Vol.04 - Ch.08.3
Sebuah tempat bernama Kota Sihir Ist (C)
Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 14 Januari 2021 .
Selamat Membaca….
Ketika di luar kereta sudah terlihat semakin cerah, Chris mendatangi kamar Ain untuk menjemput seolah tidak ada apa pun yang terjadi. Ketika melihat sosok Chris yang sudah mengenakan pakaian Ksatria nya dan berperilaku seperti biasa, membuat Ain sulit untuk menanyakan kejadian semalam.
Setelah itu, tidak ada hal khusus yang terjadi, keempat orang itu berkumpul di Lounge untuk sarapan. Dan kereta yang mereka tumpangi itu pun berhasil tiba di Kota Sihir Ist dengan selamat.
Hal yang membuat Ain terkejut ketika ia keluar dari kereta adalah perlengkapan peralatan yang ada di stasiun.
Yang mengejutkan saya ketika saya keluar adalah peralatan di stasiun. Karena Ain menggunakan gerbong khusus bangsawan, ia memiliki semacam tiket, dan di Ibukota ada peralatan sihir yang digunakan untuk memeriksa tiket tersebut. Awalnya Ain mengira akan melihat keberadaan alat yang berbentuk seperti gerbang pemeriksaan tiket itu juga di stasiun ini, namun anggapan itu langsung runtuh.
“…Aku tidak menyangka ada yang seperti itu….”
“Sebentar lagi itu akan diterapkan di Stasiun White Rose Nya… Cukup praktis kan Nya??”
“Aku jadi bisa merasakan kehebatan Kota Sihir Ist di sini…”
Ia tidak dapat menemukan gerbang tiket dimanapun. Yang ada hanyalah sebuah area dengan garis hitam tebal di tanah. Dan ketika mereka melewatinya, maka akan ada tanda telah terpakai di tiketnya. Alhasil mereka dapat keluar dari stasiun itu hanya dengan lewat saja tanpa pemeriksaan.
Setelah keluar dari stasiun, ia malah lebih terkejut lagi. Pemandangannya benar-benar berbeda dari ibukota dan sangat menarik perhatiannya. Di setiap sudut kota terdapat mahakarya yang bergerak dengan efisien. Di bagian pusat kota, ada sebuah menara jam raksasa. Jika kita menggambarkan suasana di kota ini dengan menggunakan warna, maka warna biru adalah yang cocok. Sebagian besar pemandangan kota ini warnai dengan perpaduan seimbang antara biru dan ungu. Kota ini merupakan kota yang tidak kalah sibuk dengan Ibukota.
Banyak kereta-kereta yang tidak berbentuk kotak berjalan dengan sangat efisien. Sepertinya itu adalah Water Train khusus di Kota Sihir ini. Namun bisa jadi mekanismenya sama sekali tidak mirip dengan Water Train biasanya.
“Baiklah Ain-sama… Saya tahu banyak hal di Kota Sihir Ist ini yang menarik perhatian Anda, tapi kita akan punya cukup banyak waktu di kota ini… Jadi pertama-tama mari kita mulai dengan mencari penginapan….”
“Oh, benar juga… Kita harus mencari penginapan ya…”
Ain dan kelompoknya berencana tinggal di Kota Sihir Ist ini selama sekitar dua minggu. Dalam jangka waktu ini, meeka akan bergerak bersamaan, namun pertama-tama mereka harus mencari tempat penginapan. Karena jika sampai mereka lupa melakukan ini, mereka akan menjadi seperti gelandangan di kota, dan statusnya sebagai Putera Mahkota tidak akan mentolelir hal ini. Jadi ia menjadikan ini sebagai prioritas utama.
Ain pun setuju dengan saran Chris dan memutuskan untuk segera melakukannya.
“Ain-sama… Saya pernah kemari bersama Ayah saya sekitar empat kali… Jadi saya tahu penginapan yang bagus untuk digunakan oleh bangsawan… Jika Anda berkenan saya akan mengantarkan Anda kesana…..”
“Ain! Ikuti saja apa kata Dill Nya!! Aku ingin segera mengelilingi kota ini Nya!!”
“Iya iya…. Kalau begitu Dill, aku mengandalkanmu ya…”
“Dimengerti… Silakan lewat sini….”
Dill tampaknya sedikit akrab dengan kota ini, jadi mereka memutuskan untuk membiarkan Dill memandu jalan menuju penginapan. Chris juga pernah datang ke Kota Sihir Ist ini, namun dia tidak terlalu mengerti urusan seperti itu. Karena itu ia sangat bersyukur bahwa Dill tahu penginapan yang bagus. Mereka bertiga pun mengikuti Dill menuju ke penginapan.
*
Berkat Dill, mereka dapat mengatur penginapan dengan cukup mudah. Ain dan kelompoknya dapat beristirahat lebih awal dari yang direncanakan.
Lokasi tujuan mereka berikutnya adalah lembaga penelitian yang tertulis di surat pengantar yang diberikan Majolica. Karena katanya lembaga penelitian itu ada di dalam sebuah sekolah, maka tentu pintu masuknya harus melalui pintu masuk sekolah itu terlebih dahulu. Nama sekolah itu adalah “Sekolah terafiliasi Institut Sihir Ist”, dan nama lembaga penelitian itu adalah “Institut Sihir Ist”. Sepertinya mereka telah salah paham, ternyata sekolahnya itu yang dibuat berafiliasi dengan lembaga penelitian itu.
Ketika mengetahui tujuannya adalah tempat itu, sepertinya Catima menunjukkan wajah paling semangat miliknya hari ini. Entah bagaimana, namun sepertinya lembaga penelitian ini adalah lembaga kelas tertinggi di Ist ini dan dikatakan sebagai tempat berkumpulnya orang-orang jenius.
“Permisi, kami ada perlu dengan pihak lembaga penelitian…”
Chris berbicara kepada penjaga untuk meminta panduan.
“Hmm …? Petualang ya?? Jarang sekali…. Apa kalian memiliki surat pengantar?”
“Ya kami punya…. Apa boleh?”
“Kalian masuk dan jalan saja terus… Nanti akan ada sebuah bangunan besar… di sanalah lembaga penelitiannya…. Disana akan ada penjaga lagi, Jadi kalian bisa tunjukkan surat pengantar kalian di sana….”
“Aku mengerti…. terima kasih…”
Pembicaraan mereka berjalan dengan lancar, lalu Ain dan kelompoknya dapat memasuki halaman sekolah itu. Dan benar seperti apa yang dikatakan oleh penjaga di depan, setelah mereka berjalan lurus sebentar, mereka bisa melihat sebuah gedung besar. Penampakan gedung besar yang dikelilingi oleh sekolah itu terlihat seperti sebuah istana kecil dan di desain dengan indah.
Menyadari ada orang yang mendekat, dua orang penjaga di gedung itu pun menghampiri mereka.
“…Apa kalian memiliki urusan di sini, para petualang?”
Saat ini, baik Chris maupun Dill tidak menggunakan armor milik ksatria Istalica. Melainkan menggunakan peralatan pribadi dan terlihat seperti petualang. Karena sepertinya peralatan sihir buatan Majolica berfungsi sesuai dengan harapan, kenyataan bahwa Putera Mahkota sedang berkunjung masih belum ketahuan.
“Kami memiliki Surat Pengantar… Katanya kami bisa menyerahkannya di sini…”
Chris pun menyerahkan surat pengantar yang dibuat oleh Majolica. Apakah penjaga itu bersikap terlalu waspada karena mereka terlihat seperti petualang? Mereka merasa sikap penjaga itu tidak terlalu ramah.
“…Aku akan melihat isinya… Maaf ya, karena petualang sering membawa surat palsu, jadi jangan tersinggung…”
Tentu ada saja petualang yang memiliki kebiasaan dan sifat buruk di mana pun. Dan seringkali petualang buruk itu datang ke Ist, dan berusaha masuk ke Lembaga penelitian ini dengan membawa surat pengantar palsu. Karena memang barang berharga dalam Lembaga Penelitian ini bisa menghasilkan uang untuk mereka.
“Hei… Cepat panggil Profesor Kepala!”
“Eh?? Profesor kepala??”
“Sudah sana cepat panggil beliau!!”
Kemungkinan salah satu penjaga itu adalah bawahan, atau mungkin orang baru. Penjaga yang tadi di ajak bicara oleh Chris memerintahkan penjaga yang satunya itu untuk memanggil Profesor kepala.
“(Profesor Kepala itu…. orang yang cukup tinggi posisinya di sini kan? Kenapa orang seperti itu…)”
Tidak heran jika Ain jadi penasaran dengan hal itu. Ini adalah lembaga penelitian yang cukup bergengsi sampai-sampai Catima ingin berkunjung. Dan ia tidak berpikir harus sampai memanggil pimpinan tempat ini menemui mereka.
“Mohon maaf tamu-tamu sekalian…. Mohon untuk menunggu sebentar lagi…”
“Ya.. tidak masalah…”
Ain memberikan jawaban kepada si penjaga gerbang yang sikapnya jauh berbeda daripada sebelumnya.
Setelah beberapa saat menunggu, penjaga gerbang yang satunya kembali bersama dengan seorang pria tua dengan langkah terburu-buru. Mereka terlihat sangat tergesa-gesa, bahkan dari kejauhan pun dapat terlihat bahwa mereka sangat terburu-buru.
“Hah….Hah…Hah… Mohon Maaf… Mohon Maaf telah membuat Anda menunggu…. Anda semua ini…”
“Mohon maaf kami datang tiba-tiba…. Ada beberapa hal yang sedang kami selidiki, jadi kami datang untuk bertanya…”
Ain menyapa seorang pria yang masih terengah-engah yang sepertinya adalah seorang profesor kepala di tempat ini.
“Tidak perlu meminta maaf… tamu seperti Anda ini merupakan tamu yang sangat penting bagi kami….”
Setelah mendengar hal itu dalam benak Ain terlintas pikiran mengapa mereka dianggap penting. Namun ternyata ia langsung menemukan jawabannya. Bagi Ain, mungkin jawaban itu akan masuk dalam lima peringkat teratas pernyataan paling mengejutkan dalam hidup Ain.
“…Waduh waduh… Saya tidak menyangka akan menerima surat pengantar dari “Profesor Emeritus Majolica”… Saya telah membaca suratnya…. Kami akan senang hati membantu jika memang ada yang dapat kami bantu….”
Profesor Emeritus?? Orang aneh itu? Dia adalah seorang Profesor Emeritus di lembaga penelitian yang bahkan dikagumi oleh Catima-san????
TL Note : Profesor Emeritus itu anggap saja profesor kehormatan. Contohnya seperti wakil presiden kita, Prof. Dr. (H.C.) K. H. Ma’ruf Amin. Nah Emeritus itu seperti gelar H.C (Honoris Clausa) yang ada di situ. Untuk lebih jelasnya silakan Googling.
[…] Baca di: Kurozuku […]
Haha, penampilan majolica benar2 menipu… Thx updateannya min
[…] Baca di: Kurozuku […]
Nih
Uo
Makasih dah upload min
Mantap
Thank update nya
Semangat min