Pengaturan Membaca

Font Style

  • Arima
  • Nunito
  • Corben

Font Size

Vol.05 - Ch.16.1
Perbedaan ras dan Langkah di masa depan.

Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 15 Desember 2021 .

Selamat membaca...

Salah seorang pawang menyadari keanehan ini. Para pawang itu dipekerjakan oleh Sage. Dia merupakan pawang yang paling lama merawat Kraken milik Sage. Dirinya telah bertahun-tahun berjibaku dengan monster, jadi pria itu tahu betul dengan ciri khas dan kekuatan kraken.

Karena ia telah terlibat dengan monster dalam waktu yang lama, ia juga tahu banyak mengenai monster-monster lain selain Kraken. Di tengah kebisingan suara Sage yang marah ini, pria itu memikir dalam-dalam monster apa yang sedang mereka lawan saat ini.

“…Tidak banyak monster yang dapat mengendalikan air….”

Tidak banyak monster yang dapat mengendalikan air skala area. Dan di antara semua itu, hanya ada satu yang jangkauannya bisa sangat jauh. Monster itu diberi gelar Raja Lautan. Ketika menyadarinya, pria itu pun berbalik perlahan ke arah Sage.

“Tuan Viscount!”

“Apa!? Jangan banyak bicara dan kendalikan monster itu!”

“Tunggu sebentar! Ada hal penting… ada hal harus saya beritahu pada Anda!!!”

“Apa kau tidak dengar!? Aku perintahkan kau kendalikan monster itu!!!”

Benar-benar pendek akalnya. Pada kenyataannya ketika sedang kesal, Sage itu tidak pernah mendengarkan sekitarnya. Bukan hanya kali ini saja, namun entah sudah berapa kali dia selalu begitu.

Sage tetap tidak mendengar apa yang dikatakan oleh si pawang. Sempat terlintas dalam benak pawang itu, apakah mungkin sebaiknya ia memberitahu Sage dengan paksaan. Namun pawang itu juga manusia, ia merasa tidak perlu berbuat sebanyak itu untuk majikan yang merepotkan(Sage).

*

Melihat duo Kraken yang tidak lagi dapat bergerak, si kembar tampak kegirangan. Dapat terlihat sosok Kraken yang berusaha sekuat tenaga meregangkan kakinya untuk dapat bergerak. Namun semua usaha itu sia-sia, kaki mereka itu dipaksa kembali mendekat pada tubuh mereka seperti waktu mereka terus diputar ulang.

Tak ada perubahan signifikan di permukaan air, pola rumit yang dibuat si kembar masih dapat terlihat dengan jelas. Ain terus memperhatikan situasi ini, dan bertanya-tanya apakah si kembar ingin berburu dengan santai? Layaknya seekor pemangsa mutlak yang perlahan-lahan menggerogoti makanan yang telah terperangkap.

Saat Ain sedang memikirkan itu, muncul sebuah garis tebal di ujung pandangan Ain. Tampaknya garis itu keluar dari tubuh El dan langsung menuju ke arah Kraken.

“Kayaknya ada garis yang tebal.. itu apa??”

“Itu juga Sea Current… tapi saya juga tidak mengerti apa yang ingin ia lakukan…”

Wajar saja. Bagaimanapun, ini adalah pertama kalinya Chris menyaksikan pertarungan si kembar. Dan pertarungan ini cukup berbeda dari skill-skill yang pernah dilaporkan selama ini. Jadi Ain tidak punya pilihan lain selain diam dan melihat.

Garis tebal itu terus mendekat ke arah Kraken. Dan beberapa saat kemudian akhirnya mencapai salah satu kaki milik Kraken. Garis itu terlihat seperti mengetuk-ketuk kaki kraken itu, dan kemudian menempel di sana.

[Dia mau apa sih??] itulah yang terlintas dalam pikiran Ain. Namun sesaat kemudian, dalam sekejap mata, El menghilang dari sisi Al.

“Eh?? El!?”

“Ain-sama! Perhatikan di dekat Kraken! Ikuti garis tebal itu!”

Chris cukup ahli dalam masalah kecepatan. Dia mampu mengikuti gerakan El dengan matanya.

“Sejak kapan dia di situ…”

Tanpa disadari El sudah berada di dekat Kraken. El yang bergerak dengan kecepatan luar biasa itu membuat pola air yang saling bertumpang tindih diatas kepalanya.

Kemudian pola itupun bergerak seperti sebuah gunting dan menuntun penonton kepada akhir yang mengejutkan.

Terdengar suara seperti jeritan yang aneh dari Kraken. Meskipun agak aneh jika memikirkan bagaimana bisa suara itu terdengar padahal mereka ada di dalam air, namun tidak ada gunanya juga membicarakan hal itu.

“Kemungkinan itu adalah skill yang dibangkitkan oleh Catima-sama…”

“…Kamu bercanda kan…. Apa-apaan serangan itu…”

Kemudian, El yang sedang menampung sesuatu di mulutnya itu kembali ke tempat semula seolah tersedot sesuatu. Sepertinya pola-pola air itu adalah aliran air yang diciptakannya sebagai jalur transportasi dan membuatnya kembali ke tempat Al dalam sekejap.

“Kyukyu!”

“Kyrurua!”

Kedua kembar itu terlihat seperti kegirangan. Sambil mengerang mereka saling melilit dan berputar-putar.

“Kayaknya tadi dia bawa pulang oleh-oleh yang besar….”

“Kekuatan rahang itu juga cukup luar biasa…. Saya tidak menyangka bisa menahan makhluk sebesar itu didalamnya…”

Apa yang dibawa oleh El adalah kaki Kraken yang panjang dan cukup tebal…. Bukannya dikoyak, namun lebih terlihat seperti bekas terpotong oleh sesuatu.

“Meskipun nama resminya belum ada, tapi pada dasarnya skill itu adalah kombinasi kompleks dari Sea Dragon dan sihir angin….”

“Kenapa bisa monter laut pakai sihir angin…”

“Kalau tidak salah mereka bisa menguasainya dari makanan yang diberikan…. Catima-sama sangat senang saat mengatakan itu..”

Sepertinya ambisi Catima dalam melakukan penelitian telah membuahkan hasil. Ain sangat penasaran makanan seperti apa yang diberikan orang itu sampai mereka bisa menguasai teknik semacam itu.

“…Memangnya mereka dikasih makan apa?”

“Sepertinya Catima-sama menggunakan uang sakunya untuk memberikan mengumpulkan Magic Stone milik griffon dan memberikannya pada mereka secara teratur…”

Untuk terbang bebas di angkasa, Griffin yang ada di Istalica menggunakan sihir angin yang mirip dengan Sea Current yang digunakan oleh Sea Dragon.

Sosok monter yang sedari lahir sudah mahir mengendalikan angin, serta seringkali menggunakan sihir anginnya untuk mengubah serangan cakar tajamnya menjadi serangan arena.

“Kalau gitu bukannya mereka malah jadi spesies baru….”

“Saya tidak bisa menyangkal itu sih…”

Mungkin prinsipnya juga tidak terlalu kompleks. Menambahkan sihir angin yang tajam kepada skill Sea Current yang rumit, dan membuatnya menjadi seperti senjata.

Namun kalau seperti itu…

“Dan pada akhirnya mereka makan dengan lahapnya…. Jadi mirip dengan Dark Straw-nya Ain-sama ya…”

“…Sepertinya ini yang namanya kecocokan orang tua dan anak…”

Teknik idaman yang menggunakan cakar khusus buatan Catima untuk menyerap Magic Stone lawan. Itulah Dark Straw.

Ada kemiripan dengan teknik yang digunakan oleh El, dan jelas-jelas Catima ikut terlibat didalam kedua teknik ini. Karena bagi Sea Dragon, teknik ini adalah teknik yang digunakan untuk berburu, maka semakin mirip saja.

“Kelihatannya lahap banget ya…”

“Karena itu memang makanan favorit mereka…”

Kaki yang El bawa di kunyah dengan kekuatan yang luar biasa. Agak mengejutkan melihat kaki sebesar itu langsung menghilang dalam sekejap.

Berikutnya, kali ini giliran Al. Muncul sebuah garis tebal di dekat Al, dan seperti sebelumnya, garis itu mengarah kepada Kraken.

Sebagai sesama makhluk laut, mungkin Kraken itu akhirnya menyadari bahwa garis itu berbahaya. Seakan instingnya bekerja, kraken itu mulai menunjukkan pola ditubuhnya. Karena tidak bisa bergerak, itu menjadi satu-satunya yang bisa mereka lakukan.

Mungkin normalnya monster yang melihat pola ini akan lebih memilih untuk kabur. Namun kali ini, semua itu tidak terjadi. Lawan mereka dengan nikmatnya mengunyah kaki mereka.

Bahkan lawan mereka sama sekali tidak perduli dengan tanda kewaspadaan yang mereka lakukan.

“Chris… Pola apa itu? Kok agak ngeri…”

“Itu adalah respon alami Kraken ketika mendeteksi bahaya… Katanya kalau di dalam air kita sampai melihat pola itu, artinya bersiaplah untuk mati…”

“Begitu ya….”

Entah apakah Ain menerima penjelasan itu atau tidak. Karena kelihatannya si kembar masih dengan santainya menggigiti kaki kraken dibawa El.

Al pun melepaskan gigitannya dari kaki Kraken, dan menatao kearah Kraken. Ia terus menatap Kraken seolah ia sedang memperhatikan sesuatu.

Kemudian muncul garis garis Sea Curent lain selain yang pertama. Lalu garis-garis itu pun menempel pada tubuh kraken yang sama sekali tidak bisa bergerak itu.

Sebenarnya apa yang ingin ia lakukan?

“Sepertinya dia akan melakukan sesuatu ya…”

“Chris juga tidak tahu dia mau apa??”

“Ya… saya tidak tahu…”

Mereka terus menatap Al dengan dipenuhi rasa penasaran dengan langkah apa yang akan dilakukan oleh Al. Namun Al masih sama sekali belum bergerak.

Bisa dikatakan saat ini, ditempat ini, hanya Viscount Sage lah yang terlihat paling aktif.

“Apa yang kalian lakukan!! Jangan bercanda!!!”

Orang itu terus-terusan meneriakkan kata-kata yang tidak ada gunanya.

Pihak Ain sama sekali tidak memedulikan orang itu, dan hanya fokus pada Al. Pola Sea Current yang terbentuk di sekeliling Kraken mulai perlahan-lahan berkumpul di area wajah, dan kemudian berhenti di dekat alis. Lalu ketika berhenti, Al pun langsung terlihat kegirangan.

“Kyuru!”

Suaranya memang imut, namun apa yang dilakukannya sama sekali tidak terlihat imut.  Pola-pola Sea Current yang ada pun bergabung menjadi dua garis, dan mengetuk-ketuk area di sekitar alis Kraken. Sesaat kemudian, Al pun mulai bergerak melalui garis tebal yang telah terbentuk.

“(Ini mah bukan lagi kalah telak… tapi cuma acara makan… ya kan?)”

Kraken yang tak mampu berbuat apa-apa dihadapan Sosok Predator laut yang tak terkalahkan. Setelah sampai di depan Kraken yang tak bisa bergerak, Al terus menatap ke arah Kraken itu.

“–……NS!–……!?”
Kraken itu terus berusaha mengancam Al dengan teriakan-teriakan yang aneh. Namun tentunya, Al sama sekali tidak terlihat takut, dan hanya terlihat sedikit terganggu dengan kebisingan itu. Seakan telah yakin dengan langkah yang akan diambilnya, terlihat Al sekilas mengangguk, dan bersiaga dengan dua garis Sea Current miliknya.

Layaknya El yang dapat menggunakan sihir angin, muncul sebuah pusaran air kecil yang berpusat pada Al.

“Apa saja yang kalian lakukan dari tadi!! Hei kau!! Cepat beri perintah binatang itu!!!”

“Ba-baik!”

Mengesampingkan Sage yang mengatakan hal yang tidak jelas, Al pun mulai bergerak. Sang pawang pun merasa sedikit kasihan melihat pemandangan ini. Dengan memanfaatkan sihir angin, dua garis Sea Current milik Al pun langsung menembus alis Kraken.

“… Ah …!?”

Tubuh Kraken itu mulai mengejang seolah jantung yang ada didalam tubuhnya berpindah. Setelah menyaksikan hal itu, Al pun mulai menggerakan garis Sea Current-nya seperti membentuk sebuah lingkaran yang mengelilingi sesuatu.

“Jangan-jangan…”

Ain menyaksikan semua pergerakan Al dengan seksama, dan mulai membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya.

Lawannya adalah cumi-cumi, dan serangannya dilakukan di sekitar alis. Maka jawabannya sederhana.
Dan akhirnya, apa yang Ain bayangkan pun benar terjadi. Tubuh Kraken berubah warna menjadi pudar dan terlihat menyedihkan.

Dan beberapa saat kemudian, perlahan-lahan mulai Kraken itu mulai tidak bergerak, dan tubuhnya berubah menjadi hampir transparan.

“Di dunia para monster, ada sosok yang superior yang lebih mengerikan daripada yang ada di dunia kita… Seperti yang kita saksikan saat ini… tapi ini benar-benar terlihat mereka seperti sedang makan saja ya…”

“Hei Chris…. dia itu tadi mematikannya kan… Yang dia lakukan itu seperti manusia yang sedang mematikan cumi-cumi kan…?”

(TL note: Biasanya di jepang cara matiin cumi itu di tusuk kepalanya, coba cek aja di yusub)

“I-iya… karena dia menusuk di daerah Magic Stone-nya jadi kurang lebih sama…”

Ini menjadi bukti bahwa sejak awal Kraken itu bukanlah lawan. Dia hanya menggigiti tubuh lawannya sambil mencari titik lemahnya.

Meskipun Magic Stone ada didalam tubuh, namun setelah terputus, maka yang ada hanyalah menunggu kematian.

“Sepertinya bagi si Kembar, mereka itu hanyalah cumi-cumi besar yang lezat… itu saja…”

“…Kasihan sekali…”

Mungkin Ain akan merasakan perasaan takut yang sama jika monster peliharaannya diperlakukan seperti itu. Semengejutkan itulah kejadian yang mereka saksikan ini.

Pertarungan ini tidak menjadi pertarungan yang besar mungkin lawannya yang tidak pantas. Atau malah muncul satu pertanyaan, apa ada monster yang bisa bertarung di dalam air dengan setara melawan Sea Dragon si raja lautan?

El pun mendekati Kraken yang sudah dimatikan. Kemungkinan adegan selanjutnya yang akan terjadi adalah proses mengunyah yang dengan kecepatan luar biasa seperti sebelumnya.

Apa Magic Stone-nya dijadikan hidangan utama? Enak ya? itulah yang ada dalam benak Ain saat ini. Namun Ain tidak ingin merampas makanan yang didapatkan anak-anaknya. Dia ingin mereka menikmatinya.

Seakan meniru apa yang dilakukan oleh Al, El pun mematikan Kraken yang satunya lagi dengan akurat. Karena dia mematikan Kraken itu sambil menggigiti potongan kaki, dari sudut pandang Kraken, ini adalah hal yang mengejutkan.

Kraken yang tadinya terlihat seperti gangster itu pada akhirnya terlihat menyedihkan.

Terima kasih telah berkunjung...
Jangan lupa tinggalkan komentar....

Comments

4 tanggapan untuk “Maseki Gurume Volume 5 Chapter 16A”

  1. SiOtong berkata:

    Mantap, setelah 3 bulan ternyata ganti domain
    Langsung update 2 ch juga

  2. Leno vo berkata:

    Tanks min. Next

  3. Anugrah berkata:

    Mantap sih,dulu suka error Skrg engak lagi.Rajin” Up min,soalnya selalu Gw tunggu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *