Vol.05 - Ch.04.1
Perlahan Tapi Pasti (A)
Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 23 Januari 2021 .
Selamat Membaca….
Setelah lewat tengah hari, tentunya cuaca di luar menjadi cerah. Meski iklim di Ist ini lebih dingin dari ibukota, namun masih mendapatkan sinar matahari yang cukup, dan menjadi cukup nyaman untuk menghabiskan waktu di sana.
Kota sihir Ist memiliki pergerakan manusia yang cukup padat, dan bukan hanya dipenuhi oleh para peneliti. Karena kota ini di sebut sebagai kota sihir, maka ada juga yang bilang kota ini sebagai tempat berkumpulnya pengguna sihir ahli berkumpul.
“Mari! Mari! Datang dan lihat!”
“Uang amalnya silakan masukan kemari!!”
Ketika pertama kali melihat fenomena ini, Ain sampai terpana, namun setelah berjalan selama beberapa saat, akhirnya dia mulai terbiasa. Dari apa yang dikatakan Chris, fenomena seperti itu jarang terlihat di Ibukota, namun itu adalah fenomena yang biasa terjadi di kota lain. Dalam bidang sihir yang membutuhkan uang untuk segala hal, orang akan melakukan apa pun untuk bisa menghasilkan uang. Karena itu diantara mereka ada yang melakukan pertunjukan jalanan.
“…Bukankah lebih menguntungkan jika mereka menjadi petualang?”
“Memang benar apa yang Ain-sama katakan, menjadi petualang itu jauh lebih menguntungkan… Namun petualang itu selalu bergelut dengan bahaya, saya rasa hanya itu perbedaanya… Karena setiap orang punya caranya masing-masing untuk menghasilkan uang…”
“Begitu ya…”
Entah sudah berapa kali Ain bertanya kepada Chris sejak ia mulai berkeliling kota Ist. Ini adalah pengalaman pertama bagi Ain untuk dapat melihat banyak penggunaan sihir dari jarak sedekat itu. Jadi sejak tadi ia selalu terkejut.
Banyak orang-orang yang memamerkan sihir yang mereka punya. Ada sosok pria yang melempar-lemparkan api sambil memutarnya, ada wanita yang memunculkan air, lalu membekukannya menjadi patung-patung es.
“Dari apa yang aku pelajari di kelas, katanya sihir itu serangannya lebih kuat kan? Lalu kenapa di Ibukota itu kebanyakan ksatria??”
“Lebih tepatnya adalah serangan yang menggunakan MP ya… Bahkan dalam ilmu berpedang juga ada serangan yang menggunakan MP… Ain-sama juga sudah tahu tentang ini kan??”
“Oh iya.. itu benar juga…”
“Selain itu, ini adalah masalah kekhasan masing-masing individu… Meskipun dalam hal sihir itu tidak ada yang mustahil, namun ada sihir yang cocok, dan sihir yang tidak cocok bagi seseorang… Alhasil cukup sulit untuk menggunakannya di pertarungan sebenarnya….”
Misalnya meskipun sihir dibagi menjadi lima elemen, pada dasarnya tidak ada elemen yang tidak bisa digunakan oleh seseorang. Namun ada banyak kejadian, sihir elemen tertentu menjadi tidak berguna sama sekali karena faktor kecocokan orang tersebut.
“Dan satu lagi… Sulit untuk seseorang mengembangkan MP mereka…. karena itu sangat sulit memunculkan orang yang bisa bertarung murni menggunakan sihir saja…”
Setelah mendengar penjelasan Chris, muncul beberapa pertanyaan di benak Ain. Sepertinya itu adalah pertanyaan yang sudah lama sekali membuatnya penasaran.
“Lalu bagaimana dengan pengguna sihir penyembuhan?”
“Apakah yang Anda maksud adalah selain tabib dan orang-orang yang memberikan pertolongan pertama dan meningkatkan kecepatan pemulihan tubuh??”
“Ya… itu maksudku.. Tabib itu tetap saja bukan menggunakan sihir penyembuhan kan?”
Tabib yang dimaksud adalah semacam orang-orang yang telah membantu Ain pasca keributan Sea Dragon. Berkat mereka, lengan Ain dapat pulih dengan lebih cepat. Namun apa yang mereka lakukan itu lebih tepat untuk disebut pengobatan terapi ketimbang sihir.
Selain itu, terkadang mereka juga menggunakan alat-alat sihir khusus. Mungkin bisa dikatakan lebih dekat dengan kedokteran.
“Apa tidak ada orang yang bisa menggunakan sihir pemulihan yang hebat seperti menumbuhkan tangan yang terpotong??”
Namun apa yang membuat Ain penasaran adalah jauh lebih dalam lagi. Bahkan sejak kedatangannya ke Istalica, dia belu, pernah melihat adanya teknik atau alat yang bisa menumbuhkan kembali tangan atau bahkan menghidupkan kembali orang mati. Ain malah penasaran apakah teknik seperti itu ada di dunia ini atau tidak.
“Sepertinya bisa di hitung dengan sebelah tangan ya…. Namun karena mereka tidak menetap di satu tempat, maka cukup sulit untuk menemui mereka….”
“Apa jangan-jangan mereka ini petualang?”
“Anda tajam sekali, itu benar…. Semua orang yang bisa menggunakan sihir pemulihan ternama yang ada di Istalica berperan aktif sebagai petualang… Jadi cukup sulit untuk menghubungi mereka… dan tidak ada jaminan mereka akan selalu langsung merespon….”
“Apa kita tidak bisa mempekerjakan mereka di nama Istalica??”
“Akan bagus jika itu bisa diterapkan… namun sepertinya tidak semudah itu…”
Menurut Chris, alangkah lebih baik jika ada sosok yang bisa menggunakan sihir penyembuhan seperti itu menetap di ibukota. Namun sepertinya ini cukup sulit karena memang jumlah mereka langka.
“Aku ingin bertemu orang-orang itu suatu saat nanti…”
Ain cukup terbiasa untuk merasakan rasa sakit, namun ia penasaran dengan cara mereka menyembuhkan luka. Dan ia ingin melihat itu dengan mata kepalanya sendiri.
“…Ngomong-ngomong, kira-kira kelompoknya Catima-sama sudah sampai mana ya….”
“Dill itu sudah menjadi tumbal… Kamu tahu?”
Bukan sebuah kebohongan jika dia menyebut Dill telah menjadi tumbal. Ada alasan yang mendasari pernyataan ini.
Pada saat semua orang terbangun dan berkumpul hari ini. Catima mengatakan ia ingin pergi berkeliling kota, jadi ia ingin meminjam Dill.
Ketika itu Ain sama sekali tidak mengerti apa artinya, bukankah lebih baik mereka pergi bersama? Namun Catima tetap keras kepala dan mengatakan ingin berpencar, dan dia tidak mau menyerah dengan pendapatnya itu.
Kemungkinan saat ini Dill lebih tepat untuk dikatakan sebagai pengangkut barang ketimbang seorang pengawal.
“Tu-tumbal…?”
“Benar… tumbal…. Awalnya aku menentang keinginan Catima-san yang ingin berpisah… tapi sejujurnya aku bersyukur tidak perlu ikut-ikutan dalam antusias anehnya itu…. Ini semua berkat Dill yang telah menjadi tumbal…. Karena itu Chris-san, kita harus berterima kasih nanti padanya….”
“Um… Ya,,, Kalau dari sudut pandang saya sebagai pengawal… saya masih agak khawatir karena Catima-sama memutuskan untuk berpisah dari kita…”
Meskipun Catima tidak mengatakannya, sebenarnya tindakannya memilih berpencar adalah demi Chris. Ia mengerti bahwa Chris menyukai Ain. Baik Catima maupun Olivia sudah tahu bahwa sikap Chris berubah sejak kekacauan yang disebabkan oleh Sea Dragon.
Namun dengan perasaan yang tidak jelas itu, ada hubungan antara Ain dan Claune. Baik Catima maupun Olivia tidak tahu bagaimana perasaan kedua belah pihak. namun dengan posisi Ain sebagai Putera Mahkota, mereka ingin Ain memiliki istri dua atau bahkan lebih.
Sebenarnya dalam hal ini, Silvard dapat dikatakan gagal. Karena dia bersikeras bahwa dia tidak akan menikahi orang lain selain Lalarua. Dan tak ada yang akan mengatakan tindakan itu adalah tindakan yang tepat sebagai seorang raja.
Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Mungkin saja Ain akan membuat pernyataan yang sama dengan Silvard. Banyak hal yang harus di pertimbangkan, namun tetap saja Catima ingin memberikan dukungannya kepada Chris.
“…Yahh aku tidak bisa bilang itu selera yang bagus karena dia memilih pria Mother complex yang hobi makan Magic Stone Nya…”
Ungkapan itu tidak terdengar oleh siapapun. Hanya sebuah monolog yang diucapkan Catima ketika berpisah dari Ain.
Dari sudut pandang Catima, Chris sudah bersama dengan dirinya sejak dia terlahir. Karena itu, wajar saja ia sangat ingin mendukung sebuah “Gairah” kepada lawan jenis yang pertama kalinya di tunjukan oleh sosok bernama Chris itu.
“Tapi menurutku mereka berdua cocok ya…. Bukankah begitu??”
“Apakah itu tentang Catima-sama dan Dill?”
“Ya.. menurutku mereka itu kombinasi yang tepat…. dari segi kepribadiannya juga…”
“Jika Anda mengatakan seperti itu…. Saya rasa benar juga…”
Sederhananya, Dill sangat peka dan perhatian. Sedangkan Catima orang yang merepotkan dan perlu di urus, dan sering menarik orang lain untuk terlibat. Kecocokan di antara mereka berdua dapat dikatakan tidak buruk.
Bukan hanya sebagai lawan jenis, namun juga misalnya sebagai seorang pengawal dan orang yang dikawal.
“Ketika saya memikirkan hal itu… saya dapat membayangkan sepertinya Dill sedang terus-terusan di repotkan oleh Catima-sama ya…”
Sambil meletakan tangan di dekat mulutnya, Chris tersenyum lembut. Ain pun jadi ikut tersenyum.
“Salah satu nilai plus Catima-san itu adalah sangat mudah dibayangkan… Oh!! Aku menemukan sesuatu yang menarik!! Ayo pergi Chris!!!”
“Eh?? Tu-tunggu, Ain-sama!?”
Chris segera mengejar Ain yang tiba-tiba mempercepat langkahnya. Mungkin memang benar Dill akan dipaksa berkeliling sesuai dengan minat Catima. Namun sepertinya ia lupa bahwa Ain juga memiliki sifat yang mirip dengan Catima.
[…] Baca di: Kurozuku […]
Buset update malam
Haha maklum, kebetulan kita senggangnya malam… Maaf ya…
[…] Baca di: Kurozuku […]
Nice