Pengaturan Membaca

Font Style

  • Arima
  • Nunito
  • Corben

Font Size

Vol.04 - Ch.01.3
Tamu tak Diundang (C)

Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 28 Desember 2020 .

Selamat Membaca….

Ketika Duke Amur sampai di teras, ia melihat sosok ‘tamu yang tak diundang’ yang benar-benar tidak terbayangkan sedang duduk menunggu kedatangannya. Dan di belakang tamu itu berdiri beberapa orang yang mungkin adalah pengawalnya.

“Duke Amur! Lama sekali!! Aku tidak menyangka akan selama ini….!”

“…Kenapa ada di sini…”

Sosok tamu itu adalah Tiggle, pangeran ketiga kerajaan Heim. Ia bersama dengan beberapa pengawal dan juga Grint yang merupakan pewaris keluarga Roudheart.

“Ada apa Duke Amur? Tiba-tiba jadi panik begitu….”

Ain dan rombongannya yang dipandu oleh ksatria datang sedikit lebih lambat. Dan Warren-pun menanyakan apa yang sedang terjadi.

“…Hm? Duke Amur…. Siapa orangnya? Tamu lain yang membuatku harus menunggu?”

Kemudian salah satu pengawal Tiggle terkejut melihat rombongan yang datang dan refleks berteriak.

“Ha?? Ke-ke… kenapa kau ada disini!!!”

“Ada apa kau tiba-tiba berteriak begitu, Grint? Apa kau ingin membuatku malu…..”

Ketika melihat sosok yang ada di belakang Warren, membuat Grint tak sengaja mengeluarkan suara keras mendahului tuannya. Tapi apa boleh buat. Sosok yang ia lihat itu adalah sosok kakaknya yang bertahun-tahun tidak ditemuinya karena tiba-tiba menghilang. Ia tidak menyangka bahwa kakaknya yang ia kira telah melarikan diri dari keluarga Roundheart itu ternyata ada di Euro, dan sedang melakukan pembicaraan dengan Duke Amur.

“Yang Mulia! Orang itu adalah kakakku….. Meskipun dia bukan lagi keluarga Roundheart, tapi nama sebelumnya adalah Ain Roundheart!! Dia adalah saudara satu ayah denganku!”

Grint mengatakan itu untuk memberitahu Pangeran Tiggle sambil menunjuk ke arah Ain. Setelah mendengar itu, semua orang yang ada di tempat itu kehilangan kata-kata dan hanya menatap ke arah Ain.

Tentu saja tidak terkecuali Ed dan Duke Amur.

“…Kurasa tepat untuk mengatakan lama tidak berjumpa ya Grint…. Chris-san, Dill, tidak apa-apa… jangan sampai kalian menggerakan tangan kalian itu duluan ya…. Semuanya juga tenang….”

“….Dimengerti.”

“Siap…!”

Chris sudah ingin mencabut rapier yang ada di pinggangnya. Begitu juga Dill yang sudah siap mengeluarkan pedang miliknya. Namun Ain menghentikan mereka. Mungkin memang ada banyak alasan mengapa Chris dan Dill begitu marah.

Pertama-tama, adalah karena barusan Grint menyebut Ain dengan kata ‘Orang itu’. Selanjutnya tata bahasa serta mengarahkan jarinya untuk menunjuk Ain. Dan terakhir adalah disebutnya keluarga Grint dan Yang Mulia disana yang tentunya ini menjadi alasan utama.

Dia menyebutkan tentang keluarga Roundheart dan kata ‘Yang Mulia’. Maka kesimpulannya mereka adalah keluarga dari Kerajaan Heim. Jika mempertimbangkan masa lalu Olivia dan Ain, tidak heran jika masyarakat Istalica merasa marah kepada keluarga Roundheart dan keluarga kerajaan Heim.

Oleh karena itu, wajar saja jika kedua orang itu tidak bisa menahan diri untuk mencabut pedang mereka. Biasanya ini merupakan hal yang salah, namun Ain tidak berniat menyalahkan mereka.

Ngomong-ngomong, bukan hanya Chris dan Dill ingin mencabut pedang mereka. Ain mengatakan ‘Semuanya’. Karena memang ia mendengar suara tangan yang menempel di pedang dari para pasukan Royal Knight yang ada di belakangnya.

Tentu saja mereka juga merasakan amarah yang sama.

“Bisa-bisanya kau dengan seenaknya mengatakan ‘sudah lama ya’ begitu!!”

“Permisi. Kalian ini……”

Warren akhirnya membuka mulutnya untuk mengendalikan alur pembicaraan ini, namun dihentikan oleh Ain.

“… Duke Amur. Sepertinya kalau situasinya seperti ini, bukan waktunya untuk beristirahat…. kami berterima kasih karena sudah bisa sedikit refreshing… tapi sepertinya Anda punya tamu lain, mari siapkan ruang pertemuan baru dan kita berkumpul di sana…”

“Ka-kakak! A-apa yang ingin kau lakukan!”

Ain sedikit kesal dengan Grint yang sama sekali tidak memperhatikan suasananya.

“Grint…. Jika kau memang seorang pewaris bangsawan, bersikaplah sesuai tempat dan waktunya….. Meskipun agak aneh jika aku mengatakan ini karena aku yang menyapamu lebih dulu, tapi apa yang kau lakukan itu sudah melewati batas…. Duke Amur, Apa boleh?”

“I-iya.. Benar juga…. Saya juga tidak terlalu mengerti situasi apa yang sedang terjadi… Saya mohon maaf karena membuat Anda semua terus berjalan, tapi mari kita kembali ke dalam Istana….”

Aura yang unik dipancarkan oleh sosok bernama Ain. Seakan ditekan oleh hawa ini, Duke Amur sampai melupakan keluhan yang akan ia katakan kepada Tiggle. Dia pun menerima usulan Ain dan memutuskan untuk membawa mereka kembali ke dalam Istana.

Pada saat itu, Ed kembali merasakan ‘kebesaran’ yang ada dalam diri Ain, dan mewaspadainya.

“…Tiggle-sama adalah pangeran ketiga! Apa maksudmu bersikap seperti itu di depan Pangeran!!”

Ketika Duke Amur ingin melaksanakan tawaran Ain, Grint yang masih belum menyerah mengatakan itu dengan keras. Meskipun ia masih lebih muda dari Ain, kata-kata dari Grint itu benar-benar sudah melewati batas.

“…Kalau begitu aku adalah ‘Putera Mahkota’…. Bahkan anak kecil saja tahu mana yang lebih tinggi jika Putera Mahkota dibandingkan dengan sekedar Pangeran ketiga biasa….. Jika kau memang punya otak dan tidak bodoh, diam saja dan ikuti!!”

Kata-kata itu membuat wajah Grint dan Tiggle memerah dan emosi mereka memuncak.  Namun Ain sama sekali tidak memedulikan mereka, dan langsung menaiki tangga menuju ke dalam Istana. Warren, Chris dan Dill beserta para pasukan Royal Knight pun mengikutinya masuk ke dalam Istana.

“Kasar Sekali!! Tapi…. kenapa tiba-tiba anginnya menjadi kencang bengini… Uwaa!?”

“Ya-yang Mulia! Berhati-hatilah dengan langkah Anda!!”

Sepertinya tiba-tiba angin kencang menyerang rombongan Tiggle. Sekilas Ain memperhatikan keadaan mereka dari tangga.

“… Hei Chris-san… Apa kamu melakukan sesuatu?”

“Aku ingin mereka Bersyukur karena hanya merasakan ini…”

Rupanya Chris menggunakan sihir angin miliknya untuk mengumpulkan Angin kearah mereka. Angin yang telah terkumpul itu berhembus di sekitar Tiggle layaknya angin laut yang kuat.

“Aku cukup menyukai sosok Chris-san yang seperti itu….”

“Te-terima.. kasih…”

Berbagai pemikiran bercampur aduk di dalam benak Ain. Namun hal itu sedikit teredamkan oleh tingkah Chris yang agak imut.

Sedangkan Chris saat ini sedang tersipu malu setelah mendengar kata-kata Ain. Meskipun nada bicaranya tidak berubah, namun ia sedikit menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang agak memerah.

 

Para pasukan Royal Knight dan Dill yang berjalan didiekat mereka juga mengatakan pujian dengan suara pelan. Beberapa dari mereka memuji sikap Ain barusan.

Lalu Warren yang sejak tadi memperhatikan sikap yang dilakukan Ain pun berbicara kepadanya.

“Ain-sama… tadi itu benar-benar tindakan yang luar biasa….. Saya sangat ingin melaporkannya kepada Yang Mulia Raja, Tuan Ratu, serta Olivia-sama….”

“…Yahh sepertinya kata-kata ‘sekedar pangeran ketiga biasa’ itu terlalu kasar ya…”

“Tidak… tidak…. Malah sebaliknya, itu sangat bagus loh… Mungkin jika mengatakan ‘Orang yang tidak akan jadi raja’ saja akan lebih bagus lagi….”

Tiggle adalah pangeran ketiga. Ia tidak akan mewarisi takhta kerajaan kecuali ada hal yang sangat mendesak.

“…Lohh Warren-san? Apa mood-mu sedang buruk??”

“Entahlah…”

Sosok pria seperti Warren tidak akan pernah menunjukkan perasaan pribadi dalam setiap tindakannya. Meskipun begitu Ain menduga bahwa Warren sedang dalam suasana hati yang buruk sehingga membuat pria itu bertingkah sedikit jahat. Di akhir kalimatnya, pria itu tersenyum, kemudian membungkuk kepada Ain dan kembali ke posisi semula.\

Meskipun memang sebagai keluarga kerajaan pasti memiliki harga diri dan kebanggaan tersendiri, alangkah baiknya jika mereka sedikit mempelajari soal Istalica dan menjaga kata-kata mereka? Itulah yang ia pikirkan tentang sikap Grint dan Tiggle.

“Haahh… Harusnya aku memaksa untuk menolak tugas resmi ini…… Kenapa jadi begini…. Harusnya aku bersantai saja dengan Ibu dan Claune…..”

Itulah apa yang rasakan di benaknya ketika ia membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya.

 

Terima kasih telah mampir….

Comments

12 tanggapan untuk “Maseki Gurume Volume 4 Chapter 1C”

  1. Dragonus berkata:

    anjay keren cuk ain,,,
    semangat terus min updatenya, terima kasih dah di update terus :))

  2. Siotong berkata:

    Wadooo, nanggung lagi

  3. Evileye berkata:

    Makin seru nih, makin greget storynya

  4. Bashir berkata:

    Mantap min lanjutkan min

  5. Envy berkata:

    next….btw ini tl dri raw langsung kah?

  6. Gilda berkata:

    Ceper min update lagi

  7. Fyz berkata:

    Lanjut minn

  8. Jojo berkata:

    Good lanjutkeun, semangat Mimin

  9. Muhammad Adhi berkata:

    AHHH ga sabar pengen tau lanjutannya apa si pangeran ke 3 itu yang lagi ngejar claune bakal bikin masalah

  10. Hafiz berkata:

    Update lagi min

  11. Chicken PTN berkata:

    Anying udah bawa jabatan, yang dilawan malah putra mahkota, dari kerajaan gede lagi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *