Vol.03 - Ch.06.2
Keputusan Sylvard dan kelompoknya (B)
Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 28 Agustus 2020 .
Selamat Membaca….
Setelah mengalami pertempuran sengit, Ain dan kawan-kawannya beristirahat sejenak. Ketika ia ingin makan di sebuah tempat di pelabuhan, Ain merasakan sebuah keanehan.
“……Loh??”
“Ada apa Ain-sama??”
“Apa ada yang salah??”
Chris dan Dill segera menanggapi Ain.
“… Begitu ya…. Jadi ini efek setelah aku menggunakan nya sebanyak itu ya…”
“A-Ain-sama, Efek apa….apakah saya melakukan sesuatu yang salah??”
“Ah, bukan, Aku sangat bersyukur Chris-san membaringkan ku disini, karena itu aku tidak terlalu lelah… tapi bukan itu masalahnya….”
“Bisakah Anda jelaskan?”
Dill meminta penjelasan. Dill merasakan mungkin ada sesuatu yang terjadi setelah pertarungan sengit itu, jadi dia gak waspada.
“Yah… tanganku tidak bisa bergerak….”
Dan seketika Chris kehilangan kesadarannya dan langsung pingsan di kursinya.
“Ain-sama, anda mengatakan itu dengan mudahnya….”
“Ah tidak kok, tidak apa-apa… Aku merasakan sedikit sensasi kesemutannya…. Mungkin aku terlalu berlebihan menggunakannya, jadi wajar saja aku merasakan itu ditubuhku…. Yak, Chris, Bagun!”
Ain tampak seperti biasanya dan tidak menimbulkan kekawatiran besar pada Dill.
“Hah ?! A-aku sepertinya bermimpi bahwa tangan Ain-sama tidak bisa digerakan….”
“Itu bukan mimpi…. Dan juga bukannya aku tidak bisa bergerak selamanya… Aku akan pulih setelah beristirahat sebentar…”
“Apa yang anda katakan!! Anda kan bukan dokter!! Ayo kita pergi!!”
“Ttu… mau kemana?”
“Banyak tabib yang datang ke kota pelabuhan ini!! Ayo segera kita berobat, Ain-sama!”
“Oh,Oy Dill! Selamatkan aku!!”
Karena tiba-tiba ditarik begitu saja, Ain meminta pertolongan Dill. Bagi Ain, ia ingin terlebih dahulu mengobati rasa laparnya.
“Chris-sama, kudengar kita akan kembali ke Ibukota dengan kapal??”
“Hmm …? Ya…. Kita akan menaiki Princess Olivia dan menuju ke pelabuhan di Ibukota…. Karena akan ada pengumuman soal Sea Dragon dan Kemunculan pahlawan baru, kita mendapatkan izin penggunaan Princess Olivia (ini nama kapal ya)….”
Perjalanan pulang ke ibukota tidak melalui jalur darat melainkan melalui jalur laut. Karena mereka harus membawa salah satu Sea Dragon, yang telah dikalahkan Ain.
“Kalau begitu kenapa kita tidak naik ke Princess Olivia saja? Kita akan mengikat Ain-sama di tempat tidur dan membuatnya beristirahat sementara waktu….”
“Ap!? Oy Dill!!!”
“Begitu ya Dill… Aku akan menjalankan idemu… Ayo, Ain-sama, mari kita pergi!”
“Tunggu, jangan angkat aku!! Ini memalukan… Setidaknya biarkan aku berjalan sendiri!!”
Chris mendengarkan permohonan Ain yang penuh putus asa ini, dan memutuskan untuk melepaskan Ain. Dan Ainpun berjalan ke Princess Olivia dengan kakinya sendiri.
“Ah Chris-sama, makanannya akan segera diantarkan ke kamar nanti… Jadi Ain-sama akan bisa makan lebih cepat…”
“Maaf ya… aku mengandalkanmu….”
“Baik… Permisi Ain-sama, saya nanti juga akan naik ke Princess Olivia, jadi beristirahatlah dengan tenang…”
“Da-dasar pengkhianat!!! Kau… Sikapmu terlalu banyak berubah dalam seharian ini Dill!!”
“Hahahaha! Tidak begitu kok Yang Mulia Putera Mahkota…. Kalau begitu, sampai nanti…”
Kemudian Ain dibawa oleh Chris menuju ke Princess Olivia. Dalam perjalanan kesana, beberapa orang tabib dipanggil dan dibawa bersama mereka untuk mengobati Ain diatas kapal.
“… Ini adalah hari terakhir aku bisa mengawal Ain-sama… Jadi izinkan aku sedikit menunjukan perasaan ku, dan kurasa tidak akan dihukum karena ini kan?”
Dia telah melakukan banyak hal hari ini. Tidak ada jaminan bahwa Dill masih bisa bersama Ain atau tidak. Dill merasa dirinya juga sudah membuat masalah untuk Ayah dan Ibunya dan jauh didalam hatinya dia meminta maaf kepada mereka telah melakukan hal seperti ini.
Namun, dia sama sekali tidak menyesal. Seteidaknya dia telah menuntaskan kesetiaannya kepada Ain dan berhasil menyelamatkan Putera Mahkota. Meskipun pada akhirnya dia akan mendapatkan hukuman mati, dia tidak merasa kesal sedikitpun.
“Menjadi sendiran memang sedikit membuatku kesepian, tapi mendapat kemalangan dalam kebanggaan seperti ini tidak buruk juga…. Kurasa enak juga jika bisa makan bersama dengan ikan tangkapan Ain-sama….”
Meskipun dia menjadi pengawal Ain di sekolah lebih singkat daripada Chris, Dill telah menyaksikan pertumbuhan Ain selama beberapa tahun terakhir. Dan kini Ain telah tumbuh menjadi pahlawan yang telah menyelamatkan banyak nyawa, hal ini membuat Dill merasa bangga.
*
Ain dikelilingi oleh berbagaimacam alat sihir pemulihan dan sedang menerima sihir pemulihan dari banyak tabib. Hasilnya, kini ain dapat memulihkan tubuhnya meskipun sedikit. Namun kelelahan yang dialami lengannya sangat parah dan membuat ia hanya bisa menggerakan tangannya sedikit saja, dan belum mencapai kodisi maksimalnya.
Dan dia mendapatkan satu peringatan dari seorang tabib.
“Saya tidak tahu Skill apa yang digunakan Yang Mulia Putra Mahkota, tapi ini benar-benar diluar kemampuan kami untuk memulihkannya… Kalau bisa tolong hentikan penggunaan Skill seperti ini lagi…. Berikutnya salah sedikit saha mungkin anda akan kehilangan fungsinya seutuhnya… Atau mungkin lengan anda akan hilang…..”
“… Aku sendiri paham kalau aku telah melakukan hal yang terlalu memaksakan diri…. Terima kasih atas peringatannya…”
“Syukurlah jika anda mengerti…. Namun sebenarnya skill apa yang anda gunakan? Ini bukan lah jenis luka yang bisa dilakukan orang pada dirinya sendiri….”
Sambil meninggalkan ruangan, tabib itu bergumam. Sepertinya memang luka yang dialami Ain samgatlah besar. Setelah tabib itu pergi, Chris mulai membuka mulutnya.
“Ain-sama, apa boleh saya mengungkapkan pemikiran saya?”
“Silahkan…”
“Sepertinya semua luka yang diterima oleh tangan ilusi akan di transmisikan ke tangan anda… dan mungkin akan mempengaruhi tangan anda sampai batas tertentu…”
“Ya, aku juga berpikir itulah sebabnya… karena bukan berarti aku memiliki tubuh sekuat Dullahan jadi kurasa skill itu terlalu berat untuk tubuh manusia…”
Tidak mungkin dia bisa melakukan hal seperti itu lagi. Atau lebih tepatnya jika dia memikirkan tubuhnya, dia harus menghindari penggunaan skill sampai seperti itu. Namun sepertinya hal seperti ini tidak akan terjadi lagi.
“Sekarang …”
Setelah bertukar pendapat, Chris memperbaiki posisinya. Ain berpikir ini adalah saatnya menerima ceramah, dan membuatnya sedikit tertekan. Namun ain tidak bisa mengelak karena wajar jika dia marah karena ini.
“Anda pasti laparkan? Mari kitaa makan?”
“L-loh???”
“Apa ada yang salah??”
Ain mengira dia akan dimarahi, namun ternyata dia salah.
“Ah begitu ya…. Apa anda mengira anda akann saya ceramahi??”
“Tidak, bukan itu …”
“Ini cuma kesempatan untuk hari ini… Ayo, makanan nya sudah datang, mari kita makan….”
Chris lunak, Chris baik hati. Yah memang sudah biasa dia selalu baik hati, namun Ain sudah siap untuk mendengarkan ceramah yang panjang.
“Saya duduk di sebelah ya….”
Chris pun duduk di kursi disamping tempat tidur Ain.
“Loh? Kenapa sedekat ini??”
“Saat ini Ain-sama tidak bisa bergerak kan? Saya akan membantu anda…”
Chris mengambil peralatan makan, dam menyendok makanan dengan sendok.
“Tidak, Chris-san! Ini benar-benar memalukan!!!?”
“Lalu bagaimana cara anda makan?”
Karena makanan yang disendok mengeluarkan banyak uap, Chris meniupkannya perlahan dan membuatnya sedikit dingin. Melihat keadaan ini membuat Ain semakin malu, dan membuatnya sulit membuka mulutnya.
“… Ain-sama… Silahkan….”
Namun karena tidak ada cara lain, Ain berusaha keras menahan rasa malunya dan menerima sendokan itu.
“Ya…ya”
Dia tidak dapat merasakan rasanya. Disaat yang tidak tenang seperti ini membuat Ain tidak bisa menikmati rasanya. Namun tubuh Ain merespon makanan yang sudah lama tidak dia rasakan dan mengunyahnya perlahan.
“Apakah rasanya enak?”
Tentu saja dia tidak bisa mengatakan dirinya tidak bisa merasakan rasanya. Namun setelah Chris melakukan sampai seperti ini, jika dia menjawab sejujurnya maka itu akan terasa sedikit jahat.
“Enak loh… terima kasih ya Chris-san…”
Makanan yang disajikan adalah hidangan laut dari Magna yang sangat lezat sampai bisa membuat orang tersenyum. Namun saat ini Ain tidak dapat merasakannya. Jadi meskipun ini hanya sebuah kebohongan, Ain memutuskan untuk mengatakan makanan ini enak.
“Fufu…. Begitu ya… Baguslah kalau begitu…”
Itu adalah senyuman terindah yang pernah ia lihat. Begitulah Ain berpikir ketika melihat senyuman yang sampai membuatnya terpana. Dia merasa benar-benar beruntung dirinya menyelamatkan Chris…. Akibatnya Ain mulai menitikan air mata, dan membuat Chris menjadi penasaran.
“A-Ain-sama! Apa masih panas!?? Maafkan saya….”
“Tidak kok… benar-benar pas rasanya… Aku hanya merasa senang saja…. Apa masih ada lagi? Aku masih lapar…”
Chris tidak mengerti kenapa Ain meneteskan air matanya. Namun ketika melihat Ain meminta makanan lagi sambil tersenyum, ia merasakan hatinya menjadi hangat.
Terima kasih telah mampir….
Shoukan Sareta Kenja besok ya….
Up, lanskuy
Lanjutkan min
Napa bahamut first mulu njir
Thank update nya
Semangat lanjutkan min
lanjut mang 😀
Lanjut min
Kapan update lagi min