Vol.05 - Ch.14.1
Masa Pertumbuhan (A)
Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 18 Agustus 2021 .
Berapa bulan nih baru up.....
“Tenang saja Ain-sama… Terkait penilaiannya, saya pastikan tidak akan ada perlakuan istimewa apa pun… Karena ketidak-adilan harus diberantas…”
Senyuman dari kakek-kakek yang baik hati. Warren tersenyum seperti seorang penjahat yang berhasil menyelesaikan rencananya.
“…Se-sejak kapan kalian melakukan seleksi??”
“Sekitar dua hari yang lalu ketika Barra-dono dan Mei-dono tiba di Istana ini… Benar-benar belum lama ya….”
“Terkait soal Barra, dia sangat luar biasa…. ini akan menjadi pencapaian terbaikmu selain kehebohan Sea Dragon loh….”
Barra telah menjalani beberapa investigasi dan uji coba di istana. Ain pun cukup penasaran kira-kira seberapa hebat sihir penyembuhan yang gadis itu miliki. Karena Silvard sampai memujinya, maka sepertinya Barra akan menjadi aset berharga di Istalica.
“Begitulah.. Karena dari segi timingnya juga tidak terlalu buruk, maka kami memutuskan untuk mengadakan seleksi itu. Mungkin Anda sedikit terkejut karena ini terlalu tiba-tiba, tapi yang namanya seleksi asisten keluarga Kerajaan itu memang selalu diadakan dadakan… Jadi bukan berarti kejadian kali ini adalah kejadian khusus… Selain itu, karena banyak peserta lainnya yang ikut dalam seleksi ini, maka seleksi ini juga bukan diadakan khusus untuk nona Claune…”
Katanya mereka sudah menilai keseharian masing-masing kandidat. Karena itu mereka melakukan seleksi ini secara dadakan dan tanpa memberikan waktu persiapan. Tentu saja ada kemungkinan bahwa tidak ada yang lulus dalam seleksi itu, karena itu seleksi ini sangat sulit.
“Ngomong-ngomong, seleksinya tentang apa??”
“Ujian tertulis. Penyelidikan bakat, wawancara oleh Fleet Admiral, ujian tertulis kedua, dan terakhir wawancara oleh saya…”
“Bu-bukannya Chris-san tidak ada di Istana??”
Benar, saat itu Chris sedang berada di kota Ist bersama Ain. Maka dari itu, seharusnya ia tidak akan bisa melakukan wawancara itu.
“Lloyd-dono yang menggantikannya sebagai mantan Fleet Admiral…”
“…Justru dari sudut pandang saya, Lloyd-dono lebih cocok untuk tugas seperti itu, karena saya tidak bisa mewawancarai orang…”
Cukup mengejutkan bahwa mereka semua bisa menyelenggarakan seleksi berskala besar seperti itu saat Ain sedang jauh dari Ibukota. Lima tahap ujian itu normalnya membutuh waktu berbulan-bulan.
“Semua seleksi ini di laksanakan selama lima hari. Jadi semua ujian diadakan satu persatu…”
“Padat juga ya jadwalnya…”
“Ngomong-ngomong nona Claune dalam ujian tertulis pertama menjawab 90% benar, Karena pada ujian tertulis kedua dia mendapatkan skor sempurna, maka itu menjadi faktor penentu pengambilan keputusan pemenangnya..”
Wuah mengerikan… Ketika Ain memikirkan itu sambil menatap Claune, gadis itu hanya tersenyum seolah bertanya [ada apa?]. Apakah ujian ini sama sekali bukan apa-apa bagi gadis itu??
“Jadi, nona Claune itu telah lulus dengan penilaian yang seadil-adilnya… Karena itu Anda tidak perlu khawatir….”
“Hmm.. Aku tidak terlalu paham, tapi intinya Claune jadi asistenku kan??”
Semua hal itu terlalu mendadak. Namun adalah sebuah hal yang menyenangkan bagi Ain jika Claune menjadi asistennya.
“Mulai hari ini, nona Claune.. ah maaf, Claune-dono akan menjadi kaki tangan Ain-sama… Deskripsi tugasnya, adalah melakukan tugas harian dan menyediakan segala keperluan Ain-sama dan…. Singkatnya beliau bertanggung jawab atas segala keperluan Ain-sama…”
Warren mulai memanggil Claune dengan imbuhan -dono bukan nona lagi. Mungkin ini adalah bentuk pengakuan Warren atas prestasi gadis itu.
“…Bukannya tugas itu cukup berat…”
Sebagai seorang Putera Mahkota Ain telah terlibat berbagai macam urusan. Selain kunjungan-kunjungan yang akan ia lakukan, ada kegiatan sekolah. Dan Claune akan terlibat dalam semua aktivitas itu. Cain agak khawatir jika semua tugas ini akan membebani gadis itu.
“Meskipun kamu bilang begitu, Ain… Dahulu sebelum Warren menjadi Perdana Menteri, dia yang mengurus aku dan Lalarua… Jadi sama saja kan?”
Ain lupa bahwa masih ada sosok yang jauh lebih mengerikan. Sosok bernama Warren itu selalu saja memiliki pekerjaan dan tugas. Bahkan orang-orang penasaran kapan pria itu benar-benar tertidur? Ain mulai takut jumlah monster mengerikan di istana ini meningkat dan berubah menjadi sarang monster.
Tiba-tiba Claune berkata kepada Ain.
“Jangan khawatir Ain-sama… Terkait jadwal duel yang akan diadakan lusa, biar saya yang mengurus semuanya…”
“A-apa benar tidak apa-apa Claune?? Kamu tidak memaksakan diri kan??”
“Tentu saja… Ain-sama hanya perlu bersiap menggunakan pakaian yang sudah di siapkan dan duduk saja di dalam kereta yang juga sudah saya siapkan…”
Saat ini, Claune sedang bertingkah layaknya seorang asisten Ain. Jadi ia berbicara dengan formal.
“Tu-tunggu dulu… Apa itu artinya semua persiapan sudah selesai hanya dalam beberapa hari kebelakangan ini???”
“Hm?? Tentu saja? Apa Anda memiliki keinginan khusus??”
Claune berbicara dengan nada seolah itu adalah hal biasa. Sepertinya semua pekerjaan itu adalah hal mudah bagi gadis itu.
“…Tidak kok… tidak apa-apa… Aku baru saja menyadari betapa hebatnya asistenku…”
“Aduh.. Saya sangat terhormat bisa mendapatkan pujian Anda… Ain-sama…”
Dengan ini, Ain mendapatkan seorang Asisten. Tidak dapat disangkal bahwa semua ini terjadi dengan sangat tiba-tiba dan mengejutkan. Namun Ain sangat bersyukur bahwa yang menjadi asistennya adalah Claune.
*
Meskipun Ain sudah selesai memberikan laporan, masih ada hal yang perlu Chris laporkan. Karena itu Ain dan Claune meninggalkan ruang pertemuan lebih dahulu. Mereka berdua berjalan menyusuri istana menuju ke tempat Barra berada.
“…Aku penasaran… Apa dari dulu kamu terus mengkhawatirkan soal seleksi yang tadi dibilang??”
“Seleksi?? Oh soal jadi Asisten Ain??”
“Iya itu…”
“Hmm… gimana ya… Kalau aku bilang itu rahasia… apa kamu marah??”
Meskipun gadis itu tidak menunjukkan ekspresinya, namun sudah jelas bahwa dia malu jika dia mengungkapkan dia sudah lama mengincar posisi itu. Karena itu Claune berusaha menutupi hal ini.
“Marah sih tidak… Mungkin menggoda iya…”
Namun Ain sudah cukup akrab dengan gadis itu. Ia dapat memahami Claune dengan baik, jadi ia menyadari bahwa Claune sedang malu.
“Fufu… kalau begitu aku gak akan kasih tahu…”
“Sudah kuduga….”
Ketika keluar dari ruangan pertemuan, Claune masih menggunakan bahasa formal. Meskipun ini berguna untuk selalu memperjelas posisi dan kedudukan mereka, namun Ain meminta agar gadis itu berbicara seperti biasa saat sedang berdua. Meskipun berat, Claune pun menerimanya.
“Ngomong-ngomong, kedudukan Claune itu seperti apa?”
“Kedudukan?? Bukannya tadi sudah dijelaskan? Aku jadi kaki tangan Ain…”
“Bukan itu… bagaimana ya… seperti seberapa banyak wewenang yang kamu punya…”
“Oh soal itu… bagaimana ya…. Sederhananya sih…”
Ain cukup penasaran dengan seberapa besar pengaruh dan wewenang yang dimiliki Claune. Tentunya itu bukanlah wewenang rendahan, itulah yang Ain duga. Alasannya karena gadis itu menjadi asisten dari seorang Putera Mahkota, jadi tidak mungkin ia tidak memiliki wewenang kekuasaan.
“Waduh.. Yang Mulia Putera Mahkota, terima kasih atas kerja keras serta perjalanan panjang Anda…. Wah ada Advisor Claune juga rupanya? Terima kasih atas kerja keras Anda!”
“Ya… Kamu juga semangat ya patrolinya…”
Saat Claune ingin menjelaskan, tiba-tiba seorang Prajurit Royal Knight menyapa mereka berdua. Wajar saja jika prajurit itu menyapa Ain ketika berpapasan, masalahnya adalah prajurit itu juga menundukkan kepalanya di hadapan Claune.
Setelah Ain menyapa balik, prajurit itu pun meninggalkan tempat itu.
“Advisor??”
“Karena di sini tidak ada jabatan kaki tangan… Jadi aku diberikan jabatan resmi sebagai Advisor Putera Mahkota…”
“Oh begitu… Dari namanya sepertinya kamu punya cukup banyak wewenang ya…”
“Fufu… Sebenarnya… Aku juga diberikan hak untuk memberikan perintah kepada pasukan Royal Knight…”
Ini jauh melebihi apa yang dibayangkan Ain. Sebabnya adalah hanya sosok yang dapat memberikan perintah kepada prajurit Royal Knight itu jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Itu berati, Claune memiliki otoritas yang cukup tinggi di Istana ini.
“Yah, meskipun begitu, perintahku berada di prioritas terendah… Masih lebih tinggi Chris-sama…”
“Tentu saja.. Chris itu kan Fleet Admiral…”
“Tapi…. Sebenarnya aku ini.. Punya satu hak yang melebihi otoritas Chris-sama dan yang lainnya… Apa Ain mau tahu??”
Gadis itu memang cukup jahil, sepertinya ia sangat suka ketika Ain memohon untuk diberitahu. Ain juga tidak membenci percakapan yang sepele seperti ini.
“Ya ampun… Aku tidak menyangka akan ada bawahan yang mengatakan itu kepada atasannya…. Aku saangat ingin tahu, mohon beritahu aku…”
Namun Ain juga sama saja, karena ia mengikuti alur permainan ini.
“Aku memiliki hak untuk mengatur semua jadwal kegiatan Ain… Atau lebih tepatnya, selain keluarga kerajaan dan Warren-sama, hanya aku yang memiliki hak itu…”
“Hmm… Tolong jangan berat-berat ya…”
“Kurasa itu tergantung Ain… Kalau kamu terlalu banyak bertingkah berlebihan seperti kemarin-kemarin… Mungkin aku akan mengurungmu di dalam kamar terus-terusan…”
Senang rasanya memiliki asisten yang ahli. Begitulah komentar Ain dengan nada lirih, namun tentunya komentar itu terdengar oleh Claune. Ketika mendengar komentar itu, Claune pun tertawa lembut sambil menutupi mulutnya.
Semangat min
Makasih update nya
Tq min