Vol.04 - Ch.07.2
Pencarian Informasi sebelum berpetualang (Akhir) (B)
Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 12 Januari 2021 .
Selamat Membaca….
“Kota Sihir Ist ya…”
“Apa Ain-sama tahu tempatnya?”
“Tentu saja…. Setidaknya aku ini paham geografi benua ini…. tapi kira-kira berapa waktu yang kita butuhkan untuk sampai kesana menggunakan Water Train?”
Majolica lagi-lagi berjalan menuju belakang meja resepsionisnya. Kali ini untuk menyiapkan surat pengantar. Sudah wajar jika dia akan di usir di depan pintu jika ia mengunjungi tempat khusus tanpa adanya surat pengantar dari yang berwenang, jadi surat dari Majolica sangatlah penting.
“Ada jalur langsung menuju ke Ist… perjalanan ini tidak akan berhenti selain di stasiun kota Ist… jadi kemungkinan akan sampai dalam waktu setengah hari…”
“Masih setengah hari ya…. ternyata jauh juga ya….”
“Kalau di bandingkan mungkin dua kali jarak dari sini ke Magna….”
Sepertinya ini akan jadi perjalanan terjauh Ain di benua itu. Namun ia sangat menantikannya. Katanya di Ist ada yang menjinakkan Wyvern dan menggunakannya sebagai sarana transportasi. Dari ingatan kehidupan masa lalunya yang samar-samar, Ain merasakan bahwa di sana jauh lebih terasa fantasy nya ketimbang di ibukota.
Ada empat kota besar di Kerajaan Istalica. Nomor satu adalah Ibukota kerajaan, kota terbesar dengan populasi terbesar. Selanjutnya adalah Kota Sihir Ist. Jika tentang sihir, penelitian di kota ini jauh lebih berkembang ketimbang di Ibukota, serta dikenal sebagai kota tempat dilakukannya berbagai eksperimen. Selain itu, penelitian tentang monster juga cukup berkembang disana, maka banyak dokumen tentang itu terkumpul disana.
Hampir mirip dengan kota akademi yang ada di Ibukota, di Ist terdapat banyak sekolah-sekolah di dirikan. Pada dasarnya kebanyakan lulusan dari sekolah di sana akan menjadi seorang peneliti.
Di urutan ketiga ada kota petualang Balt. Kota yang berjarak kurang dari setengah hari dari ibukota dengan menggunakan Water Train. Seperti namanya, kota itu adalah kota dengan banyak dihuni oleh petualang, serta banyak monster mendiami area sekitarnya. Kebanyakan penghuni Balt hidup dengan memburu monster-monster ini. Tentu saja bahan-bahan yang di dapatkan disana juga sampai ke ibukota, dan menjadi sumber utama pendapatan mereka. Ayah Bats, teman sekelas Ain, bertugas di benteng dekat kota ini.
Yang terakhir adalah kota pelabuhan, Magna. Berbagai hasil laut yang di edarkan ke penjuru benua ini kebanyakan dikirim dari Magna. Makanan laut yang di makan di kota ini masih sangat segar dan sangat enak serta cukup digemari oleh keluarga kerajaan Istalica.
“Ini Yang Mulia, sudah jadi… Dengan membawa surat ini, saya rasa mereka akan membiarkan Anda masuk dengan mudah…”
“Terima kasih!”
Nama yang ada di surat itu adalah nama sekolah yang tidak ia kenal, namun itu wajar. Tentu saja Ain tidak tahu setiap nama sekolah yang ada di kota lain. Namun cukup beruntung penyelidikan ini bisa berlanjut berkat adanya Majolica.
“Jadi? Apa Anda akan datang ke sana sebagai Putera Mahkota?? Sepertinya itu akan menimbulkan keributan….”
“Oh… Iya iya…. Instruktur Kaizer bilang Majolica-san mungkin bisa melakukan sesuatu tentang ini….”
“….Ara?”
“Bisakah kau melakukan sesuatu agar identitasku sebagai Putera Mahkota tidak ketahuan??”
“Lagi-lagi tiba-tiba memberikan tugas sulit seperti itu…”
Majolica menepuk dahinya sendiri dan mulai berpikir. Meskipun ia berkata itu adalah tugas sulit, Ain sangat bersyukur orang itu mau berusaha memikirkan solusinya.
“Ngomong-ngomong, berapa banyak orang yang akan pergi??”
Majolica menoleh ke arah Chris dan bertanya kepadanya.
“Ain-sama. Aku… kemungkinan satu orang lagi, Dill… Jdai totalnya tiga orang…”
“Aku akan minta kalian mengeluarkan 15.000.000G… Kalau kalian tidak masalah dengan ini, aku akan membuatkannya…”
Ain mulai berpikir untuk mencari jalan lain karena merasa itu terlalu mahal. Namun Chris segera menjawabnya.
“Baiklah… Aku akan membawakannya lain waktu….”
“Baiklah…. Kalau begitu aku akan usahakan untuk menyelesaikannya secepat mungkin…”
Ain sangat terkejut melihat Chris memberikan jawaban langsung tanpa memedulikan jumlah 15.000.000G yang disebutkan.
“Ch-chris-san… Apa itu tidak apa-apa??”
“Tentu saja…. Atau malah sebaliknya, harga seperti itu terlalu murah…. Kita sudah mempersiapkan sampai 200 juta G….”
“Eh-eh??”
“Yang Mulia… Peralatan sihir itu harganya mahal…. Karena itu banyak yang dengan mudahnya melebihi 10 miliar G…. Yah meskipun sebagai warga negara, mungkin banyak yang akan merasa senang jika melihat Putera Mahkotanya ketat dalam masalah keuangan….”
Jika hanya peralatan sihir yang digunakan sehari-hari mungkin akan dapat dengan mudah dibeli dengan penghasilan rata-rata. Namun jika itu menyangkut peralatan yang dibuat khusus, maka harganya akan melonjak drastis dan angkanya akan menjadi sangat besar. Meskipun Ain adalah keluarga kerajaan, dia jarang menggunakan uang dalam jumlah besar, maka wajar jika dia terkejut.
“Ditambah lagi Ain-sama…. Kemungkinan Majolica-san sudah mengurangi biaya pembuatannya…. dan hanya mencantumkan harga dari bahan-bahannya saja…. Benar kan??”
“Ya…. Kalau aku menambahkan biaya pembuatannya, kemungkinan aku bisa mendapatkan 50 juta G…”
“…Bukannya 15 juta G itu jadi terlalu murah??”
“Saya ingin memenuhi keinginan Yang Mulia…. Sudahlah… Lagipula Chris juga sampai datang kemari…”
Majolica mengatakan itu dengan senyumannya. Ain merasa sangat tidak enak, namun ia jadi penasaran dengan sesuatu.
“Ngomong-ngomong, apa Majolica-san dan Chris-san ini sudah lama saling kenal ya??”
Tiba-tiba tubuh Chris menjadi tegang. Ain penasaran ada apa dengan gadis itu, namun ia tetap menatap Majolica dan mengharapkan jawaban dari pria itu.
“… Chris… Memangnya kamu belum pernah cerita??”
“Su-sulit untuk mengatakannya….”
“Etto… Chris-san?? Ada apa?? ”
Chris masih terlihat kebingungan, namun dia berusaha keras untuk menatap Ain dan memberikan jawaban. Ketika Ain melihat tangan gadis itu, dapat dimengerti bahwa gadis itu sedang mengepalkan tangannya dengan erat.
“…Kakak perempuanku… dan Majolica-san… serta Kaizer-dono dulunya berada dalam party yang sama….”
“Kakak perempuan!?”
“Ya ampun… Kenapa kau tidak menceritakan hal itu sebelumnya sih….”
“Karena hal itu… aku jadi sulit untuk menceritakannya….”
Percakapan mereka berdua terus berlanjut dengan mengabaikan Ain yang terkejut. Ain sama sekali belum pernah mendengar bahwa Chris memiliki kakak perempuan.
“Ch-Chris-san!? Benar kamu punya kakak perempuan??”
“Benar…. Kakakku itu benar-benar orang yang bermasalah….”
“…Benar juga…. Dia memang orang yang bermasalah…. padahal dia itu kuat… benar-benar tidak bisa dimengerti….”
“… Hahh….. Apa kakakmu itu lebih kuar dari Chris-san??”
Ain menghela nafas beberapa kali dan akhirnya bisa mendapatkan kembali ketenangannya. Ia cukup tertarik dengan pembicaraan antara Chris dan Majolica.
“Jangankan saya… Bahkan Lloyd-sama tidak bisa apa-apa di hadapannya… Ya walaupun dia memang orang yang bermasalah….”
“Ya, orang itu benar-benar kuat loh Yang Mulia…. Bahkan berkat dia party kami sampai bisa terkenal…. Yahh walaupun dia memang perempuan yang bermasalah….”
“…Sampai membuat Lloyd-san tidak berkutik… Membayangkannya saja sudah sangat menakjubkan… tapi apa maksudnya dia orang yang bemasalah??”
Chris langsung memegangi kepalanya dengan kedua tangannya. Ketika melihat sosok Chris sampai seperti ini, Ain merasa sepertinya orang itu cukup luar biasa. Ain jadi merasa tidak enak bertanya tentang kakak perempuan Chris itu.
“Mau-mohon maaf…. Ain-sama… Saya akan menceritakan hal ini perlahan-lahan lain kali…. jadi saya mohon…. hari ini kita cukupkan sampai di sini…”
“Etto.. Baiklah…. Maaf ya…”
“Haahh… beneran deh…. Itu memang sangat sulit untuk di ceritakan pada Yang Mulia, jadi itu membuat Chris agak ragu… Jadi tolong maafkan dia ya…”
“Tentu saja, lagipula itu tidak akan membuatku marah kok…”
Ketika melihat Chris masih diam sambil memegangi kepalanya, membuat Ain seperti melihat anjing kecil, dan membuatnya tanpa sadar mengelus kepala gadis itu. Melihat Chris diam saja ketika kepalanya di elus, membuatnya merasa sepertinya gadis itu menjadi lunak. Gadis itu terlihat seperti merendahkan posisi tubuhnya agar Ain mudah untuk mengusap kepalanya… Mungkin itu hanya ilusi?
“Sepertinya gadis ini sudah benar-benar di jinakkan ya….. Ah sudahlah… Pokoknya saya akan memulai pembuatan alat sihir khusus itu hari ini juga… Saat sudah selesai nanti saya akan langsung membawakannya ke Istana…. Tidak apa-apa kan?”
“Tolong ya…. Maaf kalau ini permintaan yang tiba-tiba….”
“Kalau cuma ini tidak masalah kok…. Saya rasa ini akan selesai dalam waktu sekitar 10 hari… sekali lagi saya bertanya, benar cuma untuk tiga orang kan?”
“Ya. Karena tidak mungkin juga bepergian dengan membawa banyak orang, jadi tolong dengan jumlah itu ya…. Kalau memang harus bergerak dengan jumlah besar, sepertinya akan menggunakan atas nama Istalica secara resmi….”
“Begitu ya… Baiklah…. Kalau begitu aku akan membuatkannya dengan biaya 15 juta G….”
Kekhawatiran Ain tentang cara beraktivitas sambil menyembunyikan identitasnya, telah terpecahkan dengan bantuan Majolica. Selain itu ia juga mendapatkan petunjuk dan tempat untuk mencari informasi tentang Rubah Merah itu. Memang penyelidikannya baru akan dimulai, namun sepertinya ini pertanda bagus. Awalnya ia berpikir akan melakukan penelusuran sepanjang tahun, dan memakan waktu panjang. Jadi ia cukup merasa senang dengan perkembangan yang lancar seperti ini.
“Hei Chris… Mau sampai kapan seorang pengawal di elus kepalanya seperti itu…. Sadarlah!!!”
Jika Chris benar-benar seekor Anjing, mungkin saat ini ekornya sedang bergoyang-goyang dengan cepat. Seperti itulah ekspresi yang terpancar dari sosok Chris.
Namun, dengan adanya peringatan dari Majolica, membuat saat-saat itu berakhir.
“Hah… Mo-mohon Maaf Ain-sama… Saya sampai kehilangan rasionalitas sejenak…”
Ketika melihat kesadaran Chris telah kembali, Majolica menghela nafas dan bergumam.
“Dia masih saja orang yang kikuk…”
Suaranya tidak terdengar oleh Ain dan Chris, dan hanya menjadi monolog untuknya.
“Lihat, urusan kami sudah selesai… Sana antar Yang Mulia pulang…. Jangan sampai kau membuat Yang Mulia menunggu…”
“Mo-mohon maaf Ain-sama!! Saya jadi lambat begini…”
Chris menundukkan kepalanya dan meminta maaf. Wajahnya terlihat agak memerah mungkin itu hanya ilusi.
“Aku bilang tidak masalah… Kalau begitu mari kita pulang… Untuk Guild kita akan datangi lain hari saja…. Aku juga ingin mengolah informasi yang kita dapatkan hari ini…”
“Dimengerti!! Majolica-san, terima kasih atas kerja samanya….”
“Ya, ya. Datang lagi lain kali ya…. Yang Mulia juga datanglah jika ada waktu luang…”
Tujuan berikutnya telah ditentukan. Mereka pun harus bersiap-siap untuk menuju Kota Sihir Ist. Disana mereka akan menggunakan surat pengantar dari Majolica dan memulai penyelidikan.
Tidak bisa disangkal bahwa Ain sangat menantikan waktu kunjungannya ke kota yang belum pernah ia kunjungi itu. Justru saat ini niat Ain pergi ke kota itu terpecah menjadi dua, yaitu penyelidikan dan bersenang-senang.
Sebenarnya, di agendakan bahwa Ain akan mengunjungi kota sihir Ist untuk studi banding di tahun keenamnya sekolah. Karena di ibukota Ain tidak terlalu mendapatkan pendidikan tentang sihir, serta dia juga tidak mendapatkan kelas yang semacam itu, jadi di masa depan ia diagendakan akan mengunjungi Ist untuk mempelajari sihir tingkat tinggi.
Dan kini, meskipun subjeknya sedikit berbeda, Ain akhirnya bisa mengunjungi Kota Sihir Ist. Meskipun dia harus melakukan penyelidikan penting tentang Rubah Merah, namun ketika membayangkan bahwa dirinya bisa bersentuhan dengan sihir sungguhan, membuat hatinya berdebar-debar penuh semangat.
Up
[…] Baca di: Kurozuku […]
makasih update nya min
[…] Baca di: Kurozuku […]
Up
Mantap
Thank update nya
Semangat min
Nambah karakter misterius lagi, thx updatenya min
Lanjut ga sih??? LANJUT LAH MASA ENGGA