Vol.04 - Ch.01.2
Tamu tak Diundang (B)
Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 28 Desember 2020 .
Selamat Membaca….
Di luar Istana. Akhirnya momen-momen itu semakin mendekat. Akhirnya rombongan dari Heim tiba di kediaman Duke Amur.
“Ti-tidak boleh!”
“Ketapa tidak!! Aku sudah susah payah sampai kemari, tapi aku bahkan tidak bisa melihat wajah Duke Amur???!!”
Di Dukedome Euro, Istana Kediaman Duke Amur. Tepat di pintu masuk istana itu, seorang tamu tak diundang dari kerajaan Heim tiba-tiba datang berkunjung.
Istana Duke Amur adalah sebuah istana besar yang berdiri di dekat sebuah tanjung. Karena itu saat mendatangi Istana itu langsung dari kota, maka akan terlihat kapal besar milik Istalica yang berlabuh di belakangnya.
“Aku membawa surat dari Ayahku, Yang Mulia Raja! Apa kau tetap ingin mengusirku!!”
“Da-dari Raja Heim!?? Mau-mohon maaf… Meskipun begitu… ini bukan wewenang saya untuk memutuskan…. Kami akan segera menanyakannya, mau-mohon untuk menunggu sebentar…”
“…Cepat lakukan!”
Seorang ksatria berlari menuju ke dalam Istana. Ia pergi untuk bertanya kepada Duke Amur atau orang yang posisinya dekat dengannya untuk membuat keputusan terkait apa yang harus dilakukan. Apa boleh buat, hal seperti ini terlalu berat untuk diputuskan oleh seorang ksatria biasa.
“Para tamu dari Heim… Mari saya pandu ke ruang tamu…. Silakan sebelah sini….”
Para rombongan dari Heim itu sama sekali tidak berusaha menyembunyikan ekspresi kekesalan mereka. Ksatria istana pun memandu mereka masuk ke ruang tamu.
Normalnya hal kelakuan seperti ini dapat menimbulkan maslaha besar. Namun bagi Heim yang memiliki posisi terkuat di benua itu dapat bertingkah sok kuat. Begitu pun dalam kasus yang terjadi kali ini ini.
Hal itu tidak berubah meskipun Euro sedang menjalin ikatan bisnis dengan Istalica.
“Yang Mulia. Ngomong-ngomong, katanya Istana Euro ini memiliki pemandangan laut yang indah… bagaimana jika kita melihatnya?”
“Bagus juga…. Mari kita ikuti saran Grint, Hei kau yang disana! Tidak perlu membawa kami ke ruang tamu, bawa saja kami ke tempat itu!”
Para ksatria itu benar-benar kewalahan menghadapi keegoisan tamu mereka ini.
*
“Sepertinya sudah waktunya beristirahat, bagaimana menurut kalian tuan-tuan dari Istalica?”
Diskusi berjalan dengan lancar. Ain juga merasa telah mendapatkan referensi berharga setelah melihat cara Warren memilih kata-kata dan mengatur alur pembicaraan. Dan setelah pembahasan yang memakan waktu panjang itu, mereka pun beristirahat sesuai dengan saran dari Duke Amur.
“Benar juga….. Kita sudah melakukan pembicaraan dalam waktu yang cukup lama, jadi saya juga berpikir ini saat yang tepat untuk beristirahat sejenak…”
Warren menerima tawaran itu. Ia berpikir mungkin Ain yang baru pertama kali mengikuti pertemuan seperti ini sudah sangat kelelahan, jadi ia menerima tawaran Duke Amur.
“Pasti akan membosankan menghabiskan waktu di ruang pertemuan seperti ini, Bagaimana jika kita tunjukkan pemandangan kebanggaan yang dapat kita lihat dari istana ini?? Anginnya juga sudah cukup tenang, jadi mungkin tidak terlalu dingin….”
“Hm… Ed itu ide yang bagus… Bagaimana pendapat Anda, Pangeran Ain, Warren-dono??”
Warren pun sekilas melirik ke arah Ain.
“Ya…. Kurasa aku ingin melihatnya, Warren…. Tolong pandu kami….”
“Dimengerti Yang Mulia… Kalau begitu Duke Amur, mohon perhatian Anda….”
“Syukurlah… Kalau begitu ayo kita kesana…. Ed, tolong antar kami….”
“Dimengerti”
Sesuai perintah Duke Amur, Ed pun memimpin mereka. Ain dan kelompoknya pun berdiri dan berjalan mengikuti Duke Amur beserta Ed.
Chris dan Dill berjalan di kedua sisi Ain, sedangkan Warren berjalan di depannya. Dan di bagian belakang Ain ada pasukan Royal Knight yang sedari tadi berjaga di luar ruangan.
“Jadi seperti sedang baris-berbaris ya….”
“Meskipun ini bukan negara musuh, namun ini cukup wajar jika mempertimbangkan posisi Ain-sama loh….”
Chris memberikan jawaban dengan lirih setelah mendengar gumaman Ain yang tiba-tiba itu.
“Yah, aku sudah tahu sih… Chris-san, Dill, aku mengandalkan kalian….”
Keduanya tidak menjawab dengan kata-kata dan hanya menundukkan kepala mereka. Dengan di ikuti oleh pengawal yang sangat bisa dipercaya, Ain mengikuti di belakang Duke Amur.
Di Istalica, material seperti bebatuan halus, bijih mineral, dan material-material dari monster di aplikasikan di setiap sudut Istana. Ditambah lagi permadani yang lembut dan tertata rapi sehingga membuat rasa lelah di kaki berkurang.
Sedangkan di Itstana Euro ini kebanyakan menggunakan batu batu kasar. Meskipun Istana di hiasi dengan kain tenun dan ukiran-ukiran yang cukup indah, namun kesannya terlalu alami. Atau jika dikatakan dengan tega, bagian dalam istana ini tidak memiliki kehangatan.
Di dalam istana itulah rombongan itu berjalan menuruni tangga untuk menuju keluar.
“Ngomong-omong, Warren-dono”
“Ya? Ada apa Duke Amur??”
“Sebenarnya aku ingin memberikan laporannya tadi… Di tempat kapal Warren-dono berlabuh, katanya telah ditemukan sebuah kristal laut besar dari dasar laut di dekat sana….”
“Wahh… Seberapa besar??”
“Sepertinya diameternya sekitar 15 meter… Bagaimana menurut Anda??”
Ketika mendengar hal itu Warren tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Itu wajar, karena bahkan Istalica belum pernah menemukan kristal laut sebesar itu. Membayangkan berapa banyak peralatan sihir yang bisa dibuat dari satu kristal itu saja sudah membuat wajahnya tersenyum.
“Ada juga yang sebesar itu…. Ah maaf, saya terlalu terkejut karena sampai saat ini belum pernah menemukan yang sebesar itu….”
“Itu wajar…. Izinkan saya memberitahukan detailnya nanti setelah diskusi kita selesai…”
“Tentu saja…. Kami sangat ingin mendengarnya… Jika memang ukurannya sebesar itu pasti sulit untuk menambangnya… Izinkan kami membuat rencana setelah memeriksa dokumennya…”
“Boleh saja…”
Meskipun seharusnya ini adalah waktu istirahat, namun nyatanya pembicaraan tentang kesepakatan bisnis kembali dimulai. Dengan wajah agak kecewa, Ed memandang Duke Amur dan kemudian memberikan peringatan.
“Duke Amur… Kita ini sedang ingin beristirahat, jadi pembicaraan semacam itu agak…..”
“Oh, iya… Maaf ya Warren-dono… ”
“Tidak masalah… Itu juga merupakan hal bagus bagi kami… kami sangat berterima kasih.”
“Syukurlah jika Anda berkata demikian….”
Duke Amur sedikit merasa tidak enak, namun seakan timing-nya tepat mereka pun tiba di pintu keluar.
“Dari taman, kita bisa langsung turun ke tanjung… tolong berhati-hatilah dengan langkah kaki kalian…”
Setelah keluar ke taman, Ain dan kelompoknya tetap mengikuti Ed dan Duke Amur. Tampaknya mereka akan bisa turun langsung ke tanjung dari halaman itu, dan semakin dekat dengan spot pemandangan kebanggaan Duke Amur.
“Hari ini ombaknya tenang dan anginnya juga lembut, jadi terasa sedikit hangat… Sepertinya ini waktu yang tepat….”
Ain dan rombongannya berangkat dari Istalica di malam hari dan tiba di Euro pada pagi hari. Memang udara terasa cukup dingin ketika mereka baru sampai, namun pada sore hari setelah mereka melakukan diskusi, seperti apa kata Ed, udara sekitar terasa sangat hangat.
“Angin laut yang menyegarkan….”
“Syukurlah Anda menyukainya, Pangeran Ain…. Silakan ke sebelah sini…Hm???”
Duke Amur cukup senang mendengar komentar Ain, namun tiba-tiba ia melihat sosok beberapa ksatria yang berjalan di halaman yang menuju tanjung dan membuatnya penasaran dengan apa yang terjadi. Ed yang juga menyadari hal ini pun segera bertanya kepada mereka.
“Apa yang sedang kalian lakukan?”
“Wa-waduh… Ed-sama….. Dan Duke Amur-sama….. Ah rupanya ada tuan-tuan dari Istalica juga ya…..”
“Ya… Kami sedang memperlihatkan pemandangan kebanggaan istana ini… Jadi apa yang kalian lakukan di sini?”
“…I-itu… Kami sedang menunggu tamu yang sedang melihat pemandangan ini….”
Ed dan Amur kebingungan dengan siapa yang ksatria itu maksud sebagai tamu.
“Permisi… Jangan-jangan kami dari Istalica telah bertindak tidak sopan?”
Warren penasaran apa ksatria yang ia bawa telah berbuat tidak menyenangkan kepada mereka.
“Ti-tidak… Sama sekali tidak!! Ta-tamunya itu… mereka adalah….”
Melihat ksatria itu sepertinya sulit mengatakannya, Duke Amur pun berkata dengan tegas.
“Cukup… Biar aku yang datang ke sana dan melihatnya sendiri!”
Mengabaikan ksatria itu, Duke Amur pun menuruni tangga dan menuju teras yang ada di tanjung. Meskipun memang benar ada tamu, hari ini tidak ada jadwal untuk itu. Dengan kata lain tamu itu adalah teman yang datang tanpa janji. Karena itu, tidak salah jika ia bertindak sedikit kasar karena pihak tamu itulah yang lebih dulu tidak sopan.
Ed berjalan mengikuti Duke Amur yang berjalan dengan santai. Setelah meminta maaf kepada Warren, ksatria Duke Amur memimpin Ain dan rombongannya mengikuti Duke Amur.
Hmm menarik
Lanjut ga sih??? LANJUT LAH MASA ENGGA