Pengaturan Membaca

Font Style

  • Arima
  • Nunito
  • Corben

Font Size

Vol.09 - Ch.04.1
Strategi Perjodohan (part 1)

Diterjemahkan oleh: KuroMage pada 20 April 2022 .

Warning! The content is full of spoilers. Please buy the original novel to support the author.
Oh iya! Lanjutan Anime ada di volume 6 ya!!

Cedric merupakan seorang putra seorang pedagang sederhana di Kota Timur Serikat Ulbeth.

Masih muda, dan sehat, serta bakat berbisnis yang ia miliki juga tidak terlalu buruk. Ayahnya juga berpikir suatu saat akan mewariskan usaha yang ia miliki untuk anaknya ini suatu hari nanti. Selain beberapa hal kecil, dapat dikatakan pria itu menjalani kehidupan yang baik.

Namun, ada satu hal yang menjadi masalah pria itu. Sudah cukup lama sejak ia menginjak usia dewasa, namun ia masih memiliki istri.

“Yah, itu bukan hal langka di Ulbeth ini sih…”

Cedric menggerutu sambil menjaga toko. Dalam Serikat Ulbeth yang terdiri dari empat kota ini, berkat sejarahnya yang panjang, mayoritas penghuni negeri ini memiliki hubungan kekerabatan,

Tentu saja mungkin ada yang akan meragukan hubungan kekerabatan yang sudah cukup jauh. Namun, dalam hubungan kekerabatan yang masih dapat disebut dekat saja jumlahnya sudah cukup banyak.

Berkat itu, pernikahan menjadi masalah yang merepotkan di Ulbeth.

Pertama-tama, jika ada pasangan yang menurutmu baik, maka akan diselidiki secara mendalam mulai dari berasal dari kota mana, garis keturunannya seperti apa, bagaimana latar belakangnya, dan apakah ada musuh bisnis yang menjadi kerabatnya atau tidak. Selanjutnya adalah memeriksa kerabatmu sendiri. Apakah mereka tidak masalah jika dirimu menikahi pasangan pilihanmu itu. Jika tidak ada masalah apa pun, maka semuanya oke. Namun, dalam sebuah negeri di mana mayoritas penduduknya ini adalah kerabat, selalu saja ada yang menjegal.

Jika jumlah penolakannya terlalu banyak, maka gagal. Jika masih bisa di diskusikan, maka akan diusahakan untuk membujuk dan mendapatkan persetujuan. Lalu setelah menyelesaikan semua liku-liku ini, barulah kita dapat menikah.

Dengan kata lain, sungguh sangat merepotkan.

“Aku mulai muak dengan semua ini…”

Perasaan Cedric ini mungkin mewakili seluruh warga yang seusia dengannya.

Konyol. Tidak perlu mengkhawatirkan hal semacam itu, mungkin banyak di antara mereka memendam kalimat semacam itu.

Namun mereka tak bisa mengatakannya. Ada semacam aura di Ulbeth ini yang membuat mereka seakan tidak boleh mengucapkannya. Dan telah banyak contoh di masa lalu yang membuktikan bahwa hukum adat segera dijatuhi pada orang-orang yang berani mengabaikan aturan semacam ini.

Jika ada orang lain yang menyarankan Cedric untuk memiliki kebebasan dalam bercinta, dan menikah tanpa memedulikan aturan-aturan ini, rasa iri serta semua tekanan itu akan membuatnya memaki orang tersebut sebagai orang yang egois.

“Oh… ada tidak ya yang mau menghancurkan tradisi ini,,,”

Cedric berpikir bahwa Ulbeth saat ini seperti sebuah benang kusut yang tajam. Benang yang terlahir bersama Ulbeth dan mencekik orang-orang di dalamnya hingga tersiksa itu mungkin sudah tidak dapat lagi diuraikan oleh manusia.

Karena itu, ia sangat berharap adanya orang yang datang dan menghancurkan keadaan ini.

“Oi! Cedric!”

“Hm?”

Tiba-tiba, ayahnya datang mendekati etalase dengan terburu-buru.

“Ada apa sih pak?”

Meskipun ia bertanya, namun ketika melihat wajah ayahnya itu, ia samar-samar dapat menduga bahwa ini adalah berita baik. Mungkin ia telah menemukan mitra bisnis baru yang bagus.

“Bergembiralah! Perjodohan untukmu telah diputuskan!!”

Cedric pun refleks terjatuh dari kursinya.

***

“…Muncul pembicaraan pernikahan antara keluarga Udhar dan keluarga Junio?”

Ketika mendengar laporan mengejutkan dari bawahannya, Reijut pun mengerutkan keningnya.

“Ini aneh… Memang benar kedua keluarga itu memiliki pria dan wanita yang seusia, tetapi kerabat mereka seharusnya memiliki perselisihan…”

“Saya juga sempat berpikir demikian dan memeriksanya kembali, namun sepertinya itu bukan kesalahan… Sepertinya masih belum sepenuhnya diputuskan juga…”

“Hm…”

Untuk sesaat Reijut terdiam dan berpikir. Memang cukup mengejutkan ada diskusi pernikahan di antara kedua keluarga itu, namun yang lebih mengejutkan adalah bahwa ia tidak mengetahui pergerakan kedua keluarga itu sampai pada tahap ini. Di Serikat Ulbeth yang dapat dikatakan masyarakatnya saling mengawasi ini, jika seseorang mencoba menimbulkan gejolak, maka informasi itu akan cepat sampai ke telinga orang-orang berpengaruh seperti Reijut,

(Keluarga Udhar itu di Kota Timur, dia masih merupakan kerabat dekat Agata… Sedangkan keluarga Juino dari Kota Utara… Apa Agata sengaja berusaha untuk mencegah informasi ini bocor?)

Bagi orang yang berpengaruh, sangat penting untuk memasukkan banyak orang ke dalam faksi pendukung mereka. Terlebih Serikat Ulbeth adalah lingkungan yang tertutup, orang-orang penting ini setiap harinya akan saling berebut massa yang terbatas ini untuk menjadi pendukung mereka. Jika pendukung seseorang berpotensi berpindah kepada faksi lain akibat sebuah pernikahan, maka normalnya orang tersebut akan berusaha mencegahnya sekuat tenaga meski harus di injak-injak kuda sekalipun.

Dan pemikiran bebal semacam ini pun menyebabkan sulitnya pernikahan kaum muda di Serikat Ulbeth. Selain itu juga menyebabkan tren untuk sebisa menyembunyikan jalannya pembicaraan pernikahan.

“… Yah, terserah… Lagi pula seharusnya meskipun kedua keluarga itu menikah, tidak akan mempengaruhi kita…”

Meskipun ada sedikit perasaan yang mengganjal, namun Reijut memutuskan untuk mengabaikannya tanpa sempat mencari apa penyebabnya. Ia memang harus teliti jika diganggu, namun jika ia mencampuri urusan orang setiap saat, maka itu bisa menimbulkan kebencian tambahan. Menentukan prioritas yang tepat adalah sebuah kemampuan penting untuk seorang politisi.

“Mari kita ikut rayakan saja… kirim orang untuk mewakilkanku…”

“Permisi!”

Seketika ada bawahan lain yang masuk dengan terburu-buru.

“Kepala keluarga Ramanuchinu datang berkunjung! Beliau mengatakan ingin bertemu dengan Reijut-sama!”

“Hah? Keluarga Ramanuchinu? Aku tidak ingat ada agenda seperti itu hari ini?”

“Siap! Beliau mengatakan ingin meminta izin untuk pertunangan anaknya dengan putri keluarga Merme…”

Laporan itu membuat raut wajah Reijut berubah.

“Harusnya anak pertama keluarga itu sedang diam-diam mengatur pernikahan dengan putri kedua keluarga Barrash kan!?”

Berbeda dengan dua keluarga sebelumnya, meskipun tidak terlalu berpengaruh, keluarga Ramanuchinu ini adalah salah satu faksi pendukung Reijut.

(Meskipun begitu, kenapa dengan keluarga Merme?? Mereka kan orang timur!!)

Ini pengkhianatan serius. Tanpa sadar kemarahan telah membuat kepalanya hampir mendidih. Namun akal sehat Reijut berusaha untuk menahannya. Saat ini, yang terpenting baginya bukanlah melampiaskan kemarahan secara sembarangan, melainkan mencari jawaban atas rasa penasarannya mengenai penyebab terjadinya semua ini.

“Aku akan segera menemuinya… Di mana dia??”

“Beliau menunggu di ruang tamu…”

Reijut buru-buru bersiap dan meninggalkan ruangan. Menuju ke ruang tamu.

(…Pengkhianatan itu sendiri bukan masalah penting… Lagi pula mereka juga tidak terlalu berpengaruh… Dia akan cepat menghilang jika mendapat keuntungan sederhana… Masalahnya adalah sangat aneh aku tidak mendapatkan info mereka mendekati keluarga Merme… Meskipun diam-diam, selalu ada batasnya…. Apa lagi mereka sampai membicarakan pernikahan!!)

Pernikahan di Serikat Ulbeth ini membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan berbagai penyesuaian. Karena itu, tak peduli seberapa ketatnya mereka menyembunyikan hal itu, selalu saja akan bocor entah dari mana. Hal ini sudah seperti sebuah aturan yang mengakar. Namun Reijut sama sekali tidak memiliki berita tentang hal ini. Apa maksud keanehan ini?

(Apa ini hanya kebetulan? Meskipun dua berita pernikahan itu melibatkan Kota Timur? Mana mungkin!!)

Ini bukan hanya sebuah kebetulan. Jelas-jelas ini merupakan serangan dari Kota Timur untuk mengacaukan kami. Namun, metode yang digunakan tidak dapat dimengerti. Untuk apa sengaja mengungkapkan informasi yang telah disembunyikan.

(… Tidak, bagaimana jika pemikiran ini salah?)

Sebuah kemungkinan muncul dalam benak Reijut. Jika itu memungkinkan, maka semua itu akan menjadi jawaban dari situasi ini.

Akan tetapi, apakah semua itu benar-benar memungkinkan? Apa bisa melakukan hal yang tidak pernah bisa dilakukan oleh siapa pun di kota ini? Jika memang bisa, maka….

“Reijut-sama!”

Tepat sebelum tiba di ruang tamu, bawahan yang lain berlari terburu-buru ke arah Reijut.

“Baru saja ada berita! anak Keluarga Clive dari kota timur bertunangan dengan anak dari keluarga Venacle dari kota barat!”

“…!”

Hubungan kedua keluarga itu sangat terkenal dengan kerumitannya. Meskipun mereka berada di faksi Agata dan Oleom, namun karena tidak bisa disentuh, kedua keluarga itu nyaris di abaikan.

(Dan tiba-tiba bertunangan…. Sulit untuk mempercayainya, tapi ini sudah tidak diragukan lagi!!)

Orang yang mengatur semua ini bukannya ingin menyembunyikan informasi. Menyelesaikan masalah yang selama ini dikenal membutuhkan waktu lama, dalam waktu singkat sebelum informasinya meluas.

(Lalu, dia mengurai benang kusut yang telah lama menjerat Ulbeth!!)

***

Singkatnya, seperti potongan puzzle ya, begitulah yang Ninim pikirkan dalam benaknya. Sahabat, kenalan, kerabat, kolega, mitra bisnis, dan lain-lain. Di dalam Serikat Ulbeth yang tertutup ini, dengan segala jenis hubungan antar manusia yang dimilikinya, rakyat menjadi potongan-potongan puzzle yang sangat rumit.

Tentu saja tidak akan ada orang yang akan saling cocok tanpa melakukan apa pun. Jika ada lawan yang terlihat cocok, manusia tidak punya pilihan lain selain menghabiskan banyak waktu untuk saling membentuk, dan saling mencocokkan, agar dapat hidup berdampingan.

Namun kesulitan dalam melakukan hal itu, masih tidak sebanding dengan negara lain, sehingga banyak orang-orang menyerah dan mengabaikan proses ini. Begitulah keadaan Serikat Ulbeth saat ini.

Menganggap semua ini adalah hal konyol mungkin disebabkan karena gadis itu berasal dari negeri lain. Meskipun mengerti bahwa diri mereka tersiksa, namun banyak dari mereka menganggap Ulbeth adalah tanah kelahiran, dan tanah tempat kembali mereka. Maka tidak mungkin mereka menganggap remeh hukum tradisional di sana.

Yang mungkin bisa melakukan itu, hanyalah orang memiliki kemampuan dan semangat dan tidak dilahirkan di tanah ini, tidak berencana tinggal di tanah ini, bahkan tidak berniat sedikit pun untuk menghormati aturan di tanah ini.

Dan Wein Salema Alvarest dengan memenuhi semua kriteria itu.

“Selanjutnya, kita keluarkan putra ketiga keluarga ini… Siapkan suratnya… Karena pada saat yang sama kita juga harus berbicara dengan banyak keluarga yang ada di Kota Utara terkait perjodohan, jadi sekalian cari tempatnya… Setelah kita berhasil mendapatkan keluarga Juino, seharusnya tidak akan ada yang protes…. Oh! Sepertinya orang barat ini cukup pas dari segi usianya, mari kita libatkan… Kamil, aku minta berkas detail tentang dia…”

Menjalankan strategi perjodohan. Sejak Wein menyatakan demikian, kaki tangan Agata dibuat kewalahan dengan semua instruksi Wein.

(Kalau begini… Kita jadi tidak tahu siapa tuan rumahnya…)

Sambil menyaksikan Wein yang memberikan satu demi satu instruksi, Ninim merasa kagum dalam hatinya. Namun itu tidaklah mengherankan. Sebab semua orang juga dapat dengan jelas melihat bahwa meskipun ini adalah mansion milik Agata, namun Wein lah yang menjadi pusatnya.

Tentu saja para bawahan Agata itu mengikuti Wein tidak lain karena diperintah Agata. Namun meskipun begitu, tidak diragukan lagi bahwa bawahan Agata terpesona dengan Wein.

(Padahal metodenya cukup sederhana…)

Seperti apa yang Ninim pikirkan, tidak banyak trik yang diterapkan dalam strategi bernama Strategi perjodohan ini.

Yang dilakukan Wein hanyalah membaca berkas yang telah disiapkan oleh pihak Agata, mempertimbangkan keadaan pria dan wanita lajang yang tinggal di Serikat Ulbeth, mencari pasangan yang cocok, kemudian memberikan rekomendasi pernikahan. Hanya itu saja.

Yang mengerikan adalah tingkat akurasi dan kecepatannya.

Bagi mereka-mereka yang masih melajang, mereka begitu bukan karena mereka ingin. Kebanyakan mereka disebabkan karena terjebak berbagai macam kondisi. Namun Wein dapat mengetahui situasi mereka, dan menentukan pasangan yang tidak akan menjadi masalah sambil bersenandung.

Orang lain tidak akan bisa melakukannya. Bahkan Ninim sekalipun akan membutuhkan banyak waktu untuk melakukannya. Meskipun begitu Wein, walau dapat dikatakan ia bisa melakukannya berkat adanya berkas yang lengkap, saat ini ia sudah memberikan rekomendasi pernikahan kepada lebih dari tiga puluh pasangan. Sebuah bakat langka membuatnya seperti menemukan butiran emas setiap detik di pasir pantai.

“…Sepertinya Wein masih bisa bekerja sebagai mediator pernikahan setelah pensiun menjadi pangeran ya…”

Ninim berbicara ketika untuk sementara orang-orang telah pergi, dan Wein hanya tertawa.

“Padahal alasan kita bisa melangkah sejauh ini adalah karena orang-orang negeri ini telah haus akan pernikahan…”

Normalnya, pernikahan di Serikat Ulbeth itu sulit. Karena itu, begitu ada kesempatan semua orang melompat pada kesempatan yang ditawarkan. Begitu kata Wein.

“Tetap saja, jumlah ini sangat mengejutkan… Sudah lihat ruangan yang lain? Sudah penuh karena tidak ada tempat lagi untuk meletakan pakaian dan aksesori pernikahan yang telah kita siapkan loh…”

Jika akan menikah, tentu perlu diadakan upacara pernikahan. Namun karena akan membutuhkan waktu untuk mengumpulkan pihak-pihak yang menikah dari awal. Maka mereka telah menyiapkan set perlengkapan upacara pernikahan untuk di sewakan.

“Bukannya itu terlalu banyak? Aku hampir tenggelam dalam gaun saat ingin merapikannya…”

“Lebih baik daripada kita kekurangan… Karena kita mengumpulkannya terlalu mendadak, kita tidak bisa terlalu memperhatikan kualitasnya… karena itu, lebih baik jika kita memiliki beberapa pengganti untuk keadaan darurat… Daripada itu, bagaimana kalau Ninim mencobanya untuk menguji kualitasnya?”

“…..”

Ninim tiba-tiba mengeluarkan sebuah topeng entah dari mana, dan mengenakannya di wajahnya.

“Ei”

“Gyaa”

Wein pun mengerang saat mendapat pukulan dari Fram-chan si gadis bertopeng.

“Aku tidak akan mengatakan siapa orangnya, tapi aku sedang kerepotan karena majikanku tidak punya kepekaan…”

“Eh? Apa tadi aku mengatakan sesuatu yang aneh??”

“Jelas…”

Sepertinya aku mengatakannya?

Wajah Wein seakan mengatakan begitu, Ninim pun melepaskan topengnya.

“Aku menahan diri untuk tidak memakainya… Itu bisa mengurangi rasa bersyukurku saat tiba waktu sebenarnya untuk memakainya…”

“Begitukah?”

“Begitulah”

Kalau begitu apa boleh buat, gumam Wein. Kemudian Ninim pun mengembalikan topik pembicaraan.

“Jadi Wayne, jika kita terus menengahi masalah pernikahan seperti ini, kita akan memperkuat faksi kota timur, apa tidak masalah?”

“Tidak, bersamaan dengan itu, kita akan mulai tahap kedua…”

Tahap kedua. Ninim sudah mendengar penjelasan tentang itu.

“Tahap pertama adalah menambahkan orang-orang dari kota lain yang terjangkau ke dalami faksi Agata dan meningkatkan kekuatan Kota Timur… Tahap kedua adalah mempercepat pernikahan antar keluarga di kota Selatan dan Barat, kalau tidak salah begitu kan?”

Sejak awal, terlalu sedikit hubungan yang dimiliki untuk bisa terlibat dalam hubungan antara Kota Barat dan Kota Selatan. Oleh karena itu, Wein terus menerus menciptakan pernikahan dan perjodohan mulai dari kalangan pedagang biasa, dan membangun fondasi untuk mengganggu orang-orang berpengaruh di Kota Barat dan Kota Selatan.

Namun, ada satu pertanyaan yang membuat Ninim penasaran.

“Tapi kalaupun berhasil, bukankah hubungan antara Kota Barat dan Kota Selatan juga akan menjadi semakin kuat?”

“Benar… Karena itu kita harus sebisa mungkin mengganggu keseimbangannya…”

kata Wein.

“Karena Reijut sepertinya kurang menguasai faksi, jadi sebaiknya pernikahan didominasi oleh Kota Barat tempat Oleom berada… Di tengah kewaspadaan terhadap menguatnya faksi timur, dan diambilnya orang-orang berpengaruh di faksi oleh Kota Barat, kira-kira apa yang akan dilakukan oleh kota Selatan?”

“Pengkhianatan, pemberontakan… setidaknya mereka tidak akan berada dalam perasaan yang baik kan?”

“Kemudian, saat kita sedang membuat Barat dan Selatan sibuk, kita akan terus memperkuat kota timur dengan pernikahan…”

Potongan puzzle yang terbentuk karena dilema dalam Serikat Ulbeth. Semua itu hanyalah sekumpulan nada yang belum tersentuh bagi Wein.

Selagi orang-orang berpengaruh lain terkejut, Wein terus menerus menyambungkan kepingan-kepingan puzzle, dan mengisi papan sesuai dengan keinginannya.

“Jika rencana ini berjalan lancar, suatu saat nanti di Serikat Ulbeth ini, baik orang berpengaruh maupun orang biasa, tidak akan ada yang tahu dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan dengan siapa mereka harus bersaing…”

Benang tajam yang telah kusut. Sebagian besar tidak tahu lagi harus mengurainya dari mana, bahkan para orang penting pun hanya mampu memegang sebagian ujungnya sambil terlilit.

. Bahkan orang-orang di ibu kota timur yang mengikuti instruksi Wayne tidak mengambil gambar secara keseluruhan. Namun, hanya di hadapan Wein, semua kekusutan itu lepas.

Dan di atas semua itu, ia…

“Ubah masalah dalam negeri Ulbeth, menjadi kode yang hanya bisa dipecahkan olehku…”

Ia berniat membuat benang kusut itu, menjadi tragedi yang menyeluruh, dalam, dan tak dapat terelakkan.

“Semua orang akan menantikan pendapatku tentang apa yang harus mereka lakukan… Dengan itu… Apa pun yang sedang di rencanakan Agata tidak ada urusannya…Tak peduli di kota mana pun, akulah yang berkuasa… Itulah tahap akhir dalam rencana ini…”

Jika ini adalah negara lain, mungkin mereka akan dengan cepat pulih. Namun Ulbeth tidak bisa melakukannya. Dalam tatanan masyarakat yang saling mengawasi, penyimpangan itu sering kali berhubungan langsung dengan pengecualian. Untuk melindungi diri, mereka harus mematuhi aturan, dan untuk mematuhi aturan, mereka tidak punya pilihan lain selain berlutut di depan Wayne.

“…Sepertinya mereka akan kerepotan kalau tidak ada Wein ya…”

“Mungkin…”

Dan Wein, satu-satunya orang yang menggenggam kunci harta karun tersebut dengan lantang berkata…

“Tapi aku sama sekali tidak akan merasa kerepotan!!!”

Itulah dia.

Mode tak terkalahkan di mana tak peduli separah apa pun ia mengacau di Serikat Ulbeth, ia hanya perlu lari kembali ke Natra jika keadaan menjadi darurat. Ninim merasa lega sebagai seorang pelayan, namun sebagai sesama manusia, ia sedikit meragukan tindakan tuannya itu.

“Yah, tapi secara realistis, untuk sampai ke titik itu, masih ada beberapa rintangan yang harus kita lalui…”

“Benar sih.. Kekhawatiran kita saat ini mungkin masalah keuangan ya?”

Dalam membentuk pernikahan, Wein menggunakan surat undangan dan pertemuan untuk membujuk target. Namun bukan berarti semua bisa diselesaikan hanya dengan itu. Beberapa di antaranya ada yang meminta uang dan persediaan barang. Selain itu, ada juga beberapa yang tidak memiliki dana pernikahan. Pengumpulan dana diperlukan untuk membujuk orang-orang semacam itu.

Dan Wayne, yang hanya seorang turis tidak memiliki uang sebanyak itu, dan sebagian besar di danai oleh Agata. Memang menyenangkan untuk bisa menghabiskan uang orang lain, namun bukan berarti itu tidak akan ada habisnya.

“Untuk menyiapkan lokasi perjodohan juga membutuhkan biaya sih… Kalau begini terus kita akan segera melebihi anggaran yang dimiliki Agata loh…”

“Sebenarnya aku tidak masalah jika melebihi anggaran atau bahkan membuatnya bangkrut..”

Sebab itu hanyalah dompet orang lain.

“Kalau Agata dengar, dia pasti akan marah…”

Iya ya? Wein pun tertawa.

“Yah, Aku punya ide soal dana itu…”

“Bagaimana?”

“Kita tinggal tarik saja dari Kota Barat dan Selatan yang punya uang…”

Ninim mengerutkan keningnya ketika mendengar jawaban itu. Memang benar jika Kota Selatan dan Kota Barat yang sedang berkembang pesat itu memiliki sumber pendanaan yang baik. Namun, kedua kota tersebut saat ini sedang bermusuhan, bagaimana cara menarik uang mereka?

Wein pun melanjutkan perkataannya seolah menjawab rasa penasaran Ninim.

“Yah, kita hanya perlu melakukan sedikit bisnis…”

Kemudian pintu ruangan pun diketuk.

“Permisi, Pangeran Wayne”

Yang muncul adalah Kamil, bawahan Agata.

“Sesuai instruksi, saya membeli dan mengumpulkannya dengan sisa anggaran yang ada…”

Ninim keheranan, namun seketika gadis itu menyadari sosok bayangan yang ada di belakang Kamil. Sesaat setelah Ninim mengenali siapa pemilik dari bayangan itu, mata Ninim terbuka lebar.

[Ilustrasi]

Bayangan itu adalah miliki seorang budak, yang Ninim lihat kala itu.

“… Wein, ini!?”

Wein hanya tersenyum melihat Ninim yang terkejut.

***

“Cedric! Cepat!”

“Aku tahu!!”

Cedric, yang merupakan putra seorang saudagar sederhana, sedang berjalan sambil membawa barang bawaan yang cukup besar dan diteriaki oleh ayahnya yang tidak sabar.

“Ah sial!! Kenapa ada banyak tanjakan di daerah ini!!”

“Jangan merengek! Waktu aku masih muda juga sering bolak-balik lewat sini…”

“Kalau aku jadi pedagang besar nanti, aku akan beli tanjakan-tanjakan ini dan meratakannya!!”

“Begitu dong, semangat!! Itu lihat barangmu tergelincir! Pastikan untuk tidak menjatuhkannya loh!”

Setelah dimarahi, Cedric buru-buru kembali membawa barang bawaannya. Ia dapat merasakan bahwa tangan dan kakinya sudah mulai kelelahan.

“Ya ampun… Bukankah ini terlalu sibuk!!”

Seperti yang ia katakan, belakangan ini Cedric sangat sibuk. Ia berkeliling kota Muldu sambil membawa barang, dan terkadang ia juga sampai ke kota lain. Sangat kontras dengan beberapa waktu lalu di mana waktunya sangat luang di toko.

Jika saja hanya dirinya yang sibuk, ia mungkin sudah mengajukan beberapa keluhan sarkas kepada ayahnya. Namun kenyataannya ayahnya juga sama sibuknya dengan dirinya. Bahkan saat ini, ayahnya juga sedang membawa barang bawaan yang kurang lebih sama dengan yang ia bawa.

“Terima saja, semua ini juga demi dirimu, Cedric”

“Aku bilang aku tahu!!”

Kata-kata “demi dirimu” ini sudah sering kali disebutkan oleh ayahnya. Namun kali ini, ia tidak punya pilihan lain selain mengakuinya. Karena tidak salah lagi, memang semua ini untuknya.

“Kalau demi pernikahan yang harmonis, aku rela melakukannya kalau cuma ini!”

Perjodohan dirinya telah ditentukan.

Ketika mendengar hal ini beberapa hari yang lalu, Cedric sempat mengira ini hanyalah lelucon. Sebab ayahnya berkata, “aku tidak terlalu mengerti, tapi tiba-tiba muncul pembicaraan itu”. Benar-benar mencurigakan.

Namun, ketika ia memeriksanya lagi, sepertinya memang benar bahwa perjodohan untuk dirinya telah ditentukan, dan ini membuatnya terjatuh dari kursi untuk kedua kalinya. Kemudian setelah berbagai hal terjadi, tibalah hari perjodohan itu.

Gadis yang akan dijodohkan dengan pria yang mudah gugup sepertinya adalah seorang gadis yang usianya hampir sama, dan sama gugupnya dengan dirinya. Meskipun perjodohan ini diawali dengan pertemuan yang canggung, namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak tawa di antara mereka.

Setelah mendapatkan beberapa kali kesempatan untuk berbicara dengan gadis yang dijodohkan itu, akhirnya ia sampai pada keputusan bahwa “mungkin gadis ini adalah…”.

“Kalau begitu yang harus kita lakukan selanjutnya adalah membujuk kerabat!”

Di serikat Ulbeth, sudah menjadi kebiasaan untuk berdiskusi dengan kerabat utama terlebih dahulu sebelum melakukan pernikahan. Entah masalah apa yang akan muncul nantinya jika ia berani mengabaikan hal ini.

Dan kesibukan Cedric saat ini disebabkan oleh kunjungan kepada kerabat-kerabat utamanya.

“Oh, sudah kelihatan! Itu dia rumahnya!”

“…Jangan-jangan.. yang ada di ujung tanjakan curam itu??”

“Benar. Bersemangatlah! Kalau kau sampai menjatuhkan oleh-olehnya, aku akan menyuruhmu lari pulang dan mengambil gantinya loh!”

“Fugigigi…!”

Cedric mulai mendaki jalan menanjak sambil menggertakkan giginya.

“Ah sial!! Pak! Ayo kita sewa orang atau beli budak!!”

Cedric berkata demikian sambil terus berjalan menanjak.

“Memalukan… Ini adalah pernikahanmu.. Jadi berjuanglah sedikit..”

“Bukan begitu! Kalau soal pernikahan, aku akan berusaha sendiri seperti kata bapak! Tapi ada pembicaraan tentang nanti akan membuat bisnis baru dengan kerabat dari calonku itu kan? Kita berdua saja tidak akan cukup…”

“Oh, soal itu… Aku juga berpikir begitu…”

“Apa ada masalah?”

Ketika ditanya anaknya, ia pun menjawab dengan sedikit kebingungan.

“Entah bagaimana… sepertinya sudah dibeli lebih dulu…”

***

Terima kasih telah berkunjung

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *