Vol.04 - Ch.05.3
Petualangan Dimulai (C)
Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 11 Januari 2021 .
Selamat Membaca….
Suasana ceria serta udara yang hangat menjadikan hari itu sangat cocok untuk kencan mereka. Mereka berjalan di area yang tidak terlalu banyak dilalui orang, dan akhirnya sampai di lokasi tujuan mereka.
“Kyaa! Duuh… Jangan tiba-tiba menyiramku begitu….”
“Yaah… Ini cukup menenangkan ya….”
Meskipun ini adalah kencan, bukan berarti mereka akan pergi jauh. Dan mereka juga tidak bisa pergi ke tempat-tempat yang terlalu mencolok di dekat sekitar ibukota. Yang bisa mereka lakukan paling tidak hanyalah berbelanja. Dan mereka juga harus menghindari jalan-jalan utama.
Dengan mempertimbangkan hal ini, Ain memutuskan untuk memilih pelabuhan Ibukota. Sebuah pelabuhan yang cukup kecil dibandingkan dengan Magna, namun saat ini mereka berada di dekat kapal Princess Olivia. Jadi mereka bisa tenang karena tempat itu bukanlah tempat yang dapat dikunjungi oleh warga Istalica biasa.
“Tunggu, Ain…. Kamu bilang mau nge-date.. tapi kenapa kamu Cuma nonton saja dari sana??”
“Yahhh cukup menyenangkan melihat Claune bermain dengan mereka….”
Ngomong-ngomong, Ain tidak membawa pengawal hari ini. Namun tetap saja ada pasukan khusus yang secara diam-diam mengawasi Ain dan Claune dari balik bayangan. Chris memaksanya untuk setidaknya mentolelir hal ini.
“… te-tetap saja…. Kamu juga harus menemaniku!!”
“Iya.. iya tuan puteri… “
Ain sedang duduk di atas kotak kayu di dekat dermaga. Sedangkan Claune sedang bermain dengan si kembar Sea Dragon. Mungkin karena mereka adalah monster, kecepatan pertumbuhan mereka sangat tidak manusiawi. Atau mungkin ini hanya soal makanannya saja.
Seorang “Pelaku” memberikan banyak Magic Stone kepada si kembar sebagai makanan mereka. Mulai dari yang murah seharga 1000G hingga yang mahal di atas 50.000G.
Ain sangat bersyukur si “Pelaku” itu mau menggantikannya merawat mereka serta mencatat perkembangan mereka. Namun sepertinya si “Pelaku” itu tidak menyangka bahwa mereka akan tumbuh secepat ini, dan hanya mengatakan “Aku tidak tahu akan begini Nya! Apa boleh buat Nya!”.
Karena itu, ke depannya dapat dipastikan si kembar ini dapat bertumbuh dengan cepat.
“Ngomong-ngomong, selama setengah tahun aku tertidur, mereka cepat sekali bertambah besar ya….”
“Kyururua?”
“Kyuu?”
“Suaranya memang imut, tapi karena ukuran tubuh mereka sebesar itu jadi terlihat kurang imut ya…”
El dan Al. Kedua Sea Dragon kembar itu telah mencapai panjang lima meter dan saat ini sudah memiliki kemampuan bertarung yang lumayan. Mereka sering memburu monster kecil yang ada di perairan dekat pantai dan memakan mereka, lalu terkadang membawa pulang oleh-oleh ke Istana. Karena yang mereka bawa adalah Kristal Laut, itu menjadi oleh-oleh yang tidak bisa di abaikan.
“Saat ini mereka berdua bisa pulang pergi ke Istana lewat saluran air, tapi sepertinya sebentar lagi akan jadi sulit ya….”
“Ya…. Kalau itu terjadi sepertinya papa Ain akan sedih ya?? Kalau di Istana memang bisa bertemu kapan saja, tapi kalau disini akan susah kan??”
“…Memang sih… tapi bagus jika memang mereka bisa tumbuh besar, iya kan?”
Melihat Claune tertawa ketika menanyakan hal itu membuat Ain merasa senang bisa bertemu dengan gadis itu hari ini.
Demi kedua Sea Dragon itu, saluran air di istana dihubungkan dengan saluran air di luar. Saluran Air yang di desain dengan kokoh serta memiliki banyak segel itu dibuat khusus untuk si kembar.
“…Jadi ada apa Ain??”
“Ada apa, apanya?”
Claune yang sedang membelai kepala Sea Dragon itu tiba-tiba menoleh sehingga membuat rambut biru muda nan indah miliknya tersibak.
“Hah… Kamu ini… Memangnya kamu pikir aku tidak tahu?? Lama-lama aku bisa marah nih….”
Meski terlihat marah, kesan cantiknya masih tidak berkurang. Meskipun ini cukup menghibur, namun Ain memutuskan untuk berkata jujur sebelum gadis itu benar-benar marah.
“Bagaimana jika aku benar-benar terlihat seperti monster?”
“… Ah, loh? Etto… Ah, ya …ini di luar dugaan…”
Bersamaan dengan jawaban Ain, Claune menunjukkan ekspresi kosong. Sepertinya dia sudah salah menebak.
“Ada apa Claune?”
“…Etto… Aku pikir ini tentang Rubah Merah… ternyata bukan ya….”
Claune sudah mendnegar bahwa Ain akan menyelidiki tentang Rubah Merah. Meskipun metode penyelidikannya masih belum dipastikan, namun sudah jelas bahwa ia akan mengunjungi berbagai tempat dan sudah pasti tempat itu akan berbahaya.
“Ah, maaf! Kamu kira soal itu ya…. Ya itu juga salah satu masalahku, tapi sekarang ini….”
“Yah, tidak apa-apa…. tapi menjadi monster ya… Apa ini artinya seperti Dullahan??”
“Benar… Catima-san bilang kemungkinan itu tidaklah nol…”
Ain memiliki [Named] pada bagian job-nya. Karena job itu hanya bisa didapatkan oleh monster maka spekulasi dan kekhawatiran itu tidak bisa di abaikan. Sehingga ada kemungkinan ketika menyelidiki Rubah Merah tersebut ia akan terpengaruh oleh Dullahan dan berubah menjadi monster sesungguhnya.
“Dengan kata lain, ada kemungkinan kamu akan terlahir kembali sebagai monster, begitu?”
“Sepertinya bisa juga di anggap begitu…. Karena intinya memang berubah jadi monster…”
Meskipun agak bingung harus berkata apa, Claune tetap menatap Ain. Dapat tercium aroma bunga dari rambut Claune yang melambai tertiup angin.
“…Apa di masa lalu ada kejadian seperti ini?”
“Katanya di masa lalu ada sihir yang bisa melakukan hal sejenis… maka dari itu ini bukanlah hal yang mustahil….”
Setelah mendengar jawaban Ain, Claune mencoba berpikir lebih dalam. Penampilannya yang meletakan jari cantiknya di dekat mulutnya itu membuatnya terlihat sangat indah. Dan tentu saja hal ini juga menarik perhatian Ain.
“Kalau begitu, mari kita lakukan ini….”
“Eh? Etto….”
“Ya, Jika memang kamu benar-benar menjadi monster… Aku ingin Ain yang sudah terlahir kembali memberikan ini lagi kepadaku…”
Apa yang Claune tunjukan kepada Ain adalah gelang Star Crystal yang ada di lengan kirinya. Gelang itu masih bersinar indah seperti dahulu.
“Dengan itu semuanya tidak menjadi masalah…. Jika Ain yang telah terlahir kembali juga memberikanku Star Crystal ini maka aku tidak akan protes….”
“Kok tidak masalah…. itu justru masalah besar kan…”
Ain tidak bisa memahami maksud Claune yang merasa tidak ada masalah ketika Ain menjadi monster jika ia mau memberikan Star Crystal lagi. Namun Ain mengerti bahwa maksud pemberian Star Crystal itu artinya adalah lamaran. Dan Claune mengatakan semua tidak akan masalah asal Ain melamarnya menggunakan Star Crystal itu.
“Yah, kalau cuma itu sih tentu saja… tapi apa benar tidak apa-apa??”
“Hah… ‘Cuma itu’ kamu bilang?? tapi aku ini datang kesini karena ‘Cuma itu’ tahu…. Agak sedih sih kalau ternyata dianggap seenteng itu…”
Claune melipat kedua tangannya dibawah dadanya dan menunjukkan ketidak puasannya.
“Ma-maaf!! Tapi aku benar-benar terkejut…”
Claune pun tersenyum ketika melihat respons Ain.
“Fufu… Sudahlah… Jadi kalau memang hal itu terjadi…. Janji ya….”
“…Ya. Aku berjanji….. Jika itu terjadi, aku akan mengambilkan satu Star Crystal lagi….”
Setelah mendengar jawaban Ain, Claune pun berjalan ringan dan kemudian duduk di sebelah Ain.
“Kalau soal Rubah Merah mau bagai mana lagi… Karena memang Ain orang yang paling cocok untuk melakukan ini…Aku mengerti soal ini….”
Claune meraih tangan Ain dan meletakan tangannya sendiri di atasnya, lalu mulai berbicara.
“…Bukan berarti kamu akan terus meninggalkan ibukota kan?”
“Setidaknya akan jadi setengah bulan di tiap bulannya… Karena Istalica memiliki Water Train yang terhubung ke berbagai tempat, durasi perjalanan jadi lumayan singkat…. Jadi aku masih bisa sekolah…”
Dan mungkin juga ke depannya ia akan sering keluar masuk guild. Biar bagaimana pun petualang memiliki lebih banyak informasi ketimbang negara.
“…Begitu ya…. Jadi suatu saat nanti… Kamu juga akan pergi ke Heim??”
“Ya kurasa begitu…. Kemungkinan di benua itu akan lebih banyak informasi yang bisa di dapat…”
Awalnya ia ingin mengatakannya sendiri, namun sepertinya Claune sudah menduga bahwa Ain suatu saat akan mengunjungi Heim.
Entah mungkin karena mengkhawatirkan Ain, Claune pun mulai membelai tangan Ain. Lama-kelamaan Ain mulai merasa gugup karena rasa malu yang disertai rasa geli.
“Apakah sudah tersampaikan semua? Hal yang Ain khawatirkan dan ingin di ceritakan padaku?”
“Eh? Ah… Sudah…..”
“Begitu ya…. Kalau begitu syukurlah…. Kalau begitu mari kita pergi…. berdiri, Ain!”
Sambil tetap memegang tangan Ain, Claune tiba-tiba berdiri dan menariknya. Tanpa menolak sama sekali, Ain membiarkan tubuhnya terbawa.
“Hei…Tu-tunggu… Claune, ada apa tiba-tiba begini?!”
“….Kita kan lagi Nge-date jadi untuk apa terus berdiam di satu tempat begini? Selama kita tidak lewat jalan utama tidak akan terlalu ribut kan… Ayo jalan? Hari ini kamu akan menemani aku belanja!!!”
Sosok Claune yang tersenyum selalu tampak berkilau. Ain yang ditarik tangannya itu pun meninggalkan dermaga tempat mereka bermain dengan si kembar. Si kembar Sea Dragon itu terlihat agak kesepian, namun si kembar hanya bisa menatap kepergian mereka.
Meskipun perlahan-lahan, jalan yang akan dilalui Ain pasti akan semakin terjal. Karena itu setidaknya ia ingin menikmati saat-saat seperti ini.
Bukan hanya Ain, namun Claune juga memikirkan hal yang sama.
[…] Baca di: Kurozuku […]
Mantap min
[…] Baca di: Kurozuku […]
Makasih min
Up
Mantap min semangat upnya
Semangat min
Mantap
Thank update nya
Semangat min