Vol.05 - Ch.04.2
Perlahan Tapi Pasti (B)
Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 23 Januari 2021 .
Selamat Membaca….
“Yahh menyenangkan sekali ya… Chris-san memang hebat…”
“Ain-sama ini!! Ini pertama kalinya saya diperlakukan seperti tontonan seperti itu!!”
“Kan aku sudah minta maaf… tapi itu beneran keren loh…”
Hal menarik yang Ain temukan adalah sebuah dinding besar yang terbuat dari es. Jika dapat menghancurkan dinding es yang dibuat menggunakan sihir itu, maka akan mendapatkan hadiah. Karena biaya pendaftarannya adalah 1000G, Ain pun membayarnya.
Lalu ia menyuruh Chris untuk mencobanya.
“Me-meskipun Anda memuji saya, itu tidak ada gunanya….!”
Chris berhasil memotong dinding itu menjadi dua dengan potongan yang sempurna. Meskipun ia menggunakan sihir angin yang tidak terlihat oleh mata, namun tetap saja ia telah menunjukkan sebuah teknik yang luar biasa.
Ngomong-ngomong, ia menolak hadiahnya. Meskipun ia sedang menyembunyikan identitasnya, namun ia merasa tidak enak jika seorang Fleet Admiral melakukan hal seperti itu. Karena itu ia segera meninggalkan tempat itu begitu saja.
“… Ngomong-ngomong….. Ini di mana ya??”
Ketika mereka terus berjalan begitu saja, mereka kerap kali menyusuri jalan yang sempit serta jalan yang menanjak atau menurun. Apakah seharusnya mereka berpikir lebih dahulu baru mulai berjalan?? Ya benar. Ketika mereka berjalan tanpa berpikir, akhirnya mereka sampai juga di tempat yang sama sekali tidak mereka kenal.
“Kalau kita mau buat alasan…. Jalan-jalan di Ist itu susah di ingat ya…”
“…Desain kota ini memang cukup menarik… tapi kenapa ada jalan yang sempit begini….”
“Yahh mumpung ini terasa seperti berpetualang… maka tidak masalah…”
Chris memutuskan untuk melakukan tanya jawab pada dirinya sendiri malam ini. Isinya adalah, di antara dirinya dan Dill, mana yang lebih terbawa arus ambisi tuan mereka.
Mereka mengerti bahwa saat ini mereka sedang berada di sebuah gang. Mereka merasakan suasana seolah sedang berada di wilayah kumuh. Samar-samar dapat tercium aroma sampah, dan terasa agak sulit untuk bernafas di sana.
Ketika sedang memikirkan hal ini, tiba-tiba terdengar suara seseorang masuk ke telinga Ain.
“Aku mendengar ada seseorang…. coba kita tanya jalan agar bisa pulang…”
“Dimengerti… Sepertinya itu memang ide terbaik…”
Di sana bukanlah tempat yang baik untuk berlama-lama. Lebih baik mereka menanyakan jalan kepada seseorang dan secepatnya kembali ke tempat yang luas. Mereka berdua pun menghampiri arah datangnya suara itu, dan perlahan-lahan suara itu terdengar semakin keras.
“–……leh! Tidak boleh!!!”
“Sudah cepat! Aku…… rikan ….kami!!”
Bersamaan dengan suara anak perempuan, terdengar pula suara seorang pria. Sepertinya situasinya bukanlah situasi yang damai.
“Tidak boleh! Ini makanan untuk aku dan kakak!!”
“Bawel!! Sudah diam dan berikan saja padaku!!!!”
Tampak seorang gadis kecil sedang berusaha sekuat tenaga melindungi barang bawaannya. Sepertinya benar apa yang Ain bayangkan, tempat ini adalah wilayah kumuh. Dari apa yang dikatakan oleh gadis itu, sepertinya pria itu sedang berusaha merebut makanan yang dibawa gadis itu.
“Hei kau yang di sana… Aku akan berikan ini padamu, jangan ganggu gadis itu…”
Ain melemparkan sebuah kantong yang berisikan berisi sejumlah kecil uang kepada pria itu. Mungkin mudah untuk menghentikan pria itu dengan paksaan, namun itu akan menjadi keributan. Jadi tindakan ini mungkin tepat.
“Hah?? Sape lu???”
“Sudah cepat periksa isinya….”
“Sombong sekali…. Oooh!! Oi bocah… beneran gak papa ini??”
“Sudah sana cepat pergi…”
Setelah memeriksa isi dari kantong tersebut, pria itu pun segera pergi dengan wajah ceria. Meskipun itu hanya berisi uang receh senilai sekitar 5000G, sepertinya jumlah itu cukup banyak baginya. Itu mungkin wajar, karena pria itu sampai ingin mencoba merebut makanan dari seorang gadis kecil.
“Apa kamu baik-baik saja?”
“Etto… te… rima.. kasih….”
Gadis itu tidak mengerti apa yang terjadi karena kedatangan Ain cukup tiba-tiba. Gadis kecil itu memiliki rambut berwarna coklat tua dan mengenakan pakaian yang kotor. Mungkin usianya sekitar lima tahun.
“Aku tidak terlalu senang menggunakan uang untuk menyelesaikan masalah… tapi… syukurlah Chris-san…”
“Saya rasa itu lebih baik ketimbang Anda menunjukkan kekuatan Anda dengan percuma… Tapi jika tadi dia meminta lebih, saya pasti sudah mencabut pedang saya….”
“Hahaha kalau itu yang terjadi tadi, ya apa boleh buat…. Jadi, apa kamu sendirian di sini??”
Ain berjongkok dan menyetarakan garis pandangannya dengan gadis itu. Kemudian, mungkin karena merasa sudah lebih tenang, gadis itu mulai bisa berbicara lebih lancar ketimbang beberapa saat lalu.
“Aku disuruh menunggu di sini karena kakak ada pekerjaan…. Kakakku masuk ke rumah di sebelah…”
“Bekerja ya…. Pekerjaan macam apa yang dilakukan kakakmu??”
Ain berusaha melanjutkan percakapan itu agar si gadis kecil itu bisa lebih tenang. Meskipun Ain merasa tidak enak karena pertanyaannya itu seperti sedang menginterogasi, namun sepertinya gadis itu sama sekali tidak memedulikan hal ini. Ia pun mulai menjelaskan kehebatan kakaknya.
“Tahu gak! Tahu gak! Kakakku itu orang yang hebat loh!!”
Tampaknya orang itu pasti adalah kakak kebanggaan gadis kecil itu. Dapat terlihat ekspresi gadis kecil itu semakin bahagia ketika membicarakan tentang kakaknya.
“Di tempat ini, banyak orang yang tidak makan dengan benar, dan sering ada yang terluka….. terus kakakku bekerja untuk menyembuhkan orang-orang yang terluka itu!!”
Chris tampak terkejut. Ain juga cukup tertarik dengan hal ini, namun ia memutuskan untuk mendengarkan lanjutannya.
“Wah itu hebat sekali!!! Apa kakakmu itu bisa menyembuhkan luka orang dalam sekejap??”
“Ya! Kakak bisa benar-benar menyembuhkan orang yang kakinya patah sewaktu bekerja!!!”
Begitu ya, kemungkinan ini adalah sebuah skill atau sihir yang berbeda dari yang digunakan tabib biasa. Itulah yang Ain dan Chris rasakan.
“Aku baru dengar ada kakak yang sehebat itu…. Sepertinya aku harus bersyukur aku tadi telah tersesat….”
“Iya… benar!! Kakakku itu memang hebat!!”
Gadis itu tidak mengerti apa yang dikatakan Ain, namun ia tahu bahwa Ain sedang memuji kakaknya. Ain pun melirik ke arah Chris.
“…Menurut saya, sebaiknya kita menunggunya….”
“Aku akan menunggu di sini bersamamu sampai kakakmu itu datang ya…. Kamu tidak perlu takut lagi!”
“Benarkah!? Terima kasih abang!”
Entah mungkin karena telah diselamatkan, gadis kecil itu tampak menjadi akrab dengan Ain. Sambil mendengarkan ceritanya, Ain terkadang membelai kepala gadis kecil itu.
Dan dari belakangnya, Chris tampak iri dengan ini, namun tentunya Ain sama sekali tidak mengetahui hal ini.
Seberapa hebatnya kakak gadis kecil ini tidak akan benar-benar diketahui sebelum mereka bisa bertemu langsung. Dan mereka bertiga pun terus menunggu kedatangan kakak gadis kecil itu selama berpuluh-puluh menit.
[…] Baca di: Kurozuku […]
[…] Baca di: Kurozuku […]
Mantap
Thank update nya
Semangat min
Mantap pagi2 dah dpt bacaan, thx updatenya min