Vol.05 - Ch.01.2
Magic Stone Berwarna Merah (B)
Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 19 Januari 2021 .
Selamat Membaca….
“Hah… hah… hah…”
“Grint-sama!! Berlatih berlebihan tidak baik untuk tubuh Anda!!”
Di rumah baru keluarga Roundheart yang ada di ibukota kerajaan Heim. Di sana ada sosok Grint yang sedang melanjutkan pelatihannya dengan sungguh-sungguh. Dan di sekelilingnya ada sosok ksatria ibukota Heim yang terkapar kelelahan.
“Revine…. Aku harus menjadi lebih kuat…. Jika tidak…. penampilan memalukan itu!!”
Revine, ia adalah putera Earl Ricardo Lance yang di asuh oleh Rogas. Sepertinya ia berperan sebagai pengikut Grint, karena sering kali ia terlihat bersama dengan Grint. Sewaktu Grint dan Tiggle menuju ke Euro, sepertinya mereka belum terlalu dekat, sehingga Revine tidak ikut.
“Grint! Kau ini… sudah aku bilang untuk tidak berlebihan!!”
Bukan hanya Revine, namun Rogas ayahnya juga mengkhawatirkan Grint. Sejak ia kembali dari Euro, dari hari ke hari, ia semakin keras berlatih. Bahkan sering kali ia sampai memaksakan diri, dan hal ini membuat Rogas khawatir.
“Ayah… Anda juga datang ya?”
“Bukan itu yang ingin aku dengar…. Tidak baik kan kalau kau sampai merusak tubuhmu sendiri…”
“Ta-tapi!!”
“Hah…… Bukankah ini sudah saatnya kau menceritakan kepadaku? Tentang ksatria Istalica yang berhasil mengalahkanmu?”
Bahkan setelah setengah tahun lebih berlalu, ia tidak pernah menceritakan hal itu, bahkan kepada Rogas sekalipun. Kejadian itu sangat memalukan, dan ia tidak ingin menceritakan bahwa kala itu ia hanya berguling-guling seperti serangga.
“Jika kau tidak mau mengatakan itu, maka aku akan mengurungmu di kamar untuk beberapa waktu!”
“Ap.. Ayah!”
Faktanya Rogas memang sangat khawatir. Ia memang merasa senang jika anaknya sedang berusaha keras untuk melakukan sesuatu, namun saat ini ia sama sekali tidak bisa mentolelir hal ini. Meskipun dengan sedikit paksaan, ia sangat ingin mengetahui tentang sosok lawan Grint itu.
“Kalau aku beritahu, maka tidak ada pengurungan ya?”
“Tetap saja kau tidak boleh berlebihan dalam latihan…. Aku janji tidak akan mengurungmu… Jadi ceritakan tentang orang yang kau lawan itu….”
Rogas duduk di kursi yang ada di dekatnya dan menatap langsung ke mata Grint. Jika dilihat seperti ini, ia akan terlihat seperti seorang ayah yang baik. Tentunya jika kisah Ain dulu tidak ada.
“…Ini hanya spekulasiku… sepertinya dia sekitar tujuh tahun lebih tua dariku…”
“Hmm? Kalau usianya segitu, seharusnya dia masih ksatria magang kan??”
“Memang itu yang aku maksud!! Dia adalah pengawal kaka-Ain…. Tapi sepertinya dia adalah remaja berusia belasan tahun sepertiku!!!”
Kata-kata itu lebih dari cukup untuk membuat Revine dan Rogas terkejut. Bagaimanapun, Grint sudah termasuk ksatria terbaik meskipun usianya masih muda. Bukan hanya karena skill Holy Knight miliknya, namun juga ia tumbuh dengan kejeniusannya.
Dan Grint itu telah diperlakukan layaknya serangga oleh seorang ksatria yang masih remaja juga. Meskipun Rogas tidak mengucapkan dengan bibirnya, namun ia sangat ingin melawan ksatria itu meski hanya sekali.
“Begitu ya… Grint…. aku paham kenapa kau jadi begitu terobsesi dengan ksatria itu…..”
“Lain kali aku pasti akan mengalahkannya!! Dan memperlakukannya sama seperti serangga!!!”
Ketika melihat anaknya terbalut api ambisi membuat Rogas ingin mendukungnya. Ia paling mengerti bahwa dirinya dan Grint adalah sosok yang sangat membenci kekalahan. Karena itu ia sangat mengerti keinginan besar anak itu untuk menang tak peduli bagaimanapun caranya.
“Pertemuan selanjutnya akan menjadi pertandingan yang sesungguhnya!! Aku pasti akan mengalahkan orang itu… Ksatria bernama Dill itu!!”
Grint mengepalkan tinjunya dengan erat dan penuh dengan kebulatan tekad. Apakah mungkin ada kesempatan untuk bertarung dengan ksatria Istalica lagi? Kemungkinan tidak… itulah yang terlintas dalam benak Rogas. Namun ketika mengingat bahwa Grint tiba-tiba dapat bertemu dengan Ain setengah tahun yang lalu, membuat ia tidak yakin dengan apa yang akan terjadi di masa depan.
Ketika Grint sedang membulatkan tekadnya, seseorang datang menghampiri mereka.
“Glint? Aku tahu kau sedang berusaha melakukan yang terbaik dalam latihanmu… tapi kamu kedatangan tamu…”
“Ibu? Siapa sih tamunya?”
Alma, ibunya datang mengunjungi Grint di tempat latihan. Ia datang untuk memberitahu Grint bahwa ada tamu yang datang untuk dirinya.
“Tunanganmu datang ke sini….. cepat bersiap-siap….”
“Anon!? Baik aku akan segera bersiap-siap!”
Tamu yang datang adalah Anon. Anon Bruno, dia adalah tunangan Grint dan usianya satu tahun lebih tua darinya. Meskipun sudah dipastikan untuk menikah, namun Grint yang sangat menyukai Anon ini sangat menantikan saat-saat dapat bertemu dengan gadis itu.
Revine dan Rogas merasa bersyukur dengan kedatangan gadis itu. Karena kehadirannya dapat membuat Grint beristirahat dari latihannya.
“Ayah! Permisi! …Revine, sampai jumpa besok!”
“Ya, pergi sana Grint… Pastikan kau berpakaian dengan benar…”
“Silakan Grint-sama… Sampai jumpa besok…”
Rogas merasa lega setelah melihat Grint berlari dengan penuh semangat.
“…Maaf ya Revine…. membuatmu sampai kerepotan begini…”
“Tidak perlu meminta maaf pada saya… saya berharap Grint-sama bisa menuntaskan keinginannya itu suatu hari nanti…”
Revine juga mengerti, bahwa itu adalah hal yang cukup sulit untuk terwujud. Karena tidak ada kata lain selain ‘kebetulan’ jika memang mereka bisa bertemu dengan ksatria dari Istalica yang hubungan diplomatisnya sudah benar-benar terputus.
Namun ia tetap berdoa agar keinginan Grint dapat terpenuhi.
*
“Anon!”
“Wah Grint-sama… Sepertinya aku membuatmu terburu-buru ya…”
“Tidak kok! Maaf ya membuatmu menunggu!”
Grint telah membersihkan tubuhnya sehabis berlatih, dan memakai pakaian yang baru. Anon sudah menunggu di kamar Grint. Riasan tipis serta gaun berwarna cerah membuat gadis itu semakin menarik.
“Kemarilah…. Hari ini kamu juga sudah berjuang keras ya…”
“Ummm …maafkan aku!”
Grint pun mendekati gadis itu, setelah ia membelai sejenak rambut Grint, gadis itu pun mendekapnya di dadanya. Meskipun masih belum bertumbuh besar, namun kelembutan seorang wanita dan aroma khas Anon membuat Grint kehilangan rasionalitasnya.
“Kamu tidak perlu malu seperti itu Grint-sama…. mari kita berbincang…”
Grint tidak menyembunyikan ekspresi malunya sama sekali, dan dapat dengan mudah terlihat oleh Anon. Meskipun ia merasa sebagai pria, ia telah menunjukkan hal yang sangat memalukan, namun Anon sepertinya sama sekali tidak memedulikan hal itu.
Gadis itu duduk di sisi tempat tidur, dan menepuk-nepuk kasur di sampingnya. Grint pun duduk di sana dan obrolan menjadi cukup sepi.
Ketika ia bersama dengan gadis itu, entah kenapa ia merasa nyaman dan merasa bisa melakukan yang terbaik. Ia tidak mungkin bisa menunjukkan sosoknya saat ini kepada Rogas dan Alma.
“Aku dengar kamu hari ini juga berlatih dengan keras ya…. Sosok Grint-sama yang sedang berjuang keras itu memang sangat keren dan membuatku sampai jatuh hati, tapi…. tetap saja kamu tidak boleh berlebihan loh… Karena aku khawatir kamu akan terluka nantinya…”
“…Baiklah… Aku akan lebih berhati-hati…”
Sering kali ia mematuhi perkataan gadis itu. Karena ia tidak ingin di benci oleh Anon, gadis yang ia cintai, maka ia berusaha untuk menahan berbagai hal. Sebesar itulah gadis itu bagi dirinya.
“Fufu… Grint-sama memang anak baik… Tolong nanti tunjukkan padaku saat kamu bisa membalaskan penghinaan itu suatu saat nanti….”
“Ya-ya!! Tentu saja!! Aku akan mengundang Anon ke kursi VIP!!”
Anon tersenyum kecil ketika melihat Grint bertingkah energik seperti itu.
Grint berpikir, bahwa Anon adalah tunangan yang cantik berambut merah yang cukup terkenal di Ibukota. Karena itu, saat-saat yang ia habiskan bersama dengan Anon baginya lebih berharga dari apa pun di dunia ini.
Lanjut min
Up
Anon berambut merah, jgn2 salah satu anggota rubah merah
Thx updatenya min
Up
Lanjut min
fix nih rubah merah