Pengaturan Membaca

Font Style

  • Arima
  • Nunito
  • Corben

Font Size

Vol.04 - Ch.03.2
Kebencian (B)

Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 5 Januari 2021 .

Selamat Membaca….

Beberapa hari telah berlalu sejak Ain pertama kali tiba di Euro dan beberapa kali diskusi telah dilaksanakan.

Meskipun tidak pernah di izinkan, pihak Tiggle terus menerus meminta mengadakan pertemuan. Dan saat Ain dan rombongannya sedang melakukan pertemuan dengan Duke Amur, mereka kerap kali berusaha untuk menyelak namun tidak berhasil karena dihadang oleh Royal Knight Istalica dan ksatria Euro.

Dan akhirnya, hari kepulangan Ain ke Istalica pun tiba. Hari ini adalah hari terakhir dalam agenda acara, namun karena ada hal mendesak, mereka sedang melakukan sesuatu.

“Oke, tahan! Tarik dengan hati-hati!”

Saat ini Ain dan rombongannya sedang menyaksikan penarikan kristal laut raksasa yang telah ditemukan. Karena ukurannya cukup besar, diputuskan untuk menarik keluar kristal itu dengan menggunakan kapal perang milik Ain dan rombongannya.

“Terima kasih atas kerja sama Anda….”

“Tidak.. tidak… Justru ini sangat menguntungkan bagi kami…. Kami sangat bersyukur mendapatkan kesempatan seperti ini….”

Duk Amur datang menyapa Warren. Meskipun mereka berhasil menemukannya, mereka kebingungan bagaimana cara mengangkat kristal itu ke permukaan.

“Setelah menyelesaikan urusan ini, apa Anda akan segera kembali ke negeri Anda?”

“Yah, Konferensi kali ini telah menjadi sesuatu yang kaya akan manfaat bagi kami… Terima kasih telah memberikan waktu luang Anda untuk kami….”

“Kami juga sangat berterima kasih… Meskipun sempat terjadi sedikit masalah…”

“Ya anggap saja itu seperti sebuah kecelakaan…. Kami sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu kok…”

“…Tapi saya benar-benar berterima kasih… Anda telah membuat kemarahan Heim tidak mengarah kepada kami…”

Tentang Graf dan Claune. Informasi yang sengaja di berikan itu seolah-olah membuat Euro tidak terlibat dan mungkin Istalica terlibat. Hal ini dilakukan untuk melindungi Euro.

Meskipun memang tidak bisa dipungkiri memang Istalica sendiri berniat meladeni mereka. Namun pada kenyataannya itulah pilihan terbaik untuk kedua belah pihak.

“Karena negeri kita bersahabat… Jadi jangan terlalu dipikirkan…”

“…Istalica tampaknya adalah negeri yang damai… tapi jika Heim terlalu berlebihan….”

“Izinkan saya memberitahu satu hal…”

Tiba-tiba aura di sekitar Warren menjadi sedikit lebih menegangkan.

“Sebenarnya kami bisa saja memberikan dampak kerusakan tanpa harus turun tangan secara langsung… Contohnya…. Jika kami mengubah metode penangkapan ikan di kota pelabuhan kami dengan metode yang agak ‘khusus’… maka itu akan membuat populasi di laut tidak seimbang… sehingga menyebabkan monster berbahaya menjadi kelaparan…. Dan ketika mereka kelaparan mereka akan mulai mencari makan di daerah pelabuhan Roundheart… Karena monster itu akan selalu lapar, jadi mungkin efek semacam itu akan muncul hanya dalam beberapa hari saja…”

“…Begitu ya… terima kasih telah memberitahu kami informasi yang sangat berharga…”

“Syukurlah…”

Saat mereka berdua sedang berbincang, pekerjaan pengangkatan kristal laut pun berjalan dengan lancar. Jika kristal sebesar itu dibawa pulang ke Istalica, pasti negeri akan semakin makmur. Dengan memikirkan itu membuat Warren merasa bisa sedikit lebih santai.

Setela beberapa waktu berlalu, kristal laut berhasil diangkat dan dimuat ke dalam kapal perang. Setelah mengkonfirmasi hal itu, Ain dan rombongannya berpamitan dengan Duke Amur dan kembali menuju ke kapal mereka agar bisa pulang ke negeri mereka Istalica.

“Hmm…  Oh iya Pangeran Ain… Ini ada bingkisan dari kami warga Euro… Sebuah bingkisan yang mengandung ketulusan hati Euro di dalamnya….”

“Maaf merepotkan ya Ed-dono… Semua barang di sini memang cukup menarik…. Hmm…. Ini…”

Seorang ksatria pasukan Royal Knight menerima bingkisan yang diberikan oleh Ed. Dan di antara bingkisan itu, Ain menemukan sebuah patung ukiran dari kayu.

Baik warnanya maupun bentuk patung itu seperti mengingatkannya pada sesuatu. Ain merasakan tubuhnya bergejolak dengan dahsyat. Ia tidak tahu mengapa. Namun ketika melihat patung itu, entah mengapa ia merasakan sebuah hasrat ingin menghancurkan sesuatu mulai melanda dirinya.

“Yang ini adalah sebuah patung dari salah satu ras yang dikatakan sebagai dewa pelindung benua ini…”

“Be-begitu ya… Jadi ras macam apa sosok yang tergambar dalam patung ini??”

Ain merasakan jantungnya berdetak dengan cepat. Ia tidak menyangka akan dapat melihat sosok itu di tempat seperti ini.

“Namanya adalah Ras Crimson Fox… mereka adalah dewa pelindung di benua ini… mereka adalah ras yang sangat diberkahi dan kami berharap mereka akan membagikan berkahnya kepada Pangeran Ain serta Istalica…”

Entah mungkin karena itu sebabnya, dibenua ini, orang yang terlahir dengan rambut berwarna merah dikatakan memiliki berkah dari para dewa. Begitulah yang Ed ceritakan kepada Ain.

“…Begitu ya… aku terima dengan senang hati…”

Sementara itu, Ain sangat berusaha mati-matian agar tidak menunjukkan perasaannya saat ini di wajahnya. Tentunya Chris dan Warren juga memiliki perasaan yang sama.

Dan situasi seperti ini terus berlanjut sampai mereka bertiga masuk ke dalam White King.

*

Ain dan rombongannya telah naik ke kapalm dan seharusnya mereka saat ini mereka hanya tinggal menikmati perjalanan pulang saja. Namun kenyataannya, suasana di ruangan itu sama sekali tidak tenang. Kapal telah berjalan meninggalkan Euro dan Istana Duke Amur sudah tidak lagi terlihat, namun suasana di ruangan itu sama sekali tidak berubah.

“Baiklah Ain-sama… Chris-dono…. Saya ingin mendengar pendapat kalian….”

Kata-kata yang baru saja di ucapkan Warren adalah kata-kata yang biasa dia ucapkan ketika ia merasakan ada sebuah kejanggalan. Karena pria itu adalah pria yang bisa berpikir sendiri dan memecahkan berbagai macam permasalahan sendirian. Karena itu sampai saat ini ia belum pernah sampai meminta pendapat Ain.

“Menurutku sepertinya ini memang patung ‘Rubah Merah’ kan…”

TL Note : Jadi disini ada dua versi. Kalau Ed bilangnya Crimson Fox(Kurenaigitsune). Sedangkan Ain dkk bilangnya Rubah Merah( Akagitsune). Btw Crimson itu warna merah yang lebih gelap.

Sosok gadis yang memiliki ciri-ciri khas rubah berwarna merah. Sangat mirip sekali dengan salah satu kaki tangan Raja Iblis yang tergambar di buku yang diterjemahkan oleh Chris.

Ain menunjuk patung yang diletakan di atas meja itu dengan sedikit kasar.

“Saya tidak terlalu mengerti tentang rinciannya… Namun sepertinya benar apa yang Ain-sama katakan… Patung ini mirip sekali dengan Rubah Merah…..”

“Hmm ……”

 

[Ras Rubah Merah yang dulunya merupakan kaki tangan raja Iblis. Besar kemungkinan dialah sosok pemicu amukan dari Raja Iblis.]

Demikian kalimat yang tertulis dalam buku yang ditulis dalam bahasa Elf kuno dan dibeli oleh Catima.

Namun tak ada satu pun dari mereka yang mengerti apa maksudnya. Kalaupun memang kalimat itu benar, bagaimana bisa sosok seperti itu menjadi semacam sosok dewi pelindung di negeri Euro?

“Aku sama sekali tidak mengerti… Kemungkinan Rubah Merah itu melakukan sesuatu kepada sang Raja Iblis sehingga membuatnya mengamuk… Mari kita anggap kesimpulan ini benar… Maka itu artinya setelah amukan itu mereka melarikan diri dan datang ke benua ini, begitu??”

“Saya rasa ada benarnya juga apa yang Anda katakan…. Namun saya masih tidak mengerti apa tujuannya…”

Ain dan Warren sama-sama kebingungan, namun tiba-tiba Chris membuka mulutnya.

“…Hedonisme… Bukankah dibuku itu tertulis demikian??”

“… Chris. Apa maksudmu?”

Saat ini kondisi Ain masih tidak normal dan tidak seperti biasanya. Warren dan Chris menyadari akan hal ini. Meskipun penasaran dengan apa yang terjadi, namun Chris tetap melanjutkan penjelasannya.

“Kemungkinan ras Rubah Merah itu sedang merencanakan sesuatu lagi di benua ini….”

“Mengingat bahwa Istalica sampai mengalami kekacauan, maka dapat di asumsikan mereka berniat melakukan hal yang sama…. Jadi target mereka selanjutnya adalah bukan Istalica……”

Warren setuju dengan pendapat Chris. Chris beranggapan bahwa karena mereka adalah ras yang hedonisme maka mereka berniat untuk mempermainkan benua itu layaknya sebuah permainan.

“Salah….”

Namun satu kata dari Ain menyangkal semua kata-kata Chris.

Saat ini kondisi Ain masih belum berubah dan masih berbeda dari biasanya. Saat menyaksikan hal ini Chris merasa seperti sedang berhadapan dengan seorang ksatria veteran. Meskipun ia sedang duduk, namun sama sekali tidak ada celah dan membuatnya gadis itu merasa akan kehilangan kepalanya jika dia lengah sedikit saja.

“Mereka Sejak dulu….. Selalu saja mempermainkan siapa pun….Tapi…. tidak…. sepertinya sudah sejak awal….. Mempercayai orang itu adalah sebuah kesalahanku…”

Mulut Ain terus menerus mengatakan hal yang sama sekali tidak bersambung maknanya.

“A-Ain-sama …? Apa yang Anda bicarakan …?”

“Ada apa Ain-sama??!”

Selain Warren, Chris juga terkejut. Mereka sama sekali tidak mengerti apa yang sedang dikatakan oleh Ain. Mereka pun menatap Ain dengan tatapan khawatir.

Apa yang dia maksud dengan mempercayai?? Apanya yang dari awal?? Mereka sama sekali tidak mengerti apa yang Ain katakan.

“Aku kira dia cuma kesepian… tapi ternyata salah… Dia itu sepertinya sejak awal memang ingin mempermainkan kami….. Sejak kejadian itu….. Sejak Waktu itu….!”

Ain sama sekali tidak menanggapi perkataan mereka berdua. Dia pun akhirnya berdiri dan mendekati meja tempat patung Rubah Merah itu diletakan.

Melihat hal ini Chris ingin berjalan ke sampingnya dan meraih tangannya. Meskipun ia tidak mengerti apa yang terjadi, namun ia tetap ingin membuat Ain tenang.

Namun entah mengapa kakinya sama sekali tidak mau bergerak. Dan ia pun melihat ke arah kakinya sendiri.

“Ke-ke..napa…”

Dapat dipastikan bahwa dia tidak sedang dalam pengaruh sihir pengekang. Dan juga tidak ada jejak sihir apa pun.

Namun satu hal yang dapat ia mengerti. Saat ini kakinya sedang gemetaran layaknya seekor anak rusa.

Penyebabnya adalah sebuah perasaan takut. Rasa takut yang sudah lama sekali tidak ia rasakan. Karena itu kakinya sama sekali tidak mau bergerak.

Pada saat melawan Sea Dragon Chris juga sempat merasakan rasa takut. Namun tidak sampai membuat kakinya gemetar dan tidak dapat bergerak.

Mengapa ia bisa merasakan ketakutan yang sangat besar hingga membuatnya tidak bisa bergerak dari sosok Ain ini? Chris sama sekali tidak bisa memahaminya.

“Dan dia bahkan datang untuk memutuskan ikatan kami!!! Uwaaa!!!”

Tangan kanan Ain bersiap seperti ingin membuat ayunan besar. Dan kemudian ia mengayunkannya. Gerakannya seperti sedang mengayunkan sebuah pedang besar. Chris sempat penasaran dengan apa yang ia lakukan, namun sebuah kejadian aneh pun terjadi.

Tiba-tiba sebuah raungan kemarahan menggema di seluruh White King dan membuat Warren dan Chris menutup mata mereka.

Dan segera setelah mata mereka kembali terbuka, mereka pun mencoba menyelidiki apa yang terjadi. Dan mereka menemukan sebuah lubang besar di ruangan tempat mereka berada. Lubang itu cukup besar untuk membuat mereka bisa melihat keadaan laut dan juga dek.

Ketika Chris menoleh ke arah Ain, ia melihat ada sebuah pedang besar di tangan kanan Ain yang tidak cocok dengan ukuran tubuhnya. Entah dari mana dan kapan ia mengambil pedang itu. Sepertinya satu ayunan pedang itu yang telah membuat lubang besar di White King. Semua benda dari meja tempat patung rubah merah itu diletakan sampai ke dinding yang berlubang telah menghilang.

White King adalah kapal perang yang diwariskan kepada raja secara turun temurun. Dan daya tahan kapal itu mungkin dapat dikatakan lebih keras daripada naga dan tidak main-main.

Itulah yang seharusnya. Namun. Satu ayunan pedang Ain telah menyebabkan kerusakan yang sangat besar.

“…”

Ain berdiri seperti sedang melamun. Namun sesaat kemudian matanya terpejam dan seakan ingin jatuh.

“Ain-sama!”

Chris berhasil menangkap Ain tepat sebelum ia terjatuh. Pedang besar yang tadi ada ditangannya langsung musnah layaknya uap seketika setelah matanya terpejam.

“Sepertinya pembicaraan ini tidak bisa selesai hanya sampai di sini ya…”

Warren berpikir demikian dan hanya bisa menatap sosok Ain yang ada di pelukan Chris.

Setelah kejadian itu, banyak ksatria Royal Knight yang bergegas datang ke ruangan itu, dan mereka hanya bisa terkejut dan memandang jejak kejadian tragis yang terjadi di ruangan itu.

 

Terima kasih telah mampir….

Comments

10 tanggapan untuk “Maseki Gurume Volume 4 Chapter 3B”

  1. Evileye berkata:

    Ain kerasukan, rubah merah bakalan jd musuh utama nih kyaknya..
    Thx updateannya min

  2. Bashir berkata:

    Mantap lanjutkan

  3. Siotong berkata:

    Makin menarik
    Gass pol nih mamang admin

  4. Sasazaki03 berkata:

    Mantap ni mulai panas…
    Mulai masuk cerita utama…

  5. Gilda berkata:

    Mantap min

  6. Ekho berkata:

    Mantap

    Thank update nya
    Semangat min

  7. Bashir berkata:

    Di tunggu update terbaru nya min

  8. Kitsune berkata:

    Lanjut ga sih??? LANJUT LAH MASA ENGGA

  9. Shirai berkata:

    Fix kayaknya Ain sempet diambil kesadarannya sama Dullahan atau elderlich…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *