Vol.05 - Ch.17.3
Side Story ~ Kisah Si Kembar Sea Dragon
Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 18 Desember 2021 .
Selamat membaca...
“Baunya enak! Baunya enak!”
“Benar!! Baunya enak sekali!!”
Saat semakin mendekati arena duel, kedua kembar itu mencium aroma tertentu. El yang pertama kali menyadarinya, dan ia segera memberitahu adiknya.
Kedua kembar itu berenang perlahan-lahan mengikuti kapal buatan Ogast Company. Dari sudut pandang kedua kembar itu, mereka cukup senang bisa pergi ke suatu tempat bersama Ain(Papa). Namun ketika menyadari ada aroma yang menarik perhatian, kegembiraan mereka semakin meningkat.
Perlahan-lahan aroma yang mereka rasakan semakin kuat, dan akhirnya mereka menyadari sumber aroma tersebut. Setibanya di tempat yang agak luas, mereka melihat dua sosok Kraken.
“El, Al… tunggu dulu disana ya… mengerti?”
Sekilas ada getaran menjalar di tubuh kedua kembar itu. Disuruh menunggu? Apa itu disediakan untuk kami? Begitulah yang ada dalam benak mereka.
Kedua kembar itu pun menuruti Ain dan segera menghentikan pergerakan mereka.
“Ada dua!! Dua!!”\
“Satu satu ya! Satu-satu kan!?”
El menyadari bahwa ada dua sosok Kraken. Mereka pun menunjukan kebahagiaan mereka karena telah di ajak ke “meja jamuan” seindah ini.
“Hadiah dari papa!?”
“Hebat!! Aku cinta papa!!”
Memang tidak salah jika menganggap itu adalah oleh-oleh dari Ain, namun mereka berdua benar-benar memiliki pemikiran yang berbeda dari Ain dan rombongannya yang ada di darat. Bahkan kedua kembar itu tidak merasakan satu persen pun ketegangan.
Seperti yang dikatakan Al, mereka benar-benar menyukai papa mereka. Yang ada di benak mereka hanyalah
“Hadiah dari papa, hebat!” atau “masih belum boleh??”.
~Saat Pertempuran~
“Dia berhenti bergerak!!”
Al tampak kegirangan melihat sosok Kraken yang terjebak dalam Sea Current.
“Hm! Gede doang! Lemah! Cupu!!”
Al mengatai lawannya yang lemah. Memang benar, bagi mereka, kraken bukanlah lawan yang layak. Sebesar itulah kesenjangan diantara ras mereka.
Ia pun menaiki Sea Current itu, dan merampas salah satu kaki lawannya.
“~Enaknya!!”
“Lezat! Papa luar biasa! Kenapa?? Kenapa bisa luar biasa begini!?”
Krakennya enak => Papa yang membawakannya hebat => Saking hebatnya jadi membingungkan. Al menjadi larut dalam lingkaran pikiran semacam ini. Sedangkan El tidak terlalu memikirkannya. Yang ia tahu hanyalah lawannya lemah, dan rasanya sangat lezat.
“Mau ambil batu kepalanya? Mau?”
“Mau!! Kalau kita ambil, dapat lebih banyak!!”
Yang mereka maksud batu di kepala adalah Magic Stone. Kedua kembar itu paham bahwa dengan mengambil Magic Stone lawan, maka lawannya akan segera mati. Jadi mereka ingin mengambilnya.
“Selidiki dulu!”
“Oke, aku tunggu!”
Al mulai menyelidiki letak Magic Stone serta kelemahan lawannya. Ia menggunakan Sea Current untuk mengeksplorasi tubuh lawannya. Sea Current cukup peka untuk mendeteksi perubahan kecil sekalipun.
“Aku maju dulu!”
“Ya! Aku nanti nyusul!!”
Setelah diselidiki, akhirnya ia mengerti bahwa ia hanya perlu memotong area di sekitar Magic Stone-nya. Jadi ia memutuskan untuk menggunakan Sea Current dan sihir angin untuk melepaskan Magic Stone milik Kraken. Hal ini menunjukan bahwa para Kraken itu sudah mendekati ajalnya.
~ Setelah pertempuran ~
“El, Al! Kalian terlalu banyak makan! Sudah hentikan!”
Terdengar suara Papa luar biasa yang mereka cintai itu masuk ke telinga mereka. Karena itu, mau tidak mau, mereka harus menghentikan aktivitas mereka dan muncul kepermukaan air.
“Meskipun kalian menunjukkan wajah seperti itu..”
Apa yang Ain lihat adalah sosok Sea Dragon yang mulutnya masih terbuka dengan rahang bawah yang bergetar-getar seperti sedang bersedih. Bahkan pada bola mata besar mereka terlihat ada genangan air.
Namun Ain bukanlah Iblis. Perkataan Ain selanjutnya cukup membahagiakan kedua kembar itu.
“…Kita ikat ke kapal dan bawa pulang… Lanjutkan makannya nanti lagi…”
“!? (Benarkah!?)”
“Kyurua!? (Boleh makan lagi!?)”
Setelah mendengar hal ini, mereka pun segera kembali menyelam kedalam air. Mereka harus segera membawa kraken-kraken itu. Mereka pun melakukannya dengan penuh semangat.
“Besok masih boleh makan lagi? Hadiahnya??”
“Hadiah!! Hadiah untuk kita!! Hebat!! Papa hebat!! Hebat banget!!”
Bisa makan lagi besok => hadiah => hadiah untuk kami => papa hebat => Sangat-sangat hebat. Kali ini logika semacam itulah yang berputar-putar dalam benak Al. Pada akhirnya, kesimpulannya selalu Ain menjadi sosok yang luar biasa. Ini menunjukkan perasaan cinta fanatik kedua kembar itu kepada Ain.
——Dan setelah kembali ke Ibukota, kedua kembar itu menghabiskan waktu selama dua hari untuk menyantap makanan favoritnya.
Mantap lanjutkan