Vol.04 - Ch.07.1
Pencarian Informasi sebelum berpetualang (Akhir) (A)
Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 12 Januari 2021 .
Selamat Membaca….
Di sekolah, Ain menerima sedikit suvenir dari Kaizer. Isinya adalah sebuah surat pengantar ke Guild serta informasi bahawa Majolica mungkin akan menjadi sumber Informasi baru.
Setelah itu Ain meninggalkan sekolah dan menaiki Water Train untuk kembali ke stasiun White Rose. Bersama dengan Chris, ia menuju ke toko Magic Stone milik Majolica.
Toko Majolica terletak di dekat jalan utama. Toko itu cukup populer di kalangan petualang sebagai toko yang tersembunyi. Meskipun cukup populer, namun karena letaknya cukup tersembunyi, menyebabkan hari ini pun tidak ada banyak pelanggan yang datang. Ain dan Chris langsung memasuki toko.
“… Yang Mulia? Saya beritahu ya… Anda tidak perlu memperhatikan setiap sudut toko saya ini…. Toko saya ini akan ramai saat hari mulai senja…”
Majolica langsung mengetahui apa yang sedang di pikirkan Ain. Dan ia langsung mengatakannya.
“Etto… kenapa ramai cuma di malam hari?”
“Karena para petualang itu pulang pada sore hari… Karena itu biasanya mereka datang untuk menjual Magic Stone hasil buruan mereka…. Lalu di pagi hari biasanya orang kaya atau pelayan mereka akan datang untuk membeli….”
Sepertinya toko milik Majolica ini akan ramai di pagi hari sampai menjelang siang, dan saat senja hingga malam hari. Selain jam-jam itu sepertinya sangat jarang ada pelanggan yang datang.
Tentu saja kadang kala juga ada petualang atau orang kaya yang datang di waktu selain malam hari. Namun jumlahnya dapat dihitung dengan jari.
“Ah sudahlah… Selamat datang… Ada perlu apa hari ini??”
Ain hampir kehilangan fokusnya karena banyaknya Magic Stone yang ada. Ain merasa hari ini toko ini juga memiliki aroma yang menarik selera sehingga ia ingin berkeliling untuk melihat-lihat.
“Ain-sama… tidak boleh loh…. Ingat! Ada hal yang lebih penting yang harus kita lakukan.. Iya kan?”
“Ups, Aku jadi lupa….”
“Ara? Bukan soal Magic Stone, tapi ada perlu dengan saya ya??”
“——Sebenarnya…”
Ain pun menceritakan hal yang sama seperti yang ia ceritakan pada Kaizer. Majolica sudah berkali-kali keluar masuk Istana untuk membawa Magic Stone, dan dia cukup dipercaya dapat menjaga rahasia.
Sebelum tiba di toko, ia sempat mengirim utusan ke istana untuk bertanya apakah ia boleh menceritakan hal ini pada Majolica. Dan Warren memberikan izin.
Ain pun mulai menjelaskan semuanya mulai dari Raja Iblis, sampai tentang Rubah Merah. Pada awalnya Majolica merasa tertarik dengan cerita itu. Namun di tengah pembicaraan, ketika memasuki topik tentang Rubah Merah dan skill unik mereka yaitu Kutukan Kesendirian, ekrspresinya berubah menjadi suram.
“…Tunggu sebentar! Aku akan menutup toko ini terlebih dahulu…”
Ketika pembicaraan itu sedang berada dalam puncaknya, Majolica tiba-tiba menyela pembicaraan dan mengatakan ingin menutup toko dan langsung keluar. Wajah Majolica terlihat sedikit panik.
“Sepertinya dia tahu sesuatu ya….”
“…Ya… Semoga saja ini berjalan lancar….”
Ain dan Chris merasa bahwa sepertinya Majolica memiliki beberapa petunjuk. Jika tidak ekspresi orang itu tidak akan berubah drastis seperti itu.
Segera setelah selesai menutup toko, Majolica kembali masuk ke dalam toko. Suara lonceng yang berbunyi ketika pintu terbuka terdengar cukup menyedihkan.
“Hmm… teh saja tidak apa-apa kan?”
“tidak, tidak perlu repot-repot…”
“Mana mungkin bisa begitu…. Kalian ini Putera Mahkota dan Fleet Admiral.. mana mungkin aku tidak menyuguhkan apa-apa…. Lagipula pembicaraan ini akan cukup panjang….”
Sepertinya memang Majolica mengetahui sesuatu. Dalam hati, Ain merasa sangat senang. Ia tidak mengira akan mendapatkan petunjuk secepat ini.
Majolica segera pergi ke belakang meja resepsionis dan mulai membuatkan teh di tempat yang dapat dilihat oleh Ain.
“Ngomong-ngomong Yang Mulia… Lama tidak bertemu ya… Katanya Anda menjalani perawatan medis??”
“Ya…. Banyak hal terjadi dan aku jadi harus beristirahat sementara…”
“…Begitu ya… Hei Chris… Apa kau tahu apa alasanku sampai menutup toko ini?”
“Bukankah itu karena pembicaraan ini akan menjadi sangat penting??”
“Pembicaraan yang mana yang penting? Soal Rubah merah? Atau soal Raja Iblis?”
Keduanya penting menurut Chris. Dan jika memang bisa mendapatkan informasi tentang keduanya, ia benar-benar sangat menginginkannya.
“Keduanya sangat penting….”
“Begitu ya… Tapi itu sedikit berbeda dengan alasanku menutup toko ini… Silakan teh nya…”
Majolica menyuguhkan teh kepada Ain dan Chris. Namun mereka masih belum mengerti alasan Majolica menutup tokonya.
“Majolica-san… Apa maksudmu? Apa ada alasan lain selain yang di katakan Chris??”
“…Hei, Yang Mulia… Apa Anda ini benar-benar Yang Mulia??”
Kalimat itu membuat suasana di dalam toko itu seketika berubah menjadi dingin seolah dunia berubah dalam sekejap.
“Sebenarnya… Apa maksud perkataanmu itu ya….”
“Anda ini ‘Manusia’? Atau malah ‘Monster’? Bisakah Anda beritahu kami yang mana??”
“Ma-Majolica-san! Itu terlalu kasar….”
Ketika mendengar kata-kata Majolica, Chris menjadi marah. Ia tidak mengerti apa yang di rasakan oleh Majolica, namun kata-kata itu sudah cukup untuk membuatnya di jatuhi hukuman.
Namun Ain melambaikan tangannya dan menghentikan gerakan Chris.
“Aku ‘Masih’ manusia….. Apa ini cukup?”
Ain mengatakan itu dengan tetap tenang tanpa menunjukkan tindakan berlebihan. Ia mengatakan itu sambil menatap langsung Majolica.
“…Begitu ya… Masih ya…. Baiklah, Yang Mulia Putera Mahkota… Mohon maaf saya telah melakukan hal yang sangat tidak sopan… Aku juga minta maaf padamu Chris… tapi aku harus menanyakan hal ini….”
“Aku mengerti….”
Majolica langsung meminta maaf, namun sepertinya Chris masih belum bisa menerimanya. Namun Chris memutuskan untuk bersabar karena Ain telah memerintahkannya.
“Tapi Majolica-san…. Untuk apa kau menanyakan hal seperti itu?”
“Dari sudut pandang saya yang berkecimpung dalam dunia segel, Yang Mulia ini lebih terlihat seperti monster… Entah apa yang terjadi hingga menjadi seperti ini…”
“Kurasa penyebabnya adalah karena aku menyerap Magic Stone dan menjadi kuat karenanya…”
“A-Ain-sama!?”
Chris langsung menatap Ain ketika ia tiba-tiba begitu saja mengungkapkan rahasianya itu.
“Tidak apa-apa jika itu Majolica-san…. Lagipula kita ini memang sedang membicarakan percakapan rahasia… Jadi begitulah… Aku juga merasa sepertinya aku lebih dekat dengan monster…”
“…Chris…. Apa yang dikatakan Yang Mulia itu benar?”
“Haahh… Iya, benar… Sampai saat ini, beliau telah menyerap banyak Magic Stone sehingga bisa sampai pada kekuatan beliau yang sekarang….”
Chris menjelaskan tentang satu keajaiban yang terlahir dari kombinasi antara Toxin Decomposition EX dan skill penyerapan dari ras Dryad. Sepertinya Majolica sangat tertarik dengan penjelasan ini dan ia terus mengangguk-angguk ketika mendengar penjelasan Chris.
“Apa kau sudah mengerti?”
“Ya, Saya mengerti Yang Mulia… tapi.. Mirip seperti World Tree ya…”
“World Tree?”
“Kalau dikatakan seperti itu…. Benar juga…!”
Ain tidak mengerti apa maksudnya, namun Chris sepertinya menyetujui pendapat itu.
“Itu tentang sosok yang dikatakan sebagai nenek moyang ras Dryad…. Itulah World Tree… Sosok yang melindungi orang-orang yang tinggal di dekatnya, saat ada monster yang jahat, ia akan langsung menghisapnya tanpa ampun ketika monster itu berani menginjakkan kakinya di tanah kekuasaannya… Itulah World Tree…”
“Nenek Moyang…. Apa itu berarti ras Dryad itu terlahir dari World Tree itu??”
“Seperti itulah yang di ceritakan…. Itu kenapa aku merasa Anda agak mirip dengan sosok itu…. Karena manusia keturunan ras Dryad memiliki kekuatan semacam itu…. Bukankah itu seperti memiliki keterkaitan??”
Setelah mendengar penjelasan itu Ain akhirnya bisa memahaminya.
“Karena itu, aku rasa daripada menjadi sosok monster, kemungkinan besar Anda akan menjadi sosok pelindung seperti itu…. Baiklah… Saya mengerti situasinya… Jadi Anda bertanya kepada Kaizer dan dia menyarankan untuk mengandalkan saya ya?”
“Ya…. Apa kau tahu sesuatu tentang Rubah Merah?”
“Aku tahu….”
Majolica langsung mengakuinya. Ketika mendengar hal itu, Ain tidak bisa menyembunyikan ekspresi kegembiraan di wajahnya. Chris yang berdiri di sampingnya juga menunjukkan ekspresi senangnya.
“Dulu Saya pernah membaca buku tentang itu di suatu kota… Mereka bergerak sebagai satu ras dan entah menjadi musuh atau kawan…. Benar-benar makhluk yang menyebalkan….”
“Oh… tolong beri tahu aku!”
Ain mengeraskan suaranya dan meminta Majolica menjelaskan lebih detail. Namun Majolica terlihat kebingungan lalu kemudian berpikir sejenak.
“Saya tahu satu hal… Rubah merah itu dapat mengendalikan monster lain dengan paksa… meskipun monster itu bukan asuhannya sekalipun…. Hanya itu saja yang saya tahu…. Bukan hanya karena dokumen tentang mereka sedikit, tapi memang saat itu aku tidak tertarik dengan hal ini….”
“Be-begitu ya..?”
Sedikit mengecewakan. Namun mengetahui bahwa mereka dapat mengendalikan monster lain itu cukup bermanfaat. Chris pun mulai memikirkan bagaimana cara mereka melakukan itu.
“Karena itu saya akan memberitahukan Anda tempat yang kemungkinan lebih mengetahuinya…. Saya kan bilang saya membacanya di sebuah kota… Kota itu adalah Kota Sihir, Ist… Karena Kaizer telah memberikan surat pengantar ke Guild, saya akan menuliskan surat pengantar ke salah satu pusat penelitian disana, lembaga penelitian yang ada di sekolah Ist…”
Hanya dalam jangka waktu satu hari, Ain mendapatkan dua surat pengantar. Ia merasa agak tidak enak dengan hal ini, jadi ia memutuskan nanti ia akan memberikan mereka beberapa barang sebagai ucapan terima kasih.
Thanks min
[…] Baca di: Kurozuku […]
[…] Baca di: Kurozuku […]
Lanjut ga sih??? LANJUT LAH MASA ENGGA