Pengaturan Membaca

Font Style

  • Arima
  • Nunito
  • Corben

Font Size

Vol.05 - Ch.15.2
Tidak buruk juga rasanya mengikuti rencana orang lain (B)

Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 17 September 2021 .

Masih dua Chapter lagi sebelum volume ini kelar...

Setelah menyelesaikan laporan, mereka bertiga pun tertidur. Tak lama kemudian mereka akhirnya sampai di tepi sungai tempat duel akan dilaksanakan.

Di bagian hulu sungai, sudah ada rombongan Viscount Sage dan dua ekor Kraken sesuai dengan dugaan. Kapal yang memandu Sea Dragon juga telah sampai, dan Ain meminta si kembar untuk menunggu.

“Kalau begitu Claune.. Bisakah kamu tunggu disini sebentar?”

“Aku ini Asisten Ain loh?? Kenapa aku harus menunggu disini??”

“Claune-dono… Babi berwajah manusia dan berbicara bahasa manusia itu adalah Viscount Sage… Apa Anda tidak keberatan jika saya meminta Anda untuk memimpin kereta dan kapal di sini?”

Chris memperkenalkan Sage kepada Claune dengan ekspresi dan nada yang luar biasa. Melihat hal ini, Claune pun dengan patuh menurutinya.

“…Jadi aku tidak punya pilihan lain ya… Yasudah… Kalian berdua hati-hati ya…”

Ain menatap Chris dengan ekspresi tertegun. Ia seakan tak dapat menutup mulutnya yang menganga. Sekotor itulah kalimat yang diucapkan oleh gadis cantik itu. Bukan hanya soal kemanusiaan, namun karena orang itu sudah menghina Ain, Chris sudah tidak lagi memandang Sage sebagai manusia.

“Ain-sama…”

“Apa?”

“Setelah duel ini selesai, para ksatria yang ada di kapal akan menangkap Sage… Tergantung situasinya, ada kemungkinan dia akan di penggal ditempat…”

Jika orang itu memberontak dan berpotensi membahayakan, maka mereka akan langsung mengeksekusinya.

“Apa kamu mengkhawatirkanku? Soal peristiwa mengerikan yang mungkin akan aku lihat?”

“…I-Iya”

Ketika menjadi seorang keluarga kerajaan, sudah pasti mereka akan melihat kematian. Justru akan sangat sulit bagi seorang keluarga kerajaan untuk dapat hidup tanpa melihat kematian. Namun tetap saja, Chris mengkhawatirkan Ain.

“Aku tidak terlalu suka mengatakan hal ini… tapi…”

Ain mengambil nafas sejenak, dan kemudian melanjutkan perkataannya.

“…Sewaktu melawan Sea Dragon, aku sudah melihat banyak orang yang tubuhnya hancur… Selain itu aku juga melihat banyak mayat yang mengapung di lautan…. Aku banyak melihat orang-orang yang berharga meninggal.. Karena itu… aku tidak akan terlalu kaget melihat manusia yang bahkan tidak penting bagiku itu mati karena di eksekusi… Sebagai seorang keluarga kerajaan, aku hanya ingin melindungi orang-orang Istalica yang aku hargai… Aku tahu memang sudah sepantasnya orang itu mendapatkannya..”

Jadi tenang saja.. Itulah yang ingin Ain katakan kepada Chris. Ini semua adalah buah kesimpulan yang Ain dapatkan setelah memikirkan posisinya sebagai seorang Keluarga Kerajaan dengan caranya sendiri.

Sama sekali tidak ada keraguan dan pesimisme di wajah Ain. Ia tampak sangat bermartabat.

“…Dimengerti… Kalau begitu, saya juga akan menggunakan pedang ini hanya untuk kepentingan Rakyat Istalica…”

“Ya.. Aku percaya itu…. Mohon kerja samanya ya Chris-san…”

Setelah membulatkan tekad, mereka pun berjalan menghampiri tempat Sage menunggu. Kemudian, Sage pun mendekati Chris dengan senyuman liciknya itu.

Bahkan hari ini perutnya terlihat luar biasa.

“Datang juga kalian… Aku sudah capek menunggu… tapi aku memujimu karena datang membawa gadis itu sesuai dengan janji…”

“Tentu saja… karena dia ini adalah ksatria berhargaku…. daripada itu, langsung saja…”

“Hmm… terserah… Kalau begitu, aku ingin memastikan kembali perjanjiannya, tidak masalah kan??”

“Ya, silakan.”

Bukan berarti mereka membuat banyak peraturan. Tidak boleh ada campur tangan pihak ketiga dalam duel, dan jika ada pihak yang ikut campur selain monster mereka, maka pihak yang ikut campur itu langsung dinyatakan kalah. Ditambah, jika monster yang kalah terbunuh, maka tidak akan diberi kompensasi apa pun.

Kemudian sebagai hadiahnya, sang pemenang dapat meminta apa pun dari yang kalah (Pihak Ain meminta bayaran setimpal, sedangkan Sage menginginkan Chris).

“…Baiklah, kalau begitu boleh aku mengajukan satu pertanyaan?”

“Bebas…”

Ketika melihat aturannya, ada satu aspek yang menimbulkan rasa penasaran dihati Ain.

“Seandainya nanti kita lengah, dan tidak dapat mengendalikan monster kita dan menyebabkan monster lawan terbunuh, kita tidak akan menanggung ganti rugi?”

“Aku kira soal apa… tidak perlu ada ganti rugi…”

“Jadi tanggung jawab masing-masing begitu?”

“Ya benar… Bagus juga kata-katamu….”

Sage sepertinya memang tidak berniat untuk berhenti. Justru sebaliknya, ia berniat memakan monster milik Ain. Jadi ia begitu senang ketika mendengar Ain mengatakan itu.

“Aku lega… Ah iya satu lagi.. Sepertinya aku melihat ada dua Kraken?”

Mereka memang sudah mengetahui hal itu sejak awal, namun ia tetap ingin bertanya untuk memastikannya. Selain itu ia juga ingin tahu bagaimana pria itu akan memberikan alasan.

“Tidak ada yang bilang kalau duel ini satu lawan satu kan? Kalau kau cuma bawa satu ya mau bagaimana lagi kan…”

Chris sedikit tertawa, namun ia berusaha agar tidak ada yang menyadari hal itu. Semua sesuai dugaan, taruhan ini tidak akan jujur.

“Kalau begitu, karena kita juga membawa dua ekor jadi tidak masalahkan kalau dua lawan dua??”

Sage pun mulai panik dan mulai mengucapkan dalih yang tidak jelas.

“Ap-apa!? Itu curang!!”

“Curang? Bukankah itu sesuai dengan ketentuan? Jadi tidak masalah kan???”

Ain berusaha sekuat tenaga untuk menahan tawanya ketika mendengar Sage mengatakan Ain curang. Ain cukup senang karena bisa membawakan cerita yang cukup menarik sebagai oleh-oleh perjalanan kali ini.

“Hgnh!! Duel akan dimulai 10 menit lagi! Aku tidak menerima keluhan nanti! Jadi siap-siap sana!!”

“Kalau begitu, aku tidak akan menahan diri…”

Kemudian Ain dan Chris pun meninggalkan Sage dan berjalan kembali ke tempat semula.

“Apa aku perlu memikirkan strategi?”

“Sebaiknya Anda memperingatkan si kembar untuk berhati-hati jangan sampai sakit perut…”

“…Karena kekenyangan??”

“Benar…”

*

Dan kini kita kembali ke cerita utama. Saat ketika Ain melihat sosok El dan Al yang terlihat kelaparan. Setelah semua kejadian itu, Ain dan Chris kembali ke rombongan mereka. Setelah bergabung kembali dengan Claune, mereka pun menghabiskan waktu dengan bersantai.

Setelah Ain melihat sosok si kembar yang sama sekali tidak terlihat tegang, Ain pun bisa sedikit bersantai.

“Tapi kan…. Aku tidak serakus itu loh…”

Ain mengajukan keberatannya ketika mendengar komentar bahwa sosok si kembar yang meneteskan air liur itu mirip sekali dengan Ain selaku orang tuanya.

“Daripada itu… apa tidak apa-apa untuk tidak menghentikan mereka…. Sepertinya tubuh Al itu benar-benar digigit…”

“Dia tidak kelihatan kesakitan kok… sepertinya tidak masalah…”

Claune mengomentari tentang El yang menggigit-gigit Al, adiknya seperti sudah tidak sabar lagi untuk menyantap hidangan.

“Claune-dono… setidaknya dia tidak kesakitan, jadi saya rasa juga tidak masalah…. tapi Ain-sama… Saya jadi teringat saat pertama kali kita mengunjungi toko Majolica… Terlihat mirip sekali dengan keadaan si kembar saat ini…”

“…Bohong!”

“Sungguhan…. Apa Anda tidak menyadarinya?”

Ain benar-benar tidak menyadarinya. Namun ketika ia mengingat-ingat kejadian tahun lalu ketika ia mencicipi Magic Stone milik Sea Dragon, ia mulai merasa bahwa memang tidak ada bedanya dengan sikap kedua kembar itu.

“Aku sempat khawatir tadi, tapi setelah melihat si kembar begini, aku rasa benar apa kata Chris-sama… semuanya tidak akan ada masalah…”

“Kebetulan sekali Claune… aku sependapat denganmu….”

Sepertinya area sungai ini sudah menjadi layaknya meja makan bagi si kembar.

“Tapi apa Viscount Sage itu masih belum sadar dengan keberadaan Sea Dragon??”

“Jaraknya cukup jauh, lagi pula si kembar hanya sesekali mengeluarkan wajah mereka… jadi mungkin wajar jika dia tidak sadar…. Mungkin dia akan sadar nanti saat mereka semakin mendekat…”

“Begitu ya…. Yahh orang itu juga tidak mungkin sampai ke sini kan…”

Bahkan jika pria itu tahu, mungkin dia hanya akan sedikit terkejut dan tersenyum menyeringai. Si kembar Sea Dragon itu masih anak-anak sampai membuat Ain sempat khawatir. Pastinya Sage juga akan berpikir bahwa Si kembar tidak menjadi lawan yang seimbang melawan monster miliknya.

Setelah menikmati perbincangan dengan santai, akhirnya waktu duel pun tiba. Ain pun berdiri dan mulai berjalan bersama Chris menuju ke tempat yang telah disediakan.

*

Karena mereka menduga akan mendengar suara bising Sage saat berada di dekat orang itu, jadi mereka memutuskan untuk datang tepat sebelum pertandingan di mulai.

Sage mengarahkan wajahnya yang frustrasi itu ke arah Ain dan terus meminta agar mereka berjalan lebih cepat. Namun Ain sama sekali tidak memedulikannya dan tetap berjalan dengan santai. Kemudian Ain langsung duduk di kursi yang telah di siapkan. Ain merasa sedikit lega karena tidak perlu melakukan pembicaraan basa-basi yang merepotkan sebelum pertandingan.

Setelah melihat Ain dan Chris berada di tempat mereka, pelayan Sage pun membunyikan tanda mulainya pertandingan. Pertarungan pun dimulai setelah terdengar suara dari lonceng yang cukup besar itu.

Dan setelah mendengar sinyal itu, seharusnya monster milik kedua belah pihak mulai bergerak… namun…

“Hei Chris-san… Apa itu?”

Ain melihat ke arah permukaan sungai. Terlihat sebuah pola aneh di permukaan air. Seperti sebuah pembuluh darah yang menggeliat dengan arah yang rumit.

Hanya pemandangan itu yang terlihat di seluruh area duel. Sama sekali tidak ada tanda-tanda adanya pergerakan baik dari sisi kedua Kraken maupun kedua Sea Dragon itu.

“…Itulah yang paling membuat kapal perang Istalica kewalahan… Itu adalah skill utama milik Sea Dragon loh…”

“Ja-jadi itu skill?? Pola-pola itu??”

Kalau Chris mengatakan mereka sampai kesulitan, maka itu sangat bisa dipercaya daripada orang lain yang mengatakannya. Lebih tepatnya, jika saja tidak ada skill itu, mungkin ia akan menemukan cara untuk menang dalam pertempuran waktu itu.

“Mereka itu adalah Sea Dragon loh… Jadi sudah pasti Kraken-kraken itu sama sekali tidak memiliki peluang untuk menang….”

Seperti sedang di tekan sesuatu, kraken-kraken itu tidak dapat bergerak sama sekali. Meskipun mereka berada di dalam air, terlihat jelas di mata Ain bahwa mereka sedang di himpit oleh air.

“Tapi karena tempatnya di sungai tenang seperti ini, kita jadi bisa melihatnya dengan jelas ya… Padahal kalau di laut tidak akan sejelas itu…”

Setelah melihat kraken-kraken itu tidak dapat bergerak lagi, si kembar terlihat bergembira dengan saling melilit, dan seperti berteriak melakukan selebrasi. Namun ini semua masihlah permulaan. Dari sini, serangan sepihak dari kedua kembar itu pun dimulai.

“Apa yang dilakukan Kraken itu!! Oi!! Jangan main-main terus!!”

Terdengar suara marah Sage menggema. Namun situasi kedua Kraken itu sama sekali tidak berubah meskipun sang pemilik mengatakan itu. Malah pola seperti pembuluh darah yang ada di permukaan air itu semakin banyak dan mulai mengelilingi Kraken-kraken itu.

“Kemungkinan si kembar itu menguasai skill Sea Current itu lebih baik daripada kedua ekor yang kita basmi tahun lalu….”

Memang secara fisik kedua kembar itu terlihat lucu, namun kenyataannya mereka adalah Sea Dragon yang lapar. Saat mempertimbangkan hal ini, maka sudah jelas mereka sangat berbahaya.

Akhirnya… pakan yang selalu Catima berikan berupa Magic Stone berbagai jenis pun kini membuahkan hasil, dan dipertunjukkan di hadapan Ain dan Chris.

 

Terima kasih telah berkunjung...
Jangan lupa tinggalkan komentar....

Comments

4 tanggapan untuk “Maseki Gurume Volume 5 Chapter 15B”

  1. SiOtong berkata:

    Lanjut slurr
    Nanggung bet :v

  2. SiOtong berkata:

    Nanggung bet :3

  3. Mob berkata:

    Mantap min

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *