Pengaturan Membaca

Font Style

  • Arima
  • Nunito
  • Corben

Font Size

Vol.06 - Ch.06
Ingatan Lama di Dalam Magic Stone 3

Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 5 Februari 2022 .

Maaf selalu lama update ya....

“Ti-tidak… tidak mungkin… aku tidak mengerti… tidak harus aku kan…”

Pemalu dan malas, suka pilih-pilih, dan sangat suka tidur. Hanya satu bakat yang dimiliki gadis itu.

“Arche… Tapi kamu telah membangkitkannya…. Berarti kamu mampu… Karena itu aku dan Silvia ingin Arche berusaha…”

“Tenang saja… Aku dan Kyne akan membantumu… Mau ya…”

Bakat untuk menjadi lebih kuat. Arche diberkahi dengan sebuah bakat untuk terus bertambah kuat secara alami. Hal ini merupakan sebuah bakat khusus yang sangat penting dan tak ternilai bagi semua monster.

Berpuluh-puluh tahun telah berlalu sejak mereka bertiga mulai berpetualang bersama. Mereka telah menyelamatkan banyak monster dan membentuk sebuah kota. Dan saat ini, mereka menjadikan kota itu sebagai basis mereka, dan hanya sesekali keluar untuk berpetualang. Sebab para penduduk kota itu memuja Kyne, Silvia, serta Arche, dan telah mematuhi mereka dalam jangka waktu yang cukup lama.

Mereka bertiga yang pada dasarnya memang memiliki kepedulian tinggi, tidak bisa menelantarkan para monster yang tinggal di sana. Kemudian rumah-rumah dibangun, menggali sumur, dan banyak teknologi lainnya yang dibuat oleh Silvia. Dan pada akhirnya, tanah tersebut telah mengalami banyak perkembangan, dan menjadi sebuah surga bagi para monster yang telah kehilangan arah dan tujuan.

“Kalau begitu ayo tukaran?? Kak Silvia kan lebih cocok! Dari penampilan… dan kepribadiannya juga…”

“Ara?? Maksudnya kepribadian yang bagaimana ya??”

“Pi, pyi…!?”

“Suaranya kayak burung saja….”

Jangan pernah meledek Silvia dengan pemikiran yang dangkal. Begitulah kesimpulan yang Arche dapatkan.

Namun jika di pertimbangkan lagi, memang ada benarnya. Sebab Silvia memang cocok untuk berada di puncak hierarki. Meskipun begitu, mengapa dirinya yang terpilih? Arche merenungkan pertanyaan itu dalam hatinya.

“…Sejak awal, aku dan Kyne sudah memahami bakatmu itu… tapi siapa yang menyangka kamu akan membangkitkan gelar [Raja Iblis] dalam dirimu….”

“Ta-tapi itu kan Cuma gelar… Mau bagaimanapun aku tetap tidak akan bisa mengalahkan kalian berdua… Makanya pasti ada kesalahan… Aku yakin…”

Mungkin ini hanya masalah pengalaman. Dalam hal kemampuan alami, Arche seharusnya jauh lebih kuat. Akan tetapi, dalam segi teknik bertarung, Arche masih tidak sebanding dengan Kyne dan Silvia.

“Kalau tidak salah waktu pertama kali kita bertemu, kamu pernah bilang kalau dirimu itu adalah kumpulan dari banyak bakat?”

“Kapan ya? Kok aku tidak tahu…”

Ketika melihat gadis itu berusaha mengelak, Kyne mulai berpikir apa yang harus dilakukan selanjutnya. Di saat seperti ini, Silvia adalah orang yang paling bisa diandalkan. Jadi Kyne pun melirik ke arah Silvia.

“…Kalau begitu begini saja… Aku dan Kyne akan mengerjakan semua hal pentingnya, jadi Arche hanya perlu menjadi rajanya saja…. Dengan ini semua orang akan tenang…. Kamu hanya perlu duduk saja di kursi….”

Ini adalah penawaran terakhir. Berita tentang Arche yang telah bangkit menjadi Raja Iblis sudah tersebar kepada para penduduk. Dan ini menyebabkan mereka tidak bisa mengelak lagi, sehingga tidak ada pilihan lain selain menjadikan Arche sebagai raja.

“… Benarkah? Tidak bohong kan!??”

“Apa aku pernah berbohong?”

“Pernah ada sayuran di dalam camilan padahal katanya tidak ada…”

Kejadian tersebut sudah cukup lama sekali, namun ada satu saat ketika Silvia berusaha mati-matian untuk membuat Arche makan sayuran, dan akhirnya mencampur sayuran itu ke dalam camilan. Meskipun pada akhirnya Arche tidak menyadari rasanya, namun ia cukup terkejut dan menyesal ketika melihat sayuran yang ada di tempat makanannya.

“…Kapan ya? Kok aku tidak tahu??”

Silvia menunjukkan ekspresi seolah sedang berpikir dan mengingat-ingat. Seperti sebuah de javu.

(Begitu ya… Jadi Arche memang mirip dengan Silvia…)

Kyne akhirnya menyadari bahwa cara mengelak gadis itu merupakan pengaruh dari Silvia. Namun jika ia mengungkapkan hal ini, kemungkinan ledakkan akan mengarah kepadanya.

“Jangan berpura-pura! Aku punya daya ingat yang sangat bagus tahu…”

“Kalau begitu kenapa kamu bisa lupa sama yang kau katakan sendiri!?”

“Kyne terlalu detail… Dari dulu aku rasa sifat itu tidak baik…”

“Arche… Kamu tidak boleh bilang begitu…”

Kyne tersenyum dan menatap Sylvia. Ia sangat terkesan telah dibela oleh Silvia. Namun, kalimat selanjutnya memaksa Kyne untuk mengerti maksud gadis itu.

“Memang benar Kyne orangnya detail… dan banyak juga yang tidak suka dengan itu…”

“Iya kan??”

“Akan tetapi… Kehati-hatian seperti itu juga penting…. Iya kan Kyne??”

“Ah, ya. Itu benar.”

Jawabannya tak bersemangat. Semua ini karena mereka berdua saja yang terlalu bebas. Tentu saja Kyne hanya menyimpan keluhan itu dalam hatinya dan tidak mengucapkannya. Karena akan jadi lebih merepotkan lagi nantinya.

“…Tapi kenapa aku? Aku kan cuma Muma biasa… Aku bukanlah Dullahan seperti Kyne atau Elderlich seperti Silvia… Seorang Muma menjadi raja Iblis?? Aku takut.. Semuanya akan membenciku…”

Selama perjalanan mereka, Kyne telah berevolusi dari Living Armor menjadi Dullahan. Dan ia juga mendapatkan wajah yang rupawan seperti layaknya Arche dan Silvia. Dan Arche tak akan pernah bisa menang jika bertarung melawan mereka berdua. Sebaliknya, ia mungkin bahkan akan kalah telak, seperti biasanya.

Karena itu ia tidak percaya diri.

Karena itu ia takut.

Karena itu ia tidak mempercayainya.

“… Kalau begitu, mari kita lakukan sebuah ritual…”

“Ritual…?”

Setelah melihat Arche yang benar-benar enggan, Silvia pun mengajukan sebuah saran.

“Ya, sebuah ritual…. Mari kita buat sebuah ikatan… Kita berdoa, agar dimasa depan, tak peduli di mana pun kita berada, kita akan bisa berkumpul kembali…”

“Apa itu… Maksudnya bagaimana?”

“Meskipun kita telah menjadi Magic Stone.. Bahkan jika tubuh ini hangus dan tertelan… Semoga kita bisa selalu berkumpul kembali…”

“Aku masih tidak mengerti…”

Kyne yang masih mendengarkan di sebelahnya terlihat sangat tertarik dengan kata-kata itu. Monster seperti mereka membentuk ikatan seperti manusia?? Ia tidak terlalu suka meniru manusia, namun kata-kata Silvia terasa seperti menancap dalam hatinya.

“Maksudku… Mari kita membuat keluarga bertiga…”

“!? …Memangnya selama ini berbeda??”

” Maksudnya, kita akan jadi keluarga yang terikat lebih dalam lagi…”

“Mau!! Aku mau jadi keluarga yang terikat lebih dalam lagi!! Bagaimana caranya??”

Meskipun tidak mengungkapkannya dengan kata-kata, namun Kyne juga sangat penasaran. Sebab selama ini hubungan mereka hanya seperti terikat dengan benang yang sangat tipis. Sangat rapuh sampai-sampai membuatnya berpikir demikian. Banyak faktor yang membuatnya seperti itu mulai dari alasan mereka bertemu, atau perbedaan sudut pandang yang selalu berbeda pada setiap monster, namun tidak ada salahnya jika mereka bisa terhubung dengan ikatan yang lebih dalam.

“Apa Arche ingat tentang Dryad??”

“I-iya! Aku ingat! Orang-orang yang sepertinya hidupnya merepotkan itu!”

“Yah, memang kebiasaan mengakar mereka itu cukup merepotkan… tapi tidak ada di dunia ini yang lebih baik dalam menyampaikan perasaan cinta daripada mereka…… Benar kan?”

Mungkin itu adalah kebiasaan yang banyak merugikan, namun merupakan kebiasaan yang cocok untuk Dryad yang mencintai semua orang tanpa terkecuali. Ketika Silvia mengatakan itu, Arche pun dapat menerimanya.

“…Kesampingkan saja dulu bagian merepotkannya… Memangnya ada apa dengan Dryad?”

“Kita bisa melakukan ritual yang sama dengan menggunakan sihir… Jadi mari kita coba… Dengan ini Arche tidak akan takut lagi kan??”

TL Note : “Mengakar” itu adalah kebiasaan Dryad untuk bergabung dengan pasangannya, dan membuat mereka energi sihir mereka saling terkoneksi. Ada di volume 1, tapi gak ada di sini hikss..

“Kita bisa melakukannya!?”

Meskipun Arche mengatakan bahwa itu adalah kebiasaan yang merepotkan, tapi kini dia justru sangat semangat ketika mendengar mereka juga bisa melakukan itu. Ketika mengetahui mereka juga bisa melakukannya, maka tidak ada alasan untuk tidak melakukan ritual tersebut.

“Silvia… Apa benar kita juga bisa melakukannya?”

“Ya, kita bisa… tapi… Kita harus merahasiakan kalau kita melakukan ritual loh! Nanti akan ada yang menyalahgunakannya… Lagi pula ini juga termasuk kutukan, jadi akan berbahaya jika banyak yang menggunakannya…”

“Baik… Aku mengerti”

Arche menjawab dengan cepat, namun beberapa saat kemudian ia tersadar akan sesuatu. Karena dirinya lemah. Ia takut bahwa hal ini akan merepotkan mereka berdua. Hal ini membuatnya sedikit enggan. Akan tetapi, keinginannya untuk membuat ikatan di antara mereka bertiga membuatnya menghapus jauh-jauh pemikiran negatif itu.

“Karena ini waktu yang tepat, mari kita pikirkan nama keluarga kita juga…”

Normalnya eksistensi monster tidak memiliki nama keluarga sendiri. Hal ini dikarenakan hubungan di antara mereka cukup rapuh, dan tidak banyak yang memiliki keinginan kuat untuk membentuk keluarga.

“Boleh juga… Seperti keluarga sungguhan… Aku setuju…”

“A-Arche juga setuju!!”

“Oke… Kira-kira nama apa yang bagus ya…”

Silvia pun mulai memikirkan nama untuk keluarga mereka. Arche dan Kyne tetap diam seperti seekor anjing yang menunggu makanan dari majikannya.

“…Kalian berdua… Apa kalian ingat apa nama benua ini??”

“Aku tahu!! Isthar!! Aku tidak tahu siapa yang memulainya, tapi semuanya bilang begitu!!”

“Benar… Arche anak pintar ya…”

“Ehehe…”

Arche yang tersenyum itu dengan tenang menikmati belaian di kepalanya. Entah sejak kapan, tanpa sadar benua itu disebut dengan Isthar, dan tak hanya dikenal oleh para monster, namun juga oleh para manusia.

“Dalam bahasa dewa, keluarga disebut dengan Liqua… Karena kita akan menjalin ikatan keluarga yang dalam, maka mari kita pinjam kata-kata ini…”

“Memangnya boleh?? Mereka tidak marah??”

“Fufu… Kalau Arche tetap jadi anak baik, mereka tidak akan marah kok…”

“…Kalau begitu tidak masalah!! Arche akan jadi anak baik!”

Arche benar-benar semangat, dan benar-benar menuruti Silvia. Kyne yang menyaksikan percakapan ini merasa hatinya tenteram.

“Kalau begitu para dewa tidak akan marah… Jadi kita pinjam ya… Tapi sepertinya sulit untuk menyebutkan Liqua…. Bagaimana kalau kita singkat jadi lica?”

Mereka merasakan ada sesuatu yang hangat di dalam tubuh mereka dan tak tertahankan. Sebesar itulah arti perkataan Silvia bagi mereka.

“Kalau begitu sudah ditetapkan ya… Nama keluarga kita adalah…..”

Raja Iblis itu masih tidak bisa mempercayai dirinya sendiri. Mungkin hal ini disebabkan karena ia selalu memiliki kakak-kakak yang dapat diandalkan. Namun lebih dari itu, dia adalah sosok yang penakut.

Setelah kejadian itu, ia berhasil mendapatkan nama keluarga. Namun ia masih saja tidak bisa percaya diri. Akan tetapi, ia berhasil mendapatkan senjata terkuat bernama rasa tenang.

Dengan mempercayai keluarganya, ia mampu berdiri di singgasana raja Iblis.

Dan wilayah raja iblis pun terbentuk di benua Isthar ini.

Terima kasih telah berkunjung

Comments

Satu tanggapan untuk “Maseki Gurume Volume 6 Chapter 6”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *