Pengaturan Membaca

Font Style

  • Arima
  • Nunito
  • Corben

Font Size

Vol.05 - Ch.12
Peesona Gadis Itu??

Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 18 Mei 2021 .

Semoga konsisten dua hari sekali.....

Setelah keduanya kembali ke kamar masing-masing dan berganti pakaian, mereka berkumpul kembali. Ain menyesuaikan gaya berpakaiannya dengan suasana di ruangan itu. Namun sepertinya Chris juga memiliki pemikiran yang sama, sehingga kostum mereka berdua tampak seperti sedang melakukan pesta kecil.

Ketika mereka berdua berpapasan di Lounge, keduanya pun langsung tertawa kecil. Setelah menyiapkan beberapa minuman, Chris pun duduk di sofa, dan pembicaraan tentang kota Balt pun dimulai. Dari sudut pandang Ain, pembicaraan tentang pengalaman petualangan Chris ini cukup seru dan menarik untuk didengarkan.

…..Namun. tiba-tiba Ain tersadar akan sesuatu yang cukup penting. Baru sadar? Atau akhirnya tersadar? Tidak penting yang mana, tak ada bedanya, karena Ain telah berhasil menyadarinya. Karena itu, entah mengapa kisah yang di ceritakan oleh Chris itu sama sekali sulit masuk ke dalam kepalanya.

“Karena itu, Ain-sama… Di wilayah itu masih ada sangat banyak…. Loh? Ain-sama???”

Chris menunjukkan ekspresi wajah tidak puasnya seakan bertanya kepada Ain ‘apakah Anda mendengarku?’. Meskipun wajah dan tubuh Ain menghadap kepadanya, namun entah mengapa gadis itu merasa pandangan Ain entah mengarah ke mana.

“… Maaf.. Maaf… Aku tadi sedikit berkhayal membayangkan tempat seperti apa sebenarnya kota itu…”

Sebuah alasan yang cukup bagus keluar dengan begitu lancarnya dari mulut Ain. Mungkin ini semua pengaruh buruk hasil interaksi dengan Catima dalam waktu lama. Ain merasa sangat bersyukur tentang ini.

“Begitu ya… Maafkan saya…. Saya terlalu cepat marah…..”

Sebenarnya apa yang membuat Chris agak kecewa bukan karena ia merasa lelah karena telah bercerita panjang lebar, melainkan lebih kepada rasa tersisihkan dan terabaikan. Namun setelah mendengar alasan Ain terdiam adalah karena ceritanya, maka gadis itu merasa Ain sama sekali tidak mengabaikannya.

Pandangan mata Ain terfokus kepada telapak tangan Chris. Gerakan tangan gadis itu ketika menuangkan minuman ke dalam gelas dan meminumnya. Matanya berfokus memperhatikan setiap gerakan-gerakan kecil ini ketika gelas di angkat, dan di turunkan.

Bukan berarti sejak awal ia ingin memperhatikannya, hanya saja ketika tersadar, pandangannya mulai mengikuti setiap gerakan tangan itu. Namun jika di ingat kembali, ia merasa sepertinya dia juga sering kali juga memperhatikan tangam Claune dan Olivia.

“(Aku baru sadar ternyata aku punya Fetish terhadap jari…. tapi ini bukan hasrat yang aneh aneh! Jadi tidak masalah kan….)”

Tidak masalah kan jika setiap orang memiliki selera dan gairah masing-masing kan? Ia terus-terusan melakukan pertanyaan itu di dalam dirinya, namun tentu saja ia tidak pernah mendapatkan pendukung pernyataan itu.

Ia terus memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan jari jemari Chris. Dalam hatinya ia berdalih, ‘justru orang yang melakukan gerakan jari seperti itu yang salah!’. Sempat terlintas dalam pikiran Ain sebuah pertanyaan, Apakah Chris adalah orang yang erotis? Namun karena ia tidak sampai mengeluarkannya dengan kata-kata, Ain berharap semoga Chris mau memaafkan pemikiran jahatnya itu.

“Kalau begitu saya lanjutkan ya… Di wilayah bekas Raja Iblis masih banyak sekali monster berkeliaran, termasuk monster-monster yang kuat dan ganas masih banyak mendiami wilayah itu….”

“….Begitu ya…”

Kali ini, Ain memandangi jemari gadis itu dengan lebih waspada. Jari jemari yang memegangi bagian kaki fluteglass dengan elegan saat mengangkatnya. Dan jari kelingking yang digunakan sebagai bantalan di dasar gelas ketika gadis itu menurunkan gelasnya.

Jari jemari yang putih dan indah milik gadis itu. Satu gerakan saja darinya sudah merupakan sebuah pemandangan indah yang tak terlukiskan.

Chris saat ini mengenakan gaun yang cukup ketat dan agak terbuka, yang juga menambah penampilannya menjadi lebih sensasional. Lebih parahnya lagi, ini membuat Ain berpikir sosok gadis itu mungkin tidak akan kalah indah jika di bandingkan dengan Olivia yang selama ini menjadi sosok tak ada bandingannya bagi dirinya.

Namun, Ain cukup terkejut ketika untuk pertama kalinya melihat sosok Chris yang berpenampilan seperti itu. Meskipun begitu, Ain tidak cukup bodoh untuk sampai berani mengatakan hal itu di hadapan gadis itu. Dan pada kenyataannya, Ain sangat terpesona dengan penampilan gadis itu.

“Bahaya ya?”

Ain mulai merasa akan berbahaya jika dia terus memperhatikan gadis di hadapannya seperti itu, jadi ia memutuskan untuk mengalihkan pandangannya ke arah langit malam yang terbentang di luar. Pemandangan malam kala itu cukup indah, jadi tidak akan terasa janggal jika dia tiba-tiba memandangnya.

“Benar…. Lebih jelasnya, saat ini kerajaan belum dapat mengukur seberapa berbahayanya tempat itu…. Namun monster-monster yang tinggal di sana tidak pernah keluar dari daerah itu, jadi Istalica memutuskan untuk tidak terlibat dengan wilayah itu… Jadi akan lebih tepat dikatakan bahwa kita ‘menghindari’ wilayah tersebut….”

“Menghindari?”

Dalam hatinya, Ain sangat berterima kasih kepada Chris. Dengan menemukan kata-kata yang agak mengganggunya itu, Ain bisa mengembalikan ketenangannya dan perlahan mulai memperhatikan isi pembicaraan itu.

“Ada beberapa bangunan yang tidak dikenal, dan telah disegel…. Sudah beberapa kali dibentuk tim penyelidik kesana, namun tidak berhasil mendapatkan informasi yang berharga sama sekali, jadi penuh dengan misteri…. Mungkin karena itu, bekas Istana Raja Iblis juga masih belum tersentuh….”

“Itu artinya kita masih belum memahami apa pun meskipun sudah melakukan penyelidikan atas nama kerajaan??”

Chris hanya mengangguk tanpa berkata apa pun. Ia tidak tahu kapan tepatnya terjadinya kisah ini, namun fakta bahwa teknologi Istalica telah terkalahkan tidak dapat terelakkan.

“Apa ini artinya segel itu di buat oleh monster??”

“Kemungkinan begitu… Saya juga tidak menyangka bahwa meskipun telah dilakukan penyelidikan sekala nasional masih saja tidak ada petunjuk berharga… Monster seperti itu hanya ada beberapa saja…. Ah? Ngomong-ngomong…..”

“…Kenapa tiba-tiba kamu menatapku begitu??”

Padahal Ain sudah susah payah mengalihkan pandangannya dari Chris. Namun semua usaha ini menjadi sia-sia. Ain hanya bisa mengeluhkan hal ini dalam hati.

“Saya tiba-tiba jadi kepikiran sosok monster yang kemungkinan bisa melakukan semua itu…”

“Soal segel yang sangat kuat itu?”

“Iya… Ain-sama juga tahu kan??”

Chris mengatakan itu sambil menatap Ain dengan tajam. Ketika Ain berusaha memikirkan apa maksud perkataan gadis itu, tiba-tiba terlintas sebuah jawaban dalam benaknya.

“Elder..lich…?”

“Benar…. Tidakkah Anda berpikir jika itu dia, maka mungkin saja bisa  untuk melakukannya??”

Penyelidikan berskala nasional telah dilakukan oleh Istalica. Setelah semua itu dilakukan, bahkan segel itu sama sekali tidak bergeming. Jika itu adalah buatan si Elderlich, maka semua itu menjadi terasa wajar saja.

“Jadi maksudnya, Elderlich yang saat ini sedang menahan suaminya di dalam tubuhku ini terlibat dalam hal itu?? Hmm… Aku rasa itu masuk akal….”

Di dalam hatinya Ain bertanya, ‘Apa benar kau yang melakukannya?’. Namun tentu saja tak ada jawaban. Justru Ain merasa menyesal karena telah mencoba berbicara kepada Elderlich tanpa melakukan persiapan apa pun.

“Ain-sama…. Tolong jangan coba-coba panggil dia loh??”

Sudah kejadian! Ain tentunya tidak bisa mengatakan itu, jadi ia hanya mengangguk dan mematuhi peringatan itu.

“Yasudah…. Selain tempat-tempat yang tersegel itu, masih ada beberapa titik yang dianggap mencurigakan….”

“Masih ada ya??”

“Tentu saja, itu sebabnya disebut sebagai wilayah berbahaya…. Menurut laporan para regu penyelidik, mereka merasa apa pun yang mereka lakukan di sana seperti sedang di awasi….”

“Tapi regu itu memiliki banyak pengawal kan??”

Bukan hanya pengawal, seharusnya mereka juga membawa serta petualang dan ksatria terbaik saat itu. Sebab mereka sedang mengerahkan para peneliti terbaik untuk masuk ke dalam wilayah yang berbahaya.

“Tentu saja, banyak sekali orang kuat yang ikut dalam penyelidikan itu…. namun mereka mengatakan tidak ada siapa pun di tempat itu….. Bahkan katanya di dekat tempat yang tersegel itu tidak ditemukan satu monster pun…”

Mirip seperti sebuah kisah horor. Kita merasa sedang di awasi namun kita tidak bisa melihat sosoknya. Menghabiskan banyak waktu di tempat seperti itu pasti akan membuat orang menjadi gila.

“Chris-san… Apa kamu pernah ke daerah itu??”

“Ya, tapi saya juga tidak bisa menemukan apa-apa… aku juga tidak bisa menemukan apa-apa …. Yah, meskipun saya tidak masuk sedalam para peneliti….”

Dengan mempertimbangkan jika kebetulan sosok itu adalah sosok yang bahkan tidak bisa di deteksi oleh Chris, maka sosok itu akan menjadi ancaman yang cukup besar. Chris adalah salah satu orang terkuat yang Ain kenal. Ketika ia membayangkan ada yang mampu membunuh Chris bahkan tanpa terdeteksi membuat bulu kuduknya berdiri.

“Anggap saja memang ada yang bersembunyi, tapi kenapa dia tidak menyerang??”

“Saya juga bertanya-tanya soal itu… Ngomong-ngomong Ain-sama, Anda mau tambah???”

“Hmm …? Boleh…”

Tanpa disadari, kedua gelas itu telah kosong. Chris pun segera berdiri dan menuangkan minuman baru. Penampilan sosok kaki yang terlihat dari belahan gaunnya itu pun tak luput dari pandangan Ain.

“Ngomong-ngomong, kereta ini berbeda dengan yang kita gunakan waktu berangkat ya??”

“Benar juga… Interior dan desainnya sedikit berbeda….”

“Ternyata memang beda ya…  Selain itu ada aroma tertentu di kereta ini… Apa mungkin memakai aroma terapi ya??”

Ain tidak langsung menyadari hal ini ketika menaiki kereta itu. Setelah ia berganti pakaian dan berjalan menuju Lounge, barulah ia mulai merasakan ada aroma bunga samar-samar merangsang hidungnya. Aroma yang tidak terlalu kuat dan cukup menenangkan sehingga dapat mengurangi kelelahan Ain. Meskipun agak tidak sopan, Ain menjadi penasaran dan mengendus-endus area sekitar.

“Mau-mohon maaf… Apa itu terlalu menyengat??”

“Eh?? Tidak kok… Aku rasa ini aroma yang enak… Aku menyukainya….”

Chris meletakan gelasnya kemudian memeriksa bagian telapak tangan dan bahunya sendiri. Ain penasaran mengapa gadis itu bertingkah demikian.

“Saya berpikir…. Untuk sesekali menggunakan parfum…. Apakah itu ternyata terlalu menyengat…”

Chris mengatakan itu dengan ekspresi agak sedih. Gadis itu tampaknya tidak terbiasa berpakaian dan mengenakan parfum seperti itu. Meskipun gadis itu sering menghadiri pesta, namun setiap hadir ia mengenakan seragam ksatrianya. Jadi sosok Chris kali ini cukup langka untuk disaksikan. Meskipun begitu, penampilannya masih cukup menarik dan membuat para nona-nona cantik lain tersingkir.

Ain pun menjadi tidak bisa berdiam diri saja ketika melihat gadis itu menjadi galau. Ain berusaha menanggapi agar Chris tidak merasa telah melakukan hal yang menyedihkan.

“Tidak terlalu menyengat kok, dan aku rasa itu cocok untukmu Chris-san…. Aromanya juga sedap sampai-sampai aku ingin menghirupnya langsung…. Ya walaupun aku jadi sedih karena aku tidak langsung menyadarinya padahal aku duduk di sampingmu…. Setidaknya aku sangat menyukainya sampai-sampai aku ingin menghirupnya lagi lain kali..”

Ain berusaha menanggapi Chris sambil membayangkan sosok seorang pangeran yang tersenyum di dalam kepalanya. Dan kemudian, Ain kembali dibuat kebingungan setelah melihat Chris menjadi tersipu malu. Ain merasa sudah memberikan tanggapan yang tepat, tapi kenapa responnya begitu??

“Ada apa, Chris-san!?”

“…Anda bilang ingin menghirupnya lagi….. Saya jadi malu…”

Terlalu berlebihan ya…. terlintas dalam benak Ain pemikiran seperti itu. Namun mungkin tidak masalah jika tanggapan itu hanya membuat gadis itu merasa malu. (TLN: Bukan jijik)

Setiap gadis itu menggeliat karena rasa malunya, gaun yang ketat itu terlihat semakin menempel ditubuhnya dan menjadi racun bagi mata Ain. Ain sangat ingin Chris dapat memahami bahwa seorang Putera Mahkota juga memiliki batas ketahanan mental.

Hmm….. Sepertinya memang diriku sudah kehilangan ketenangan tak bedanya dengan Chris. Ain menyadarinya. Bahkan ia mulai memikirkan teknik misterius ala Putera Mahkota di kepalanya.

“Ma-maaf membuat Anda menunggu…”

“Ah, ya terima kasih”

Ain mengucapkan rasa terima kasihnya kepada gadis yang tetap menuangkan minuman kepadanya meskipun malu-malu itu. Beberapa saat kemudian, ia mendengar suara gadis di sampingnya itu menghela nafas dalam-dalam. Dan setelah itu, hawa gadis itu terlihat sedikit berbeda.

“…Benar tidak terlalu menyengat kan? Apa benar tidak apa-apa??”

Ketika mengatakan itu, Chris berada 10 cm lebih dekat daripada sebelumnya.

Hmm… terlalu dekat…. Kalau sedekat ini… Aroma parfumnya pasti tercampur dengan aroma Chris-san kan?

Aroma manis bercampur feromon sepertinya telah melelehkan otak Ain. Sosok Chris yang panik namun malu-malu seperti itu terlihat cukup imut dan berbeda dengan penampilan cantiknya yang biasa. Gerakannya yang tanpa ragu memegang lengan baju Ain, serta tatapan matanya membuat poin penilaiannya semakin tinggi.

Apa ini efek dari perbedaan drastis? Darimana dia mempelajari teknik semacam itu?? Pertanyaan semacam itu tidaklah ada gunanya. Sebab bagi Chris, itu adalah “sikap biasa”.

“Kan aku sudah bilang itu tidak terlalu menyengat!! Meskipun aku belum terbiasa dengan aromanya, tapi itu aroma yang sedap dan menenangkan…”

“Benarkah?? Syukurlah kalau begitu…”

Apakah akhirnya usaha keras Ain terbalaskan? Chris pun akhirnya bisa kembali tenang. Ia pun melepaskan cengkeramannya dari lengan baju Ain dan mengatakan “mohon maaf…” dengan suara yang lirih.

“Sebenarnya… parfum ini berasal dari kampung halaman saya…. Karena normalnya ini bukan untuk di jual, jadi mungkin itu sebabnya Anda tidak terlalu terbiasa dengan aromanya…”

“Maksudmu desa Elf??”

“Ya, apa Anda tertarik dengan itu??”

“Tentu saja…. Aku sangat ingin berkunjung kesana…. tapi aku dengar mereka agak tertutup, jadi kurasa akan sulit kan?”

Meskipun Ain tidak terlalu ingin di sambut orang-orang, namun pergi ke tempat yang tidak terlalu menyambut kedatangan orang luar akan membuatnya sedikit tidak enak. Jadi Ain beranggapan akan sulit bagi dirinya untuk menginjakkan kaki di wilayah mereka.

“Saya rasa Ain-sama dan Olivia-sama akan dengan mudahnya diizinkan untuk masuk… Karena Anda memiliki darah Dryad dalam tubuh Anda…”

“…Eh??”

“Karena Dryad dianggap sebagai keturunan dari World Tree, jadi pada dasarnya Elf menyambut mereka…. Lagipula para Elf itu memuja World Tree, jadi mereka sangat menghormati keturunannya, dan sangat ingin berhubungan baik dengan mereka….”

“…Be-begitu ya…”

Masalahnya langsung hilang dalam sekejap. Baiklah, mari kita kunjungi lain kali, begitulah yang di tetap kan dalam hati Ain. Namun entah kapan ia akan bisa berkunjung ke sana.

“Baiklah, kapan-kapan aku akan mengunjunginya…. Maukah Chris-san mengantarkanku??”

“Tentu saja!! Serahkan pada saya!!”

Chris menjawab dengan mata berkilauan. Dapat terbayangkan betapa bahagianya dia dapat memandu Ain berkeliling di kampung halamannya sendiri.

“Ah… Maafkan saya! Padahal saya seharusnya menjelaskan tentang wilayah Raja Iblis…”

Memang benar bahwa mereka berdua sedang membicarakan tentang bekas wilayah Raja Iblis sebelum tertunda oleh Chris yang menuangkan minuman. Namun Ain berpikir seharusnya gadis itu tidak perlu terlalu memikirkannya.

“Tidak perlu terlalu serius… Masih ada banyak waktu.. jadi kita bicarakan saja perlahan-lahan…. Ya?”

Benar. Masih ada banyak sekali waktu. Perjalanan menuju ke Ibukota Kerajaan masih sangat jauh. Sebuah jarak yang masih akan membutuhkan banyak waktu meski sudah tertidur sekalipun.

*

“Tuan!! Persiapannya sudah selesai, silakan menaiki kereta kuda….”

“Akhirnya…. Bukankah ini terlalu lama? Hng!!!”

Ketika Ain dan Chris sedang berbincang, Viscount Sage sedang bersantai di Mansion miliknya. Sebagai sebuah perayaan awal, pria itu memutuskan untuk bermain dengan mencolok hari ini.

“Apa yang kau katakan pada Rumah bordil itu?”

“Seperti biasanya…. Saya menyuruh mereka menyiapkan beberapa wanita terbaik….”

“Bagus… Sekali-kali aku ingin memeluk wanita yang bukan pelayanku….. Sepertinya mereka memang yang terbaik dalam melakukan tugasnya…. fufufu…”

Sambil mengguncang perutnya yang bengkak seperti balon air itu, Sage berjalan menuju ke kereta kuda yang telah disiapkan di luar mansion.

Perayaan awal yang dimaksud adalah tentang sebuah duel yang akan diadakan lusa hari. Seorang wanita cantik yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Seorang wanita berambut pirang dan berkulit putih nan indah tanpa cacat sedikit pun. Bayangan wanita itu sama sekali tidak bisa menghilang dari pikiran Sage.

Menang dengan menggunakan Kraken. Dan melahap tubuh wanita itu dengan segala cara. Menjadikan seluruh tubuh gadis itu untuk dirinya sendiri. Hanya itu yang ada di benak Sage.

Bagi Sage, ia lebih menginginkan wanita itu daripada uang. Itu saja. Ia ingin segera menyelesaikan semua masalah ini dan memeluk wanita itu.

“Bagaimana menurutmu? Apa dia bisa mengalahkan Krakenku??”

“Tidak mungkin… Sebab ada dua Kraken… Jika arena nya adalah di lautan luas, mungkin saja ada monster yang mampu mengalahkan mereka dengan ukurannya… Namun kali ini lokasi duelnya adalah sungai…”

“Fufu… Tidak mungkin terjadi hal yang tidak diinginkan bukan?? Bagaimana dengan perangkapnya?”

“Sesuai dengan instruksi Anda…”

Sage bukanlah seorang bangsawan yang cerdas, namun ia memiliki sedikit kecerdasan untuk berbuat jahat. Di sungai yang akan menjadi arena duel kali ini pun sudah dipasangi berbagai perangkap. Karena lawannya akan datang dari hilir, maka ada sebuah perangkap yang hanya diketahui oleh dirinya yang berasal dari bagian hulu sungai.

“Kurasa aku harus menyiapkan kamar baru untuk menikmati wanita itu…. Mari kita buat kamar yang terhubung langsung ke kamarku! Itu bagus!!”

Sage yang telah merasa tenang karena seluruh perangkap sudah siap langsung berfokus hanya memikirkan bagaimana caranya ia memeluk Chris. Jika dia meletakan gadis itu di dekat kamarnya, maka dia akan selalu bisa memeluk gadis itu kapan pun dia mau dengan sesegera mungkin. Apa gadis itu masih segar? Atau bekas bocah itu? Yang manapun tidak masalah, karena pria itu tidak terlalu memilih dalam hal selera.

“Haahh… Hahh… Aku benar-benar sangat menantikannya….. Hari ini aku tidak akan biarkan kalian tertidur!! Dasar pelacur!!!”

Sage yang sangat bersemangat itu mengutarakan tekad sampahnya itu. Dan terlihat sebuah tonjolan kecil di antara tubuh bagian bawah Sage.

Terima kasih telah berkunjung...
Jangan lupa tinggalkan komentar....

Comments

2 tanggapan untuk “Maseki Gurume Volume 5 Chapter 12”

  1. actinium berkata:

    pertama komen…. makasih min, makasih dah up lagi

  2. SiOtong berkata:

    Tonjolan kecil dong… Wkwk

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *