ini, wanita itu akan lebih senang tahu…. Ingat itu ya….”

“Ya.. Akan aku ingat…. Kalau begitu, aku pergi ya…”

Karena Claune sudah membuka jalan, Ain pun bisa lewat. Saat Ain lewat, Claune menghampirinya.

“:*?…. Dah silahkan pergi…. Itu adalah… ini adalah perlindungan Dewi….”

“Hm? Sepertinya perlindungan ini membuatku untuk pasti menang ya….. Tapi bukannya di bibir??”

“Fufu, Kalau itu lain kali ya….”

“Oh begitu… Jadi bisa dibalas dengan cara ini ya… Aku jadi belajar sesuatu yang baru….. Terima kasih Claune…. aku berangkat ya….”

Dipipi nya, Ain telah mendapatkan perlindungan Dewi. Meskipun agak kecewa karena dia tidak mendapatkannya di bibirnya, namun dalam hatinya dia memutuskan untuk menantikan itu saat dia pulang.

Karena Claune tidak ingin melemahkan tekad Prianya itu, dia tidak bisa menunjukan kelemahannya dan tidak menunjukan air mata sedikitpun. Namun itu hanyalah sementara. Saat sosok Ain sudah tak terlihat lagi, pipi Claune pun dibanjiri oleh air mata.

Ain terus berlari melewati jalan yang tersisa. Ia berlari menaiki tangga menuju ke aula, dan akhirnya dia bisa sampai di Aula.

“Wadu.. waduh… Ain-sama…. Apa suasana hati anda sedang bagus? Cuacanya bagus sekali ya…. Ngomong-ngomong apa anda ingin berjalan-jalan??”

Dia sudah tahu ini akan terjadi. Namun ini tidak akan menghentikannya. Dan Ain pun bersiap untuk acara utama. Lawannya adalah Fleet Admiral, lambang terkuat dari Negerti Persatuan Istalica.

“Waduh.. Lloyd-san…Aku pikir cuacanya bagus sekali, jadi aku ingin berjalan-jalan diluar sebentar, apa mau ikut??”

“Saya minta maaf padahal anda sudah mengajak saya, namun saya masih ada tugas yang harus saya lakukan…”

“Waduh sayang sekali…. Kalau begitu aku pergi sendiri saja….”

“Itu tidak boleh… Anda butuh pengaawalan…. Jadi, anda ingin pergi kemana?”

Bersamaan dengan perkataan itu tekanan udara terasa semakin berat. Dan terdengar suara jendela yang terbuat dari kaca disekitar mereka bergetar. Aura yang dipancarkan oleh Lloyd sang Fleet Admiral. Tekanan tak tertandingi yang belum pernah dirasakan Ain sebelumnya.

“Aku sedang mencari oleh-oleh untuk ibuku…. Dan aku berpikir untuk mencarinya di kota pelabuhan Magna…. Jadi… bisakah kau mundur…. Semuanya….”

Ain mengeluarkan hal yang sama dengan yang ia gunakan untuk menghentikan Catima di Laboratorium. Bukan hanya cara kerjanya, bahkan Ain sendiri tidak yakin apa yang dia gunakan ini. Meskipun dia tidak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata, yang dia pahami adalah hanya sesuatu seperti sebuah tempat jiwa.

Jika terlambat sebentar saja mungkin saat ini Lloyd sudah mengincar perut Ain. Saat ini entah bagaimana dia berhasil menghentikannya. Anggota Royal Knight yang datang bersama Lloyd pun terlihat tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada tubuh mereka sendiri. Mereka hanya merasakan adanya kelainann dalam tubuh mereka.

“Bisa menghancurkan segel ruangan itu… dan sekarang menghenntikan gerakan ku… Yaampun Ain-sama… tiba-tiba anda menjadi kuat ya…”

“Hmm…. Tampaknya Lloyd-san santai sekali ya… Padahal tadi Catima-san untuk biacara saja sudah susah….”

“Yah… Biar begini aku ini Fleet Admiral loh… Tapi … Hmm…. Sepertinya untuk bergerak… sulit ya….”

Lloyd mengatakan itu sambil bercucuran keringat di dahinya. Apa dia masih berusaha menggerakan tubuhnya??

“Kalau begitu bagus…. Selagi Lloyd-san tidak bisa bergerak, aku akan coba pergi ya….”

“Pemenang selalu benar…. Tidak ada yang salah dengan pepatah itu…. Pihak yang kalah tidak bisa banyak mengeluh…. Tapi Ain-sama…. Tolong pertimbangkan kembali apa yang ingin anda lakukan ini…. Jangan lupakan apa akibat dari perbuatan anda ini…. Anda memiliki tanggung jawab yang besar….”

Lloyd menyerah lebih mudah dari apa yang dibayangkan Ain. Ain cukup terkejut ketika ia mampu menghentikan gerakan Lloyd dengan mudahnya, namun ini bukan saatnya memikirkan itu. Pertama-tama dia harus bisa mencapai Stasiun.

Ain segera mempercepat langahnya untuk keluar. Dan dia bergegas menuju ke White Rose agar dia bisa naik kereta.

Ini masih Part 1 ya….

 

Comments

11 tanggapan untuk “Maseki Gurume Volume 3 Chapter 4A”

  1. Bahamut berkata:

    Up

  2. vex berkata:

    mantap

  3. Shin berkata:

    semangat

  4. Denny permana berkata:

    Crazy up donk min

  5. Bashir berkata:

    Lanjutkan min

  6. Ryu berkata:

    Hmmm berr

  7. ルトフィ berkata:

    Claune jdi ky lonte

  8. Hogaku berkata:

    Up

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *